Rezim Korea Utara kembali menguji rudal balistik jarak pendeknya. Upaya ini diduga untuk menekan Amerika Serikat dan menaikkan posisi tawarnya dalam perundingan nuklir keduanya.
Oleh
LUKI AULIA
·3 menit baca
SEOUL, KAMIS — Rezim Korea Utara pimpinan Kim Jong Un kembali meluncurkan dua rudal balistik jarak pendek hingga sejauh 190 kilometer dan ketinggian 20 kilometer ke arah perairan lepas pantai di timur, yakni Hamhung. Mengutip sumber di pemerintah Jepang, kantor berita Kyodo melaporkan, rudal mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang. Dalam satu bulan terakhir ini saja, Korea Utara sudah meluncurkan enam rudal. Peluncuran rudal yang intensif ini diduga upaya Korea Utara untuk menekan Amerika Serikat terkait perundingan nuklir di antara keduanya yang lama mandek.
Peluncuran rudal Korut ini dilaporkan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, Kamis (27/1/2022). Dugaan Korut menekan AS itu muncul karena Korut pada pekan lalu mengancam akan kembali menguji bahan-bahan peledak nuklir dan rudal jarak jauh yang bisa mencapai wilayah AS. Ketika masih mau berunding dengan AS tahun 2018, Kim mau menghentikan program pengembangan nuklirnya. Perundingan AS-Korut mandek karena keduanya belum sepakat soal pencabutan sanksi sebagai barter penghentian nuklir.
Korut dikhawatirkan akan semakin unjuk kekuatan setelah Olimpiade Musim Dingin di China yang akan dimulai pada 4 Februari mendatang. Para ahli menduga, Korut kemungkinan akan berusaha memancing emosi AS dan menarik perhatian AS yang saat ini terpusat ke China dan Rusia. Pemerintahan Presiden AS Joe Biden sudah menawarkan untuk dialog lagi, tetapi tidak mau melonggarkan sanksi jika Kim juga tidak mau meninggalkan program nuklirnya. Kim tidak mau karena menganggap rudal dan nuklir itu satu-satunya cara untuk mempertahankan diri dari ancaman luar.
Sejak awal tahun ini, Korut sudah memamerkan beragam kekuatan rudal dan sistem pertahanannya. Kim juga diduga berusaha untuk menekan AS dan Korea Selatan agar mereka mau menerima Korut sebagai negara berkekuatan nuklir. Korut membuka tahun 2022 ini dengan menguji sepasang rudal hipersonik. Korut juga menguji dua rudal balistik jarak pendek yang berbeda tipe yang mampu bermanuver dan terbang rendah. Jika benar, itu berarti Korut bisa menghindar dan lolos dari sistem pertahanan rudal.
Uji rudal Korut ini dikecam AS dan Jepang hingga memaksa Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menggelar rapat darurat. PBB sudah menjatuhkan sanksi pada Korut karena Korut melanggar resolusi DK PBB yang melarang uji rudal balistik. AS juga sudah menjatuhkan sanksi pada sejumlah pejabat dan entitas Korut dan Rusia karena diduga membantu program nuklir Korut. Namun, China dan Rusia mencegah upaya AS untuk menjatuhkan sanksi PBB untuk lima warga Korut itu.
Wakil Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Jepang dan Korea Mark Lambert mengatakan, AS belum memiliki agenda atau jadwal pasti untuk berunding lagi dengan Korut. Meski demikian, AS bersedia untuk bertemu dan berbicara tentang apa saja, di mana saja, dan kapan pun. ”Kita harus bicara serius soal pelucutan nuklir Korut ,dan jika Korut bersedia melucuti nuklirnya, semua akan membaik,” ujarnya.
(REUTERS/AFP/AP)
---------
KOREKSI
Artikel ini telah mengalami pembaruan pada paragraf pertama terkait akurasi lokasi uji coba rudal Korea Utara. Semula tertulis: " ... ke arah perairan lepas pantai di utara, yakni Hamhung." Telah dikoreksi menjadi: " ... ke arah perairan lepas pantai di timur, yakni Hamhung."
Sebelumnya juga tertulis: "Rudal mendarat di dekat zona ekonomi eksklusif Jepang." Bagian itu dikoreksi menjadi: "Mengutip sumber di pemerintah Jepang, kantor berita Kyodo melaporkan, rudal mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang." Pembaruan dilakukan pada Kamis, 27 Januari 2022 pukul 17.50 WIB. Terima kasih. -- REDAKSI