Mata uang kripto menyedot perhatian. Kontroversi jadi salah satu magnetnya. Ada kisah orang untung, ada kisah orang buntung. Apa pun, ”barang baru” itu telah menggulirkan revolusi uang dan keuangan global.
Oleh
ROBERTUS BENNY DWI KOESTANTO
·5 menit baca
MARVIN RECINOS
Seorang perempuan memegang poster bertuliskan "Tidak untuk Bitcoin" saat mengikuti demonstrasi menentang peredaran Bitcoin di San Salvador, El Salvador, Selasa (7/9/2021). Kebijakan penggunaan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah ditentang warga karena tidak yakin akan penggunaan mata uang digital itu. Saat ini mata uang dollar Amerika Serikat menjadi alat pembayaran yang sah di El Salvador. AFP/MARVIN RECINOS
Matt Damon berjalan melalui sebuah koridor seraya berbicara tentang para pemberani. Ia menggambarkannya seperti para pendaki puncak dunia, Wright bersaudara, dan para astronaut. ”Keberuntungan berpihak kepada para pemberani,” kata aktor yang kondang, antara lain, dalam perannya sebagai mantan agen CIA di sekuel film Bourne itu.
Itulah cuplikan iklan Crypto.com, salah satu perusahaan pertukaran mata uang kripto yang berbasis di Singapura. Sejak diunggah tiga bulan lalu di Youtube, video iklan itu sudah ditonton lebih dari 16 juta kali. Crypto.com yang tengah gencar beriklan itu juga menghabiskan 700 juta dollar Amerika Serikat (AS) untuk berpromosi di arena milik klub NBA, Los Angeles Lakers.
Iklan tentang mata uang kripto memang tersebar di mana-mana, baik di dunia nyata maupun maya. Iklan itu berkelindan dengan iklan-iklan perusahaan hingga aplikasi perdagangan di pasar keuangan lainnya, seperti mata uang asing atau forex hingga aneka produk token yang tak dapat dipertukarkan atau non-fungible token (NFT).
Damon bukan satu-satunya pesohor di AS yang menjajakan mata uang kripto seperti Bitcoin. Ada bintang sepak bola Tom Brady yang menjadi juru bicara untuk pertukaran kripto sejenis FTX. Ada juga bintang TikTok, Charli D’Amelio, yang mengiklankan aplikasi pertukaran Gemini. Beberapa waktu lalu, bintang televisi realitas Kim Kardashian juga mengiklankan koin kripto, EthereumMax, kepada 276 juta pengikut Instagram-nya.
Belakangan, langkah Kardashian itu membawanya berurusan dengan hukum. Bersama mantan bintang NBA, Paul Pierce, dan petinju Floyd Mayweather, ia dituduh menggunakan pengaruhnya sebagai bagian upaya besar untuk menipu investor sambil mengambil keuntungan untuk diri mereka sendiri. Di AS, pengacara telah mengajukan gugatan publik kepada ketiga pesohor itu di pengadilan Negara Bagian California pada 7 Januari 2022.
AP PHOTO/Evan Agostini
Kim Kardashian difoto di belakang panggung seusai tampil di acara "Total Request Live" di MTV Studios, New York, pada 6 November 2007 silam. (AP Photo/Evan Agostini)
Kembali ke Damon dan iklan Crypto.com yang bicara soal relasi keberanian dan keberuntungan sebagai tema jualan. Jual-beli dan menyimpan produk-produk kripto sebagai alat atau sarana investasi memang lekat dengan urusan uji nyali.
Sebagai aset, produk-produk kripto dapat dikatakan tidak atau sedikit transparan. Produk kripto ribuan jumlahnya. Sebut saja, misalnya, Bitcoin, Ethereum, Dogecoin, dan Thether. Oleh karena itu, penting kiranya bagi publik untuk berhati-hati. Ada risiko. Dan risikonya bisa besar jika kita terjun ke dunia kripto. Risiko itu akan Anda tanggung sendiri.
BBC pernah menurunkan laporan sejumlah profil tentang investor atau pemilik berbagai aset kripto. Ada yang beruntung besar, tetapi tidak sedikit pula yang buntung besar. Bagi yang buntung, ada misalnya yang sampai kehilangan semua aset yang telah dibelikan dalam bentuk mata uang kripto.
Ada yang beruntung besar, tetapi tidak sedikit pula yang buntung besar.
James Saye, seorang konsultan teknologi, mengaku membeli Bitcoin pada 2017. Nilai modalnya lantas berkembang menjadi lima kali lipat. Ia kemudian menjual Bitcoin itu dan menggunakan uangnya untuk berlibur ke Eslandia.
