Kunjungan Presiden Isaac Herzog adalah kunjungan pertama pemimpin tertinggi Israel ke Turki dalam kurun waktu 14 tahun terakhir. Kunjungan ini menandai babak baru hubungan kedua negara menjadi era hubungan lebih erat.
Oleh
ROBERTUS BENNY DWI KOESTANTO
·5 menit baca
ANKARA, RABU – Presiden Israel Isaac Herzog pada Rabu (9/3/2022) berkunjung ke Ankara dan Istanbul, Turki, memenuhi undangan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Kunjungan pertama pemimpin tertinggi Israel ke Turki dalam kurun waktu 14 tahun terakhir itu sekaligus menandai babak baru hubungan kedua negara, dari hubungan yang bermasalah menjadi lebih erat.
Media Israel Haaretz melaporkan, Herzog didampingi oleh istrinya, Michal Herzog, dalam kunjungan itu. Mereka meletakkan karangan bunga di makam bapak pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk, sebelum bertemu secara pribadi dengan Erdogan.
Inti dari kunjungan tersebut adalah untuk membangun komunikasi lebih erat di antara kedua negara melalui jalinan hubungan baik kedua pemimpin negara. Dalam kesempatan pertemuannya dengan Erdogan, Herzog dapat mengambil kesempatan mengundang Erdogan untuk melakukan kunjungan timbal balik ke Israel. Selama di Turki, Herzog juga dijadwalkan berkunjung ke Istanbul untuk bertemu dengan komunitas Yahudi Turki.
Seusai pertemuan dengan Herzog, Erdogan mengatakan, dirinya yakin kunjungan Presiden Israel Isaac Herzog ke Turki bakal menjadi titik balik dalam hubungan kedua negara yang berlangsung kaku. Ankara, kata Erdogan, siap bekerja sama dengan Israel dalam sektor energi. Kepada Herzog, Erdogan juga menyampaikan pendekatan Turki dalam isu Palestina.
Kantor Kepresidenan Turki pada akhir pekan lalu menyatakan, Turki dan Israel akan membahas langkah-langkah untuk meningkatkan kerja sama kedua negara dalam pembicaraan kedua pemimpin. Disebutkan bahwa Erdogan dan Herzog akan "meninjau semua aspek hubungan bilateral Turki-Israel" dan "membahas langkah-langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan kerja sama kedua pihak".
Disebutkan juga bahwa kedua presiden juga akan mengadakan pembicaraan tentang "perkembangan regional dan internasional terbaru”.
Juru bicara Herzog mengatakan, kunjungan itu dikoordinasikan dengan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett. Jubir Herzog memastikan kunjungan itu menjadi kunjungan resmi perdana pemimpin Israel sejak tahun 2008. "Kedua presiden akan membahas berbagai masalah bilateral, termasuk hubungan Israel-Turki dan potensi untuk memperluas kerja sama," katanya dalam sebuah pernyataan.
Kerja sama energi
Herzog tiba di Ankara dengan pesawat yang diberi tulisan "perdamaian", "masa depan", dan "kemitraan" dalam bahasa Ibrani, Turki, dan Inggris. Erdogan dan pasukan kehormatan menyambut kedatangannya, sementara kelompok band memainkan lagu kebangsaan Israel untuk pertama kali sejak 2008. Erdogan mengatakan, mereka akan meninjau ulang seluruh aspek hubungan Turki-Israel dalam pembicaraan mereka.
Salah satu area yang menjadi kepentingan khusus bagi Turki dan Israel adalah gas alam. Erdogan menyebut kunjungan Herzog bakal menandai "era baru". Ia juga mengatakan, kedua negara dapat bekerja sama mengalirkan gas alam Israel ke Eropa. Gagasan ini pertama kali dibahas, lebih dari 20 tahun silam.
Pasokan gas dari negara-negara di kawasan Mediterania dapat mengurangi ketergantungan Eropa terhadap gas Rusia. Isu gas Rusia ini menjadi topik pembahasan panas menyusul serangan Rusia ke Ukraina dan seruan para pemimpin Eropa untuk mengurangi ketergantungan Eropa pada gas Eropa.
Rencana membangun jalur pipa bawah laut dari Mediterania Timur ke Eropa, tanpa melewati Turki, terhenti setelah Amerika Serikat mengungkapkan kekhawatirannya pada Januari lalu. Seorang pejabat senior Turki mengungkapkan, invasi Rusia ke Ukraina menguatkan adanya kebutuhan untuk mendiversifikasi sumber-sumber energi di pasaran.
"Menjadi sangat penting mengangkut sumber-sumber gas di Israel ke Turki dan dari sana berlanjut ke pasar Eropa," ujar pejabat tersebut. "Turki siap mengambil langkah-langkah penting dan melakukan perannya dalam hal ini."
Kerja sama energi bisa menjadi bagian dari kerja sama Turki-Israel. Erdogan pada awal Februari lalu menyatakan, kedua negara dapat bekerja sama untuk membawa gas alam Israel ke Eropa. Peluang kerja sama di bidang energi lainnya juga terbuka untuk dibicarakan kedua negara.
"Kami dapat menggunakan gas alam Israel di negara kami, dan selain menggunakannya, kami juga dapat terlibat dalam upaya bersama dalam penyalurannya ke Eropa," kata Erdogan kepada wartawan dalam penerbangan pulang dari Ukraina kala itu. "Sekarang, insya Allah, masalah ini akan menjadi agenda kami dengan Pak Herzog selama kunjungan mereka ke Turki."
Isu Palestina
Turki dan Israel pernah menjadi sekutu dekat, tetapi hubungan itu berantakan di bawah masa kepemimpinan Erdogan. Erdogan secara terbuka dan terus terang mengkritik kebijakan Israel terhadap Palestina. Israel juga geram dengan langkah Erdogan yang merangkul Hamas, kelompok yang mengontrol Jalur Gaza. Israel menganggap Hamas sebagai kelompok teroris.
Kedua negara itu saling menarik duta besarnya masing-masing pada tahun 2010. Langkah itu diambil setelah pasukan Israel menyerbu rombongan dari Turki yang tengah dalam pelayaran menuju Gaza. Rombongan yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Palestina itu melanggar blokade Israel. Insiden itu mengakibatkan kematian sembilan aktivis Turki.
Hubungan kedua negara itu kembali retak pada tahun 2018. Ankara berang terhadap Amerika Serikat yang memindahkan kedutaannya ke Jerusalem. Turki pun kembali menarik duta besarnya dari Israel dan sekaligus mendorong Israel untuk menarik utusannya juga dari Ankara. Kedua negara itu sejauh ini belum menunjuk dan menempatkan kembali duta-duta besarnya di Ankara maupun Tel Aviv.
Tekanan ekonomi yang dialami Turki menjadikan Ankara mau tidak mau memulihkan hubungannya dengan negara-negara di sekitarnya, termasuk dengan Israel. Ankara juga berupaya mengakhiri isolasi internasionalnya lewat pemulihan hubungan dengan sejumlah negara lain di kawasan. Termasuk di dalamnya adalah pemulihan hubungan dengan Mesir, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.
Langkah pertama upaya rekonsilisiasi Turki-Israel dimulai sejak Herzog terpilih sebagai Presiden Israel tahun lalu. Kala itu Erdogan menelepon Herzog dan sejak itu keduanya bertelepon beberapa kali. Erdogan juga telah berbicara dengan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, menyusul pembebasan pasangan Israel yang ditangkap di Istanbul karena dicurigai menjadi mata-mata.
Pekan lalu Herzog mengunjungi Siprus. Dalam kunjungan itu ia mengeluarkan jaminan bahwa hubungan Israel yang memanas dengan Turki tidak akan mengorbankan hubungan Israel-Siprus.
Pernyataan serupa juga dinyatakan Herzog dalam kunjungannya ke Yunani pada bulan lalu. Ia bersikeras memperluas hubungan Israel dengan Yunani seperti halnya dengan Siprus, sekali pun hubungan Yunani dan Siprus dengan Turki diwarnai ketegangan. Hubungan Israel dengan Yunani dan Siprus berkembang setelah penemuan cadangan gas alam yang cukup besar di perairan Laut Tengah timur ketika negara-negara tersebut mencari cara untuk membangun kerja sama berbasis energi. (AP/AFP/REUTERS)