Restu Ratu untuk Calon Permaisuri Kerajaan Inggris, Penantian Bahagia Camilla
Perhatian publik Inggris dan negara di bawah monarkinya saat 70 tahun takhta Ratu Elizabeth II terfokus pada pengumuman Sang Ratu atas status Camilla, istri Pangeran Charles, sebagai calon permaisuri kerajaan.
Oleh
KRIS MADA
·5 menit baca
Kisah lama tentang ketidaksetiaan dan ”orang ketiga” dalam pernikahan Pangeran Charles-Putri Diana, yang kemudian retak dan Putri Diana meninggal dalam kecelakaan di Paris tahun 1997, tak akan terlupakan. Butuh bertahun-tahun publik Inggris untuk bisa memaafkan Pangeran Charles dan Camilla Parker Bowles, orang ketiga itu.
Namun, perlahan-lahan suasana hati publik Inggris berubah. Perubahan bermula pada 2005 saat Charles menikahi Camilla. Dengan pembawaan rendah hati dan rasa humornya selama bertahun-tahun menjalani tugas-tugas kerajaan, termasuk lebih dari 100 kegiatan amal, Camilla—Duchess of Cornwall—merebut hati publik Inggris.
Bahkan, hati Ratu Elizabeth II luluh. Ratu berusia 95 tahun itu, tepat di hari istimewa 70 tahun takhtanya, merestui Camilla (74) untuk menjadi permaisuri kerajaan saat kelak Charles (73) menjadi raja.
”Apabila tiba pada masanya, anak saya Charles menjadi raja, saya tahu Anda akan mendukung dia dan istrinya, Camilla, seperti dukungan kepada saya. Dengan setulus hati saya berharap, jika waktunya tiba, Camilla akan dikenal sebagai permaisuri (queen consort) karena kesetiaan pelayanannya,” tulis Elizabeth di paragraf lima surat tanggal 5 Februari 2022, menyambut peringatan 70 tahun takhtanya.
Elizabeth menggunakan istilah permaisuri untuk membedakannya dengan ratu. Permaisuri adalah istri raja yang berkuasa dan tidak setara dengan raja, sedangkan ratu setara dengan raja. Ada pula suami Ratu Inggris Raya. Ia tak disebut raja, tetapi hanya pangeran permaisuri.
Pengumuman Elizabeth bahwa Camilla bisa menjadi permaisuri menjadi puncak penerimaan Sang Ratu atas menantunya itu. Sebelumnya, Elizabeth mengangkat Camilla menjadi salah satu anggota Dewan Orang Terhormat (Privy Council), yang berisi bangsawan dan tokoh masyarakat, dengan tugas utama penasihat keluarga kerajaan.
Bahkan, pada awal 2022, Camilla dilantik menjadi salah satu dari maksimal 24 anggota Kelompok Garter. Kelompok itu merupakan grup kebangsawaan paling tua yang masih ada di Kerajaan Inggris Raya. Dibentuk pada abad ke-14 oleh Edward III bersama 24 bangsawan lain, kelompok itu disebut bangsawan paling setia dan berbakti kepada kerajaan.
Kini, Camilla disebut sebagai calon permaisuri. Memang, belum diketahui, apakah Camilla akan benar-benar menjadi permaisuri. Pada Juli nanti, ia akan berusia 75 tahun, sementara Charles berumur 74 tahun, November mendatang. Agar Camilla menjadi permaisuri, jelas Charles harus terlebih dulu menjadi raja. Jalan Charles menjadi raja hanya dua: Ratu Elizabeth II mundur atau meninggal.
Meski beberapa kali dirawat, Elizabeth cukup prima untuk ukuran orang berusia usia 95 tahun 10 bulan. Ia juga belum menunjukkan tanda akan turun takhta.
Ia tidak mengikuti jejak pamannya, Edward VIII, yang mengundurkan diri tidak sampai setahun setelah naik takhta. Edward memilih meninggalkan jabatan demi menikahi Wallis Simpson, warga AS yang menjanda dua kali sebelum menikahi Edward. Bahkan, Wallis sedang dalam proses perceraian dengan suami kedua kala semakin dekat dengan Edward.
Dibandingkan kuasa, Edward memilih cinta. Pilihannya juga menutup peluang Wallis menjadi permaisuri. Meski demikian, ia tetap menjadi bangsawan. Setelah turun jabatan, Edward menjadi Adipati Windsor. Dengan demikian, otomatis Wallis menjadi bangsawan pula.
Krisis
Kehadiran Wallis dan Camilla sama-sama memicu krisis. Wallis sampai memicu krisis konstitusional. Kala itu, Perdana Menteri Inggris Stanley Baldwin dan banyak politisi Inggris menentang pernikahan Edward-Wallis. Sebab, sulit menerima calon permaisuri dengan dua mantan suami yang masih hidup.
Kesulitan itu terutama karena posisi Edward, dalam statusnya sebagai raja, yang menjadi Kepala Gereja Inggris. Kala itu, Gereja Inggris tidak bisa mengesahkan pernikahan apabila salah satu mempelai bercerai dan mantan pasangannya masih hidup.
Kondisi nyaris serupa kembali terjadi dalam hubungan Charles-Camilla. Mereka disebut pertama kali bertemu pada pertengahan 1971. ”Kamu tahu, nenek buyut saya adalah salah satu kekasih kakek buyutmu,” kata Camilla ke Charles kala itu.
Kakek buyut Charles, Edward VII, memang dikenal punya banyak kekasih setelah menikahi Putri Kerajaan Denmark, Alexandra. Salah satunya adalah Alice Keppel, nenek buyut Camilla dari jalur ibu.
Meski menikah dengan Andrew Parker Bowles pada 1973, Camilla tetap berhubungan dengan Charles. Bahkan, kala akhirnya bercerai pada 1994, Bowles menyebut ia dan Camilla sudah bertahun-tahun tidak bersama. Camilla lebih banyak bersama Charles yang kala itu masih menikah dengan Putri Diana.
Belakangan, Charles-Diana dan Andrew-Camilla sama-sama bercerai. Selepas perceraian itu, Charles-Camilla lebih terbuka menunjukkan hubungan mereka kepada khalayak. Pada 2005, mereka akhirnya menikah dan diakui Gereja. Ratu Elizabeth II, sebagai Kepala Gereja, menyetujui pernikahan itu.
Meski demikian, Ratu Elizabeth II tidak menghadiri resepsi pernikahan mereka. Sri Ratu hanya hadir di upacara pemberkatan, padahal Ratu Elizabeth II hadir dalam seluruh rangkaian pernikahan para anak dan cucunya.
Kelangsungan monarki
Saat menikah, Camilla mengumumkan tak mau dipanggil putri dan permaisuri jika Charles menjadi raja. Ia memilih gelar Istri Adipati Cornwall, sesuai salah satu gelar rendah Charles, yakni Adipati Cornwall, setelah menikah.
Karena itu, betapa besar sukacita Charles mendengar pengumuman Sang Ratu. ”Kami benar-benar sadar akan kehormatan yang ditunjukkan melalui harapan ibu saya,” kata Charles dalam pernyataan tertulis. ”Sejak kami bersama melayani dan mendukung Yang Mulia dan rakyat komunitas kami, istri terkasih selalu menjadi pendukung utama saya.”
Pengumuman Elizabeth soal status Camilla dinilai bagian dari rencana Sang Ratu memastikan kelangsungan monarki Inggris. ”Ratu begitu realis dan, Anda tahu, ia menangani urusan yang harus dijalankan,” ujar sejarawan Robert Lacey.
”Ya, mereka menyebutnya ’perusahaan’, kan? (Pengumuman) ini menempatkan Camilla di dalam ’perusahaan’ itu secara memadai sekarang dan masa depan,” lanjut Lacey. Istilah ”perusahaan” memang beberapa kali dipakai untuk merujuk pada keluarga kerajaan.
Hari Minggu kemarin, kerajaan pun merilis foto terbaru Ratu Elizabeth dalam pose tersenyum lebar. (AP/AFP/REUTERS)