OSLO
Persediaan garmen untuk militer Norwegia menipis. Akibatnya, tentara rekrutan baru yang akan memulai masa dinas wajib militer tidak akan bisa mendapatkan seragam pakaian dalam. Solusinya, warga Norwegia yang sudah selesai masa dinas wajib militernya diwajibkan untuk mengembalikan pakaian dalam supaya bisa digunakan kelompok rekrutan berikutnya.
Militer Norwegia, Senin (10/1/2022), menjelaskan, persediaan seragam dan kain untuk membuat seragam menipis, sebagian gara-gara pandemi Covid-19. Organisasi Logistik Pertahanan Norwegia mengatakan, langkah ini harus dilakukan karena kebutuhan tinggi bagi tentara yang baru. Juru bicara Organisasi Logistik Pertahanan Norwegia, Hans Meisingset, menjamin pakaian dalam bekas bisa digunakan lagi dan aman untuk kesehatan jika diperiksa dan dicuci dengan benar.
Setiap warga Norwegia harus menjalani wajib militer selama 12-19 bulan. Selama ini, sekitar 8.000 anak muda laki-laki dan perempuan yang setiap tahun selesai menjalani wajib militer sudah mengembalikan pakaian dinasnya, tetapi tidak untuk pakaian dalam. Pakaian dalam dan kaus kaki tetap boleh dibawa pulang. Namun, kini pakaian dalam pun tak boleh dibawa pulang. ”Alasan stok garmen menipis bukan hanya pandemi, melainkan juga masalah keuangan