Lavrov Temui Retno di Tengah Upaya Rusia Rangkul Luar Eropa
Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi dan Menlu Rusia Sergey Lavrov bertemu di sela-sela pertemuan negara-negara tetangga Afghanistan yang digelar China.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Rusia mengintensifkan pendekatan dengan negara-negara di luar Eropa Barat dan Amerika Utara. Pendekatan itu antara lain dilakukan terhadap pemilik 21 persen produk domestik bruto global.
Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengungkap pertemuan Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi dan Menlu Rusia Sergey Lavrov, Rabu (30/3/20220), di Tunxi, China. Retno dan Lavrov bertemu di sela-sela pertemuan negara-negara tetangga Afghanistan yang digelar China. Selain bertemu secara bilateral dengan Retno, Lavrov juga bersua, antara lain, dengan Menlu China Wang Yi dan Menlu Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim al-Thani.
Retno dijadwalkan memaparkan hasil lawatannya ke China pada Kamis (31/3/2022) ini. Kedubes Rusia di Jakarta tidak mengungkap informasi selain bahwa ada pertemuan antara Retno dan Lavrov itu.
Dalam pernyataan di Doha pada Senin (28/3/2022), Retno menyebut ada sejumlah rencana pertemuan bilateral di Tunxi. Walakin, hanya pertemuan dengan Wang Yi yang diungkapnya saat itu. Beberapa jam sebelum pernyataan Retno di Doha, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menyebut Retno dan Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim al-Thani mendapat undangan khusus dari Wang Yi.
Sementara Rusia diundang dalam kapasitas sebagai tetangga Afghanistan. Wang Yi juga dilaporkan mengundang Menlu Myanmar versi junta militer, Wunna Maung Lwin.
Di Doha, Retno antara lain bertemu Menlu Arab Saudi Faisal bin Farhan. Beberapa waktu lalu, Faisal dan Lavrov berbincang lewat telepon. Pada awal Maret 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin ditelepon Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS).
MBS dan Faisal sama-sama menawarkan kesiapan Arab Saudi menjadi penengah untuk perdamaian Rusia-Ukraina. Sejak perang meletus, Riyadh juga menahan diri dari mengecam Moskwa. Bahkan, MBS dilaporkan menolak telepon Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang ingin membahas dampak perang Ukraina.
Berlanjut ke India
Dari China, Lavrov dijadwalkan bertandang ke India. Sejak Rusia menyerbu Ukraina pada 24 Februari 2022, China dan India menahan diri mengecam Rusia. Bahkan, India mengabaikan ancaman sanksi dari AS terkait perang Ukraina. Washington mengancam menjatuhkan sanksi kepada New Delhi jika tidak menjauhi Moskwa.
Menurut lembaga analisis perdagangan Kpler, lima kapal tanker Rusia dengan 6 juta barel minyak mentah berangkat ke India pada awal Maret. Kapal-kapal itu dijadwalkan tiba pada April 2022. Dalam sejumlah laporan disebut, New Delhi mendapat diskon dari Moskwa untuk pembelian minyak itu.
Afrika Selatan, Brasil, hingga Turki juga menolak mengecam serbuan Rusia. Bahkan, Turki telah beberapa kali menjadi lokasi perundingan Rusia-Ukraina.
Pekan lalu, Lavrov dilaporkan menerima duta besar Brasil, India, China, dan Afrika Selatan di Moskwa. Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, pertemuan itu menguatkan BRICS, demikian nama kelompok negara berkembang itu, sebagai forum ekonomi global.
BRICS mengendalikan 23 persen produk domestik bruto global dan terdiri dari 40 persen populasi global. Adapun lewat pertemuan di China dan India, Lavrov mendekati tiga negara pemilik 21 persen PDB global dan didiami 2,9 miliar dari 7,9 miliar penduduk bumi. Negara itu adalah China, India, dan Indonesia.
Wang Wenbin menyebut, persahabatan Beijing-Moskwa tidak mengenal batas. China-Rusia sama-sama berhasrat pada kedamaian dan kedamaian global serta menolak upaya hegemoni kelompok tertentu. Beijing-Moskwa akan terus bersama mendorong dunia yang multipolar dan tatanan internasional yang lebih demokratis. Wang menggunakan istilah yang dipakai Putin dan Presiden China Xi Jinping kala bersua di Beijing pada Februari 2022. (AFP/REUTERS)