Piknik Jadi Kiat ”Hindari” Aplikasi Pelacakan Covid-19
Daripada memindai kode QR di restoran melalui aplikasi wajib, warga Hong Kong ini memilih layanan pesan antar makanan dan mencari lokasi makan bersama teman-temannya. Ide piknik kecil ini menarik minat banyak orang.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·2 menit baca
Hong Kong
Tak semua suka dengan kewajiban penggunaan aplikasi pelacakan Covid-19 untuk masuk restoran. Begitu pun dua warga Hong Kong, Birdy dan Bu. Keduanya memutuskan untuk menghindari makan di restoran dan memilih piknik.
Daripada memindai kode QR di restoran melalui aplikasi Leave Home Safe, Birdy dan Bu memilih layanan pesan antar makanan dan mencari lokasi makan bersama teman-temannya. ”Aku tidak suka dipaksa,” kata Birdy.
Dia tengah piknik akhir pekan bersama Bu dan teman lainnya di sebuah taman kecil. Makanan dan minuman ditata rapi di atas tikar di dekat arena permainan. Tak disangka, ide piknik kecil ini menarik minat banyak orang. Semula, grup piknik di media sosial mereka yang dinamai Leave Home Wild hanya beranggotakan 50 orang pada Desember 2021. Kini, anggotanya membeludak hingga 6.000 orang.
Sebagian besar mempunyai alasan yang sama, yakni menghindari berbagi data melalui aplikasi pelacakan Covid-19. Hong Kong relatif berhasil meredam laju penyebaran Covid-19 dengan kontrol perbatasan ketat dan pembatasan sosial. Pada Desember 2021, Pemerintah Hong Kong mewajibkan orang dewasa di bawah usia 65 tahun melaporkan keberadaannya di tempat-tempat publik, seperti restoran, gedung bioskop, dan sasana olahraga lewat aplikasi resmi.
Aplikasi semacam ini telah digunakan di sejumlah negara selama pandemi. ”Saya sangat frustrasi, tapi tidak akan pernah memindai kode QR untuk makan di restoran,” tulis salah satu anggota grup.
Ketakutan lantaran informasi melalui aplikasi itu bisa digunakan oleh pihak tertentu merebak, terlebih di Hong Kong yang hubungan publik dan pemerintah kini kerap diwarnai kecurigaan. Aplikasi Leave Home Safe menyimpan informasi yang terhubung dengan nomor telepon, bukan nama. Aplikasi tidak melacak lokasi pengguna, hanya mengandalkan check-in kode QR untuk menentukan mereka telah berada di mana saja sebelumnya. Pengguna juga mendapatkan informasi melalui aplikasi jika di sebuah lokasi dideteksi virus korona.
Namun, data itu akan dibagikan kepada otoritas China jika penggunanya menggunakan kode kesehatan Hong Kong khusus untuk perjalanan ke China daratan. Kode itu mewajibkan pengisian nama asli, nomor telepon, identitas, dan alamat rumah. (AFP)