Shahbaz Sharif Terpilih Jadi PM Baru, Gejolak di Pakistan Belum Usai
Terpilihnya Shahbaz Sharif sebagai Perdana Menteri Pakistan diwarnai pemogokan anggota parlemen dari partai PM terguling, Imran Khan. Tekanan ekonomi dan sosial menjadi pekerjaan rumah besar Sharif.
Oleh
ROBERTUS BENNY DWI KOESTANTO
·4 menit baca
ISLAMABAD, SENIN - Parlemen Pakistan pada Senin (11/4/2022) memilih anggota parlemen oposisi, Shahbaz Sharif, sebagai perdana menteri baru negara itu. Terpilihnya Sharif diwarnai pemogokan anggota parlemen dari partai perdana menteri terguling, Imran Khan. Tekanan ekonomi dan sosial menjadi pekerjaan rumah besar Sharif di masa pemerintahannya.
Shahbaz Sharif terpilih dengan 174 suara mendukungnya setelah lebih dari 100 anggota parlemen dari Partai Keadilan Pakistan mogok di tingkat Majelis Nasional sebagai bentuk protes. Sharif sendiri adalah satu-satunya calon kuat pengganti PM Khan. Sharif adalah saudara dari mantan PM Nawaz Sharif. Namun dengan terpilihnya Sharif sebagai PM baru Pakistan belum menjamin jalan damai bagi negara itu. Masalah ekonomi telah membawa keresahan bagi warga, termasuk inflasi yang tinggi dan krisis energi.
Masalah ekonomi yang berat itu diakui sendiri oleh Sharif usai terpilih sebagai PM. Dalam pidatonya setelah memenangkan pemungutan suara parlemen untuk posisi PM baru, ia mengatakan bahwa pemerintahan PM Imran Khan salah dalam mengelola ekonomi. Ia mengatakan pemerintahannya bakal dihadapkan pada tantangan besar untuk mengembalikan pengelolaan negara itu pada jalur yang seharusnya. Ia mencatat, Pakistan sedang dihadapkan pada defisit anggaran dan defisit transaksi berjalan terbesar dalam sejarah.
Shahbaz (70) adalah adik dari Nawaz Sharif. Nawaz pernah menjabat sebagai PM Pakistan sebanyak tiga periode, yaitu 1990-1993, 1997-1999, dan 2013-2017. Shahbaz sendiri berpengalaman menjabat posisi menteri besar Negara Bagian Punjab. Ia dikenal sebagai politisi yang cekatan dan sering melakukan inspeksi mendadak untuk memeriksa kinerja staf pemerintahan di lapangan. Shahbaz juga berhasil membangun jalur bus terintegrasi di Punjab yang merupakan jalur bus metro pertama di Pakistan.
Sebagai mantan oposisi, pemerintahan PM Shahbaz Sharif akan didukung oleh parlemen yang menguasai mayoritas tapi tidak mutlak. Partai Sharif didukung 174 anggota parlemen, jumlah yang tetap cukup untuk meloloskan undang-undang di Majelis Nasional yang total terdiri dari 342 kursi. Namun, posisi itu tetap belum aman, khususnya jika pengikut Khan turun ke jalan. Hal itu telah ditekadkan Khan dan para pendukungnya pascapenggulingan Khan. Jika hal itu terjadi maka akan ada tekanan tambahan pada parlemen dan memperdalam krisis di Pakistan.
Khan adalah mantan bintang kriket. Ia berkuasa selama tiga tahun delapan bulan dengan ciri ideologi Islam konservatif. Dia digulingkan pada Minggu (10/4) setelah parlemen menyatakan mosi tidak percaya atas pemerintahannya. Khan digulingkan setelah ditinggal oleh sekutu partainya dan mitra koalisi utamanya.
Usai digulingkan, Khan mengumpulkan ratusan ribu pendukungnya pada Minggu malam untuk memrotes penggulingannya. Ia menyatakan pemerintahan baru Pakistan sebagai pemerintahan yang dipaksakan. Di kota-kota di seluruh Pakistan, para pendukung Khan berbaris, mengibarkan bendera partai dan bersumpah akan tetap mendukung Khan. Kalangan pemuda yang menjadi tulang punggung pendukung Khan mendominasi kerumunan.
Khan juga menuntut pemilihan lebih awal dari jadwal yang telah dijadwalkan. Pemilihan umum tidak akan digelar sebelum Agustus 2023. Untuk mewujudkan desakannya, Khan antara lain memanfaatkan sentimen anti-Amerika di Pakistan. Ia menuduh Washington berkonspirasi dengan lawan-lawannya untuk menggulingkannya. Teori konspirasinya bergema di kalangan kaum muda Pakistan yang kemudian menjadi basis utama pendukungnya. Mereka adalah kalangan yang sering melihat perang Washington melawan teror pasca serangan teror 11 September 2001 silam.
Drama politik Pakistan dimulai pada 3 April lalu ketika Khan menghindari mosi tidak percaya awal yang diminta oleh oposisi dengan tuntutan membubarkan parlemen dan mengadakan pemilihan umum dini. Pihak oposisi, yang menuduh Khan telah salah dalam mengurus ekonomi, mengajukan banding ke Mahkamah Agung. Setelah empat hari musyawarah, pengadilan memerintahkan parlemen diberlakukan kembali dan mosi tidak percaya dilanjutkan. Sesi-sesi parlemen secara maraton digelar sejak akhir pekan lalu dan berujung dengan penggulingan Khan dari posisinya pada Minggu pagi.
Khan mengklaim oposisi berkolusi dengan Washington untuk menggulingkannya. Tuduhannya itu didasarkan pada pilihan kebijakan luar negerinya yang independen yang menguntungkan China dan Rusia. Dia juga dikritik atas kunjungan yang dia lakukan pada 24 Februari lalu ke Mokswa. Kala itu dia mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin tepat di hari Rusia menginvasi Ukraina.
Departemen Luar Negeri AS telah membantah terlibat dalam politik internal Pakistan. Koalisi oposisi di Pakistan terdiri dari partai-partai yang mencakup aspek kesenjangan politik, dari partai kelompok sayap kiri ke kanan radikal. Dua partai terbesar adalah Liga Muslim Pakistan, dipimpin oleh Shahbaz Sharif, dan Partai Rakyat Pakistan, yang diketuai bersama oleh putra dan suami mantan PM Benazir Bhutto. Di Pakistan, beberapa keluarga kaya dan berkuasa telah mendominasi politik selama beberapa dekade, dengan kekuasaan paling sering bergantian antara kubu Sharif dan Bhutto.
Nawaz Sharif digulingkan oleh Mahkamah Agung pada tahun 2015 setelah dinyatakan bersalah lewat apa yang diungkap dan dimuat di Panama Papers. Panama Papers adalah kumpulan dokumen keuangan rahasia. Dokumen itu bocor, isinys menunjukkan bagaimana beberapa orang terkaya di dunia menyembunyikan uang mereka dan melibatkan firma hukum global yang berbasis di Panama. Nawaz pun kemudian didiskualifikasi oleh Mahkamah Agung Pakistan dari jabatannya. (AP/AFP)