Sementara pengalaman buruk dialami oleh salah satu klien David Stubley, pendiri perusahaan keamanan siber 7 Elements. Stubley bercerita, wallet Bitcoin milik kliennya dibobol peretas. Padahal, uang investasi Bitcoin itu direncanakan digunakan untuk membeli rumah.
Pembobolan ini bermula ketika sang klien ketakutan atas nilai Bitcoin yang sedang fluktuatif. Pada suatu ketika, ia mengeklik tautan yang rupanya palsu. Tautan palsu itu kemudian membawanya ke sebuah situs yang mempunyai modus menipu atau phising. Singkat cerita, nilai Bitcoin-nya hilang 475.000 dollar AS atau sekitar Rp 6,81 miliar pada 2017. Celakanya lagi, identitas si pembobol tidak terlacak.
AP Photo/Kin Cheung
Bitcoin kini adalah salah satu mata uang maya yang populer. Tampak salah seorang warga Hong Kong menggunakan Bitcoin ATM di Hong Kong, Jumat (8/12/2017).
Undang-undang sekuritas AS mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi penting tentang saham dan produk keuangan lainnya, termasuk di antaranya soal siapa yang bertanggung jawab atas produk dan perusahaan yang dijalankan, kinerja keuangan, dan sejumlah proyeksi yang akan terjadi di masa depan terkait usaha-usaha itu. Pada sisi lain, investor memiliki jalan hukum jika mereka dibohongi atau ditipu. Patut diingat, tidak satu pun dari ketentuan tersebut berlaku untuk kripto.
Seperti dicatat Quartz, kripto paling banter hanya memiliki ”kertas putih” yang menguraikan tujuan mereka. Bitcoin, misalnya, dimaksudkan digunakan dalam transaksi keuangan orang per orang. Ethereum dibangun untuk hosting perangkat lunak secara terdesentralisasi.
Namun, koin yang terkait dengan blockchain tersebut tidak dapat mentransfer kepemilikan yang digunakan di satu entitas perusahaan atau menjadikan mereka sebagai sekuritas. Di sisi lain, mata uang kripto telah menjadi investasi yang sangat populer bagi spekulan.
Di situlah antara lain tersembunyi risiko yang besar. ”(Kripto) jauh lebih berisiko daripada apa pun di pasar saham. Risikonya berasal dari kurangnya informasi, informasi yang salah, dan spekulasi,” kata Eshwar Venugopal, profesor keuangan di University of Central Florida.
Kompas
Mata uang kripto utama Infografik
Sebuah kajian oleh Yale University dan University of Rochester menemukan bahwa harga mata uang kripto terutama didorong oleh dua faktor, yakni momentum perdagangan dan perhatian investor. Ini, dalam istilah yang umum digunakan sekarang, adalah soal hype. ”Pelibatan” para pesohor menjadi hal penting bagi mereka yang berkepentingan dengan aset-aset kripto ini.
Harga mata uang kripto, sebagaimana yang masuk dalam subyek kajian tersebut (Bitcoin, Ethereum, dan Ripple), tidak berkorelasi dengan pergerakan di kelas aset tradisional seperti saham, mata uang, dan komoditas. Kripto seperti Bitcoin memang sengaja diciptakan antara lain sebagai cara untuk melakukan transaksi tanpa campur tangan pihak ketiga yang tepercaya, seperti bank sentral ataupun lembaga keuangan. Kemunculannya di tengah krisis keuangan global di akhir era 2000-an dinilai tepat waktu. Kala itu, kepercayaan mengguncang bank dan pemerintah.
Kripto seperti Bitcoin memang sengaja diciptakan antara lain sebagai cara untuk melakukan transaksi tanpa campur tangan pihak ketiga yang tepercaya, seperti bank sentral ataupun lembaga keuangan.
Transaksi yang diaktifkan Bitcoin hanya menggunakan identitas digital sehingga memberikan beberapa tingkat anonimitas bagi pengguna. Ini menjadikan Bitcoin mata uang pilihan untuk aktivitas terlarang, termasuk serangan ransomware.
”Sementara harga roller-coaster Bitcoin menarik perhatian, konsekuensi yang jauh lebih besar adalah revolusi dalam uang dan keuangan yang telah dimulai yang pada akhirnya akan memengaruhi kita semua, baik dan buruknya,” kata Eswar Prasad, peneliti senior Global Economic and Development, dalam sebuah opininya di The Brookings Institution.