Phnom Penh
Seekor tikus pengendus ranjau darat di Kamboja mati pada usia delapan tahun. Hewan pengerat yang menemukan lebih dari 100 ranjau darat dan bahan peledak lain selama lima tahun masa tugasnya itu meninggalkan warisan abadi, yaitu kisah penyelamatan ribuan nyawa di Kamboja.
Magawa, nama tikus itu, dilaporkan mati pada akhir pekan lalu. Magawa yang disebut sebagai ”HeroRAT” atau tikus pahlawan adalah hewan paling berjasa yang dikerahkan oleh badan amal internasional APOPO. Lembaga itu sebelumnya juga menggunakan tikus berkantong besar Afrika sejenis untuk mendeteksi ranjau darat dan penyakit TBC.
”Magawa dalam keadaan sehat dan menghabiskan sebagian besar waktunya pekan lalu dengan antusias bermain. Akan tetapi, menjelang akhir pekan, dia mulai melambat, lebih banyak tidur siang dan turun minatnya untuk makan di hari-hari terakhirnya,” demikian pernyataan APOPO.
Kontribusi Magawa, masih merujuk pada APOPO, memungkinkan komunitas di Kamboja untuk hidup, bekerja, dan bermain dengan lebih aman. ”Setiap penemuan yang dia buat mengurangi risiko cedera atau kematian bagi masyarakat Kamboja,” kata APOPO.
Semasa hidupnya Magawa menerima medali emas dari People’s Dispensary for Sick Animals, Inggris, pada 2020. Penghargaan itu diberikan untuk ”keberaniannya menyelamatkan nyawa dan pengabdian dalam tugas-tugasnya”.
Magawa lahir di Tanzania dan pindah ke Siem Reap di Kamboja pada 2016 untuk mulai tugasnya mendeteksi dan ikut membersihkan ranjau-ranjau darat. Magawa pensiun pada Juni 2021 lalu, antara lain, karena pertimbangan usia.
Diliputi perang saudara selama beberapa dekade, Kamboja adalah salah satu negara dengan ranjau darat terbanyak di dunia. Hingga saat ini diperkirakan daratannya seluas lebih dari 1.000 kilometer persegi masih diliputi ranjau darat.
Sejauh ini, lebih dari 40.000 warganya harus diamputasi akibat ledakan ranjau darat. Ini jumlah tertinggi per kapita di dunia. Kasus terbaru adalah tewasnya tiga warga pada awal pekan ini di Provinsi Preah Vihear yang berbatasan dengan Thailand. Direktur Jenderal Pusat Aksi Ranjau Kamboja, Heng Ratana, mengungkapkan, ketiga orang tersebut bernasib naas saat tengah membersihkan ranjau darat.
Itu sebabnya, kepergian Magawa adalah sebuah kehilangan yang sangat besar dan duka mendalam bagi Kamboja. ”Seorang pahlawan telah dikuburkan,” sebut APOPO. (REUTERS)
---------
Seri Kilasan Kawat Sedunia: