Semakin banyak ajang penghargaan bergengsi di dunia hiburan meninggalkan pemberian kategori berdasarkan jenis kelamin. Hal ini masih menjadi diskursus yang diperdebatkan.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
Penyanyi asal Inggris, Adele, memenangi penghargaan ”Penyanyi Terbaik” dalam ajang Brit Awards yang dilangsungkan di London, Inggris, pada Selasa (8/2/2022) malam. Ajang ini mengikuti jejak dari berbagai acara penghargaan, seperti MTV Movie Awards, Grammy Awards, dan Festival Film Berlin yang menghapus kategori berdasarkan jenis kelamin.
”Terima kasih, semuanya. Meskipun penghargaan ini netral jenis kelamin dan jender, saya ingin menekankan bahwa saya senang sekali menjadi perempuan pemusik,” kata penyanyi bernama lengkap Adele Adkins ini. Albumnya yang berjudul 30 juga menyabet penghargaan Album Terbaik.
Ini pertama kalinya Brit Award melepaskan kategori laki-laki dan perempuan. Sebelumnya, kategori penyanyi terbaik dipecah menjadi dua, yaitu laki-laki dan perempuan. Keduanya lalu digabung menjadi satu kategori, yaitu Penyanyi Terbaik. Adapun kategori lain seperti Penampil Alternatif/Rock Terbaik dan Penampil Pop/R and B Terbaik sama seperti sebelumnya yang memang telah mencampurkan nominasi baik dari laki-laki maupun perempuan.
Keputusan mengubah sistem kategori Brit Awards ini dilakukan setelah pada tahun 2021, penyanyi Sam Smith tidak ikut kompetisi. Alasannya, Smith mengidentifikasi dirinya sebagai orang berjender netral atau nonbiner. Artinya, ia tidak menganggap dirinya laki-laki ataupun perempuan.
Albumnya saat itu, Love Goes, laku keras di pasaran dengan angka penjualan dan pengunduhan resmi mencapai 4,5 juta unit. Akan tetapi, Smith tidak bisa memasukkan album itu ke dalam Brit Awards karena harus memilih antara kategori penyanyi laki-laki ataupun perempuan.
Ketua Panitia Brit Awards Tom March, yang juga direktur perusahaan rekaman Polydor, menanggapi dilema yang dihadapi Smith. Panitia ajang ini pada November 2021 kemudian mengumumkan bahwa acara tahun 2022 akan bebas dari kategori berbasis jenis kelamin.
”Pada akhirnya, kita harus melihat musik sebagai musik. Kualitas penampilan si penyanyi dan lakunya penjualan album di pasaran tidak ada yang berdasarkan jenis kelamin,” tutur March seperti dikutip harian TheGuardian edisi 22 November 2021.
Ajang kompetisi yang pertama kali menghapus kategori berbasis jenis kelamin adalah Penghargaan Film dan Televisi MTV pada 2017. Ketika itu, ada sejumlah penampil yang mengidentifikasi diri mereka sebagai netral jender, nonbiner, ataupun trans. Mereka tidak nyaman disebut sebagai aktor ataupun aktris. Oleh sebab itu, MTV kemudian mengubah istilah mereka dari aktor dan aktris menjadi pelakon (performer).
”Saya senang sekali ketika dikabari kategori di MTV menjadi Pelakon Terbaik. Kami semua, baik laki-laki, perempuan, maupun nonbiner bisa bersaing secara adil. Pada akhirnya semua melihat kepada kualitas akting setiap individu,” kata Asia Kate Dillon, pelakon nonbiner kepada media NPR edisi 14 Juli 2021.
Dalam ajang MTV 2017 itu, Dillon mempersembahkan trofi Pelakon Terbaik kepada Emma Watson. Watson mengidentifikasi dirinya sebagai perempuan. Ia memenangi penghargaan ini berkat aktingnya di film Beauty and The Beast.
”Akting adalah kemampuan pelakon menempatkan dirinya dalam situasi orang lain. Ini tidak perlu dipisahkan menjadi dua kategori kelamin berbeda. Empati dan kemampuan memakai daya khayal pelakon tidak boleh dibatasi,” ucap Watson ketika menerima penghargaan tersebut.
Watson menyamakan penghargaan netral jender itu dengan pengalaman Belle, peran dia di Beauty and The Beast. Warga desa tempat Belle tinggal menganggap dirinya aneh karena memiliki rasa penasaran yang kuat serta sikap kritis dalam melihat dunia. Mereka berusaha memaksa agar dia seragam dengan yang lain, tetapi Belle memberontak dan menjalani hidup sebagai dirinya sendiri.
Menyusul MTV, penghargaan musik paling bergengsi di Amerika Serikat, Grammy Awards, juga menghapus kategori penyanyi terbaik laki-laki dan perempuan. Demikian pula dengan penghargaan yang diberikan di Festival Film Berlin di Jerman serta Festival Film San Sebastian di Spanyol.
Secara umum, keputusan ajang-ajang bergengsi menempatkan persaingan para penyanyi, penampil, dan pelakon tanpa ada embel-embel jenis kelamin disambut baik. Akan tetapi, tetap ada pandangan kritis. Contohnya dari Melissa Silverstein, pendiri Women and Hollywood, sebuah lembaga yang mengadvokasi keragaman jender di industri perfilman.
Berbicara kepada NPR dan menanggapi pernyataan Dillon, Silverstein memaparkan bahwa situasi nyata di industri perfilman ataupun dunia hiburan secara garis besar masih sangat patriarkal. Adanya kategori penghargaan untuk laki-laki dan perempuan adalah sebuah gerakan afirmasi guna memastikan perempuan diakui dan memiliki tempat untuk menunjukkan kepiawaiannya.
Sejauh ini, langkah yang diambil oleh ajang-ajang adalah mengembangkan jumlah nominasi. Untuk kategori penyanyi terbaik yang awalnya ada lima nominasi, misalnya, sekarang ditambah menjadi 10 nominasi. Di dalamnya ada laki-laki, perempuan, ataupun nonbiner. Dari 10 orang itu, dewan juri ataupun pemirsa memilih pemenangnya.
Silversten menilai hal tersebut baru di permukaan. Sejatinya, ajang penghargaan hanya satu aspek kecil di dunia hiburan yang mahabesar. ”Kategori penghargaan yang netral jender baru bisa bermakna jika pada kenyataannya di setiap film, acara televisi, musik, dan segala aspek industri hiburan ada kesetaraan kesempatan berkarier bagi setiap jenis kelamin, ras, dan agama,” ujarnya. (AFP)