AS-Eropa Matangkan Pengerahan Ribuan Tentara dan Kapal serta Jet Tempur ke Eropa Timur
Washington berusaha mempertahankan persatuan trans-atlantiknya untuk membangun ancaman berupa kemungkinan sanksi yang tegas guna mencegah agresivitas Moskwa ke Ukraina timur.
Oleh
ROBERTUS BENNY DWI KOESTANTO
·4 menit baca
WASHINGTON, SELASA — Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Senin (24/1/2022), mengklaim Washington bersatu padu dengan para pemimpin Eropa guna menghadang kemungkinan serangan Rusia terhadap Ukraina. Sedikitnya 8.500 tentara AS disiagakan untuk meningkatkan kekuatan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO.
”Saya mengadakan pertemuan yang sangat, sangat, sangat baik; suara bulat dengan semua pemimpin Eropa,” kata Biden kepada wartawan terkait perkembangan terbaru di Kiev.
Pernyataan Biden itu disampaikan tak lama setelah telekonferensi, yang berlangsung selama satu jam 20 menit, antara dirinya dengan para pemimpin Eropa dan NATO. Bersama negara-negara sekutunya, AS beberapa kali menjanjikan dukungan kepada Ukraina dengan bertindak tegas apabila Rusia menginvasi Ukraina.
Ketegangan antara Rusia dan Ukraina meningkat setelah Rusia mengerahkan 100.000 personel pasukan di wilayah perbatasan Rusia-Ukraina. Dukungan AS pada Ukraina itu juga memastikan komitmen Washington pada kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina.
Di London, kantor Perdana Menteri Boris Johnson mengamini ucapan Biden. Pemerintah Inggris mengatakan, ”Para pemimpin sepakat tentang pentingnya persatuan internasional dalam menghadapi meningkatnya permusuhan Rusia.”
Sementara di Berlin, Kanselir Jerman Olf Scholz menyebutkan, pilihan ada di tangan Rusia untuk menunjukkan langkah-langkah deeskalasi. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memperingatkan ada harga yang harus ditanggung oleh Rusia jika melanjutkan agresinya terhadap Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin berkeras bahwa Moskwa tidak berniat menyerang Ukraina. Rusia hanya menuntut jaminan bahwa Ukraina, yang merupakan bekas Uni Soviet, itu tidak akan pernah diizinkan untuk bergabung dengan NATO. Mokswa juga disebut menginginkan sejumlah konsesi lain dari Washington sebagai imbalan atas penurunan ketegangan terkait Ukraina itu.
AS dan NATO telah menolak tuntutan Rusia dan mendesak Putin menarik diri dari perbatasan Ukraina. Washington memperingatkan bahwa serangan Rusia ke Ukraina akan memicu sanksi ekonomi bagi Rusia. Setiap langkah agresi Moskwa ke Kiev juga dipastikan bakal meningkatkan kehadiran NATO di Eropa Timur.
Di Washington, juru bicara Pentagon, John Kirby, mengatakan bahwa 8.500 tentara AS berada dalam ”siaga tinggi” untuk dikerahkan ke Eropa Timur guna memperkuat pasukan NATO. NATO sendiri telah mengirimkan tambahan kapal dan jet tempur ke kawasan itu. ”Ini menjadi sinyal yang sangat jelas kepada Putin bahwa kami mengambil tanggung jawab kami terhadap NATO dengan serius,” kata Kirby.
Pemerintah Perancis mengumumkan bahwa pejabat Rusia dan Ukraina akan bertemu di Paris pada Rabu (26/1/2022) untuk mencoba menemukan jalan keluar dari kebuntuan. Pertemuan itu menurut rencana akan dihadiri perwakilan Pemerintah Perancis dan Jerman. Hasil pertemuan itu diharapkan dapat menurunkan ketegangan di Eropa Timur.
Ketegangan terbaru terkait Ukraina telah memicu ketidakstabilan di pasar keuangan global. Indeks saham utama Rusia jatuh pada perdagangan awal pekan ini. Bank sentral Rusia juga menghentikan pembelian mata uang asing setelah nilai tukar rubel merosot.
Jerman sebagai motor utama ekonomi UE telah dikritik keras oleh Kiev. Kritik itu bermuara dari penolakan Berlin untuk mengirim senjata pertahanan ke Ukraina. Jerman juga ragu-ragu atas salah satu sanksi ekonomi paling keras yang sedang dibahas, yakni memotong Moskwa dari sistem pembayaran global lintas negara SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication).
Menggemakan peringatan AS lainnya, Kirby mengatakan bahwa laporan intelijen menunjukkan ”sangat jelas bahwa Rusia saat ini tidak memiliki niat untuk mengurangi eskalasinya atas Ukraina”. Namun, beberapa pemimpin Eropa memberi sinyal sebaliknya. Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell mengatakan bahwa, setelah pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, tidak ada pihak yang mengatakan bahwa Rusia akan segera menyerang Ukraina.
Di saat Inggris dan Australia mengikuti langkah AS dengan memerintahkan keluarga diplomat untuk meninggalkan Kiev, UE dan Pemerintah Ukraina mengatakan penarikan personel kedutaan asing itu terlalu dini. Perancis sejauh ini hanya mengeluarkan imbauan kepada warganya untuk menghindari perjalanan yang tidak penting ke negara itu. Sementara Irlandia, bukan anggota NATO, bereaksi keras dengan menunjukkan kewaspadaan atas latihan militer Rusia yang akan digelar di lepas pantai barat dayanya di Laut Atlantik. (AFP/REUTERS)