Presiden Ukraina Volodymyr Zelenzkyy menandatangani dekrit berisi penetapan darurat militer.
Oleh
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
·2 menit baca
KIEV, KAMIS — Menanggapi serangan Rusia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenzkyy, Kamis (24/2/2022), menandatangani dekrit tentang darurat militer. Parlemen Ukraina menyetujui langkah tersebut.
Dalam pernyataannya, Zelenskyy mengatakan, Rusia telah menyerang infrastruktur militer Ukraina dan pos-pos penjaga perbatasan. Ia meminta warga Ukraina tidak panik. Dalam pesan yang disampaikan melalui viedo yang diunggah di Facebook, Zelenzkyy mengatakan, ia telah berbicara dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
”Pagi ini, Rusia meluncurkan operasi militer terhadap negara kita,” kata Zelensky dalam pesan terpisah yang diunggah di situs resmi kepresidenan. ”Ini adalah invasi sinis yang sama sekali tidak berdasar. Kita, warga Ukraina, telah menentukan masa depan kita sendiri sejak 1991,” katanya mengacu pada tahun runtuhnya Uni Soviet.
”Namun, sekarang, apa yang diputuskan bukan hanya masa depan negara kita, melainkan juga masa depan bagaimana Eropa akan hidup,” kata Zelenzkyy lebih lanjut. Warga di Kiev mulai bergerak ke tempat perlindungan, sementara warga di Donetsk dan Lugansk mengungsi ke wilayah Rusia.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pada Kamis pagi Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan operasi militer khusus ke Donbass. Serangan itu menurut dia untuk menghilangkan apa yang disebutnya sebagai ancaman serius. Langkah itu diambil setelah sebelumnya Putin mengakui kemerdekaan wilayah Donetsk dan Lugansk yang dikontrol oleh milisi dukungan Rusia.
Putin berniat mendemiliterisasi dan apa yang disebutnya sebagai ”denazifikasi” Ukraina. ”Saya telah memutuskan untuk melakukan operasi militer khusus, untuk melindungi orang-orang yang telah menjadi sasaran intimidasi dan genosida selama delapan tahun terakhir,” kata Putin. ”Dan, untuk ini, kami akan berjuang untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina dan membawa mereka yang melakukan banyak kejahatan berdarah terhadap warga sipil, termasuk terhadap warga Federasi Rusia, ke pengadilan.”
Pasukan Rusia menyerang Ukraina dari Belarus dan Crimea. Para pemimpin dunia mengecam serangan itu. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyebut serangan itu telah mengguncang fondasi tatanan internasional.
”Invasi Rusia terbaru mengguncang fondasi tatanan internasional, yang tidak mengizinkan upaya sepihak untuk mengubah status quo,” kata Kishida kepada wartawan di Tokyo, Jepang.
Lebih lanjut Kishida mengatakan, Jepang akan berbicara dengan Amerika Serikat untuk menentukan langkah lebih lanjut. (AFP/REUTERS)