Saat Hewan Piaraan Telantar Ditinggal Warga Hong Kong di Tengah Pandemi
Lebih dari 100.000 orang di Hong Kong telah meninggalkan wilayah itu tahun ini karena wabah Covid-19. Mereka meninggalkan hewan-hewan peliharaan karena terbatasnya penerbangan dan peliknya aturan.
Oleh
ROBERTUS BENNY DWI KOESTANTO
·4 menit baca
Kebijakan ”nol-Covid-19” menampilkan sisi lain kehidupan di Hong Kong. Hewan-hewan piaraan telantar karena ditinggalkan para pemiliknya yang memilih hengkang dari wilayah itu guna menghindari wabah Covid-19.
Eva Sit tampak sibuk di lembaga Penyelamatan Anjing Hong Kong pada suatu siang, tengah pekan ini. Ia memanggil Cassius dan Roxy, dua anjing jenis ras campuran penghuni baru di tempat penampungan hewan telantar itu. Cassius yang ramah dan konyol dan Roxy si pemalu ditinggalkan para pemiliknya yang pergi mengungsi dari Hong Kong di tengah pandemi Covid-19.
Sit dan rekan-rekannya harus berjibaku beberapa pekan terakhir di tempat penampungan itu. Data Pemerintah Hong Kong menunjukkan, lebih dari 100.000 orang telah meninggalkan pusat keuangan global itu tahun ini. Di saat sebagian besar dunia sedang belajar untuk hidup berdampingan dengan Covid-19, mayoritas penduduk Hong Kong semakin frustrasi terhadap kebijakan tanpa toleransi atau ”nol-Covid-19” atas pandemi.
Maskapai-maskapai penerbangan telah memangkas jumlah penerbangan ke dan dari Hong Kong karena persyaratan karantina yang ketat. Mereka yang ingin terbang dengan hewan peliharaan menghadapi lebih sedikit pilihan, daftar tunggu lebih panjang, dan biaya hingga puluhan ribu dollar AS. Dengan kondisi itu, banyak warga yang memilih untuk meninggalkan hewan peliharaan mereka. Tempat-tempat penampungan anjing pun kewalahan menerima lonjakan jumlah hewan. ”Jumlah anjing di penampungan melonjak karena banyak pemilik anjing yang menelantarkan anjing mereka setelah pindah. Saat pandemi Covid-19 lebih sulit dari masa sebelumnya untuk bepergian dengan hewan peliharaan Anda,” kata Sit.
Cassius dan Roxy dibawa ke tempat penampungan pada 3 Maret lalu oleh seorang asisten rumah tangga. Majikan sang pembantu itu memilih terbang pulang ke negara asalnya, Inggris, beberapa waktu lalu. Majikan itu kemudian bahkan memutuskan untuk tidak kembali ke Hong Kong. ”Ketika asisten itu datang untuk menurunkan mereka, dia menangis sangat keras karena jelas dia sangat mencintai mereka,” kata Sit. ”Dia telah merawat mereka sejak kecil. Namun, itu bukan tanggung jawab dia, melainkan majikannya yang harus bertanggung jawab.”
Tidak ada jumlah resmi hewan peliharaan yang ditinggalkan di Hong Kong. Jumlah sertifikat kesehatan hewan yang dikeluarkan pemerintah melonjak menjadi hampir 9.000 pada 2021 dari sekitar 3.700 pada 2020. Departemen Pertanian, Perikanan, dan Konservasi menyatakan, sekitar 1.500 sertifikat tersebut telah diterbitkan dalam dua bulan pertama tahun ini. Dokumen itu diperlukan agar pemilik hewan peliharaan dapat membawa serta hewan peliharaan mereka di perjalanan.
Pet Export Vet, agen perjalanan hewan peliharaan di Hong Kong, menerima tiga hingga empat kali lebih banyak pertanyaan dalam dua sampai tiga bulan terakhir. Perusahaan itu untuk sementara berhenti menerima pemesanan karena lonjakan dan situasi pandemi Covid-19. Ferndale Kennels and Cattery, agen sejenis lainnya, masih menerima pemesanan, tetapi mengatakan biayanya tinggi sekali. Perusahaan itu berdalih pengaturan perjalanan semakin kompleks akibat jadwal penerbangan yang tidak stabil.
Sepanjang Maret ini jumlah warga yang keluar dari Hong Kong sebanyak 40.000 orang. Jumlah itu menurun dari sebulan sebelumnya yang mencapai 71.000 orang. Jumlah pada Februari itu yang terbesar sejak awal pandemi Covid-19. Tidak diketahui berapa banyak orang yang berniat untuk kembali.
Sit mengatakan, Hong Kong Dog Rescue menerima rata-rata 10 anjing telantar per bulan dibandingkan dengan lima ekor pada masa sebelum pandemi. Jumlah hewan menumpuk di tempat penampungan, antara lain, juga karena lebih sedikit orang yang mau mengadopsi. ”Setiap tempat penampungan telah kelebihan beban. Orang-orang menyerahkan ikan mas, kura-kura, bukan hanya kucing dan anjing,” kata Kirsten Mitchell, pendiri Kebun Binatang Kirsten, pusat penyelamatan lainnya.
Claire McLennan, warga Australia yang kembali ke Australia dari Hong Kong pada Desember lalu, meninggalkan anjing peliharaan di Hong Kong. Dia telah mencoba menerbangkan anjingnya dari Hong Kong ke Australia sejak Januari lalu, tetapi terhalang aneka aturan penerbangan. Dia harus menunggu kebijakan maskapai yang digunakan untuk membawa anjing kesayangannya. ”Sekarang kami menunggu untuk mendengar apakah Qantas menerbangkan hewan peliharaan pada April mendatang,” kata McLennan. ”Dia anggota keluarga kami. Sangat menyedihkan. Sebuah kondisi yang sulit bagi anak-anak.” (REUTERS)