Lagi, Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik di Laut Jepang
Seolah tidak menghiraukan keprihatian kawasan dan komunitas global, Korea Utara kembali melakukan uji coba rudal balistik.
Seorang pria berjalan melintasi di depan sebuah televisi yang tengah menyiarkan uji coba rudal balistik Korea Utara, di sebuah stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan, Jumat (14/1/2022). (Photo by Anthony WALLACE / AFP)
SEOUL, SENIN — Semenanjung Korea kembali dikejutkan dengan uji coba rudal balistik yang dilakukan Korea Utara. Pemerintah Korea Selatan dan Jepang secara berurutan pada Senin (17/1/2022) mengonfirmasi hal itu. Bila dihitung sejak awal tahun, uji coba tersebut merupakan yang keempat oleh Pyongyang. Uji coba itu dinilai menambah ketegangan di kawasan Semenanjung Korea itu.
Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Korea Selatan mengatakan: "Korea Utara menembakkan proyektil yang belum terindentifikasi ke Laut Timur". Uji coba juga dikonfirmasi otoritas penjaga pantai Jepang. "Korea Utara tampaknya telah meluncurkan, diduga, rudal balistik," kata juru bicara Penjaga Pantai Jepang tanpa memberikan rincian tentang kemungkinan lintasannya.
Baca juga: Uji Coba Rudal dan Wacana Serangan terhadap Korut
Sebelum uji coba tersebut, pada Jumat pekan lalu, Korut menembakkan dua peluru kendali taktis yang dibawa dalam rangkaian kereta api yang tengah berjalan. Pyongyang juga mengatakan telah menguji rudal hipersonik pada 5 Januari dan 11 Januari. Menanggapi serangkaian peluncuran, Pemerintah Amerika Serikat pekan lalu memberlakukan sanksi baru terhadap negara bersenjata nuklir itu.
Seorang warga Korea Selatan berjalan melintas di depan sebuah televisi yang tengah menyiarkan uji coba rudal balistik Korea Utara, pada Selasa (11/1/2022) di sebuah stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan. Rudal itu diarahkan ke laut.
Pyongyang mengatakan, bahwa tindakan Washington itu sebagai langkah provokatif. Meskipun terkena sanksi internasional Pyongyang telah menggandakan upayanya untuk memodernisasi militer. Pyongyang pun bergeming dengan sikapnya menolak menanggapi seruan AS untuk melakukan pembicaraan kembali setelah macet sejak pertemuan di Vietnam beberapa tahun lalu. “Korut memiliki hak yang sah untuk membela diri,” kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut kepada kantor berita Korut KCNA.
Pada pertemuan penting partai berkuasa Korut bulan lalu di Pyongyang, Pemimpin Korut Kim Jong Un berjanji untuk terus membangun kemampuan pertahanan negaranya. Ia pun sejauh ini bergeming dengan pilihannya untuk tidak berdialog dengan Washington di bawah pemerintahan Joe Biden yang menerapkan sanksi baru terharap Pyongyang. Padahal di tengah keterbatasan kondisi perekonomiannya, Korut diperkirakan telah tertekan hebat oleh kondisi yang disebabkan pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir.
Baca juga: Program Rudal Balistik Korea Utara Melesat
Pada Sabtu (15/1) pekan lalu KCNA melaporkan latihan sehari sebelumnya adalah langkah Pyongyang untuk menguji ketaktisan rudal berbasis kereta apinya. Dua peluru kendali taktis diklaim Korut mengenai sebuah sasaran yang ditetapkan di Laut Jepang. Peluru kendali itu diluncurkan dari wilayah Provinsi Pyongan Utara, wilayah Korut yang berbatasan dengan China. Tujuan latihan itu adalah "memeriksa dan menilai kemahiran" dalam prosedur tindakannya.
Para pejalan kaki berjalan melintasi di depan sebuah televisi yang tengah menyiarkan uji coba rudal balistik Korea Utara, Rabu (5/1/2022), Dalam layar itu tampak lintasan rudal yang ditembakkan Korea Utara. Rudal itu diprakirakan jatuh di perairan di timur Semenanjung Korea. (Photo by Kazuhiro NOGI / AFP)
Mengutip kantor berita Korsel, Yonhap, latihan itu menandai uji coba rudal kedua Korut menggunakan platform peluncuran dari atas kereta api sejak yang terakhir pada bulan September tahun lalu. "Resimen menerima misi daya tembak dalam waktu singkat dari Staf Umum di pagi hari pada hari Jumat sebelum dengan cepat bergerak ke tempat penembakan, dan secara tepat menyerang target yang ditetapkan di Laut Timur Korea dengan dua peluru kendali taktis," demikian dilaporkan KCNA.
Latihan itu diawasi oleh perwira komandan Tentara Rakyat Korea dan pejabat terkemuka Akademi Ilmu Pertahanan Korut. Namun tidak disebutkan apakah pemimpin Kim Jong-un menghadiri hal itu. Militer Korsel di Seoul mengatakan bahwa proyektil terbaru Korut terbang sejauh 430 kilometer pada ketinggian 36 km di atas permukaan laut dan dengan kecepatan tertinggi 6 Mach, enam kali kecepatan suara.
Baca juga: Kembali Luncurkan Rudal, Korut Catatkan Uji Coba Kedua dalam Sepekan Terakhir
Sejumlah pengamat mengatakan rudal tersebut tampaknya merupakan tipe KN-23 yang modelnya mirip dengan rudal balistik bergerak Iskander Rusia. Rudal KN-23 diketahui menggunakan apa yang disebut dengan istilah manuver pull-up selama meluncur di udara. Ini adalah sebuah teknik yang dirancang untuk menghindari pencegatan dan dengan demikian mempersulit upaya pertahanan rudal pihak yang menjadi target serangan, sesuatu yang menjadi bahasan khusus sekaligus kekhawatiran Korsel.
Setelah uji coba rudal yang diluncurkan dari atas kereta api pada bulan September tahun lalu, Korut mengatakan resimen rudal berbasis kereta apinya dimaksudkan untuk "meningkatkan kemampuan menghadapi banyak serangan secara bersamaan”. Uji coba pada Jumat pekan lalu itu menggarisbawahi upaya Pyongyang untuk mendiversifikasi platform peluncuran rudalnya, terutama di bawah skema untuk meningkatkan kemampuan bertahan misilnya dan membuat deteksi keberadaan mereka lebih sulit. (AFP/REUTERS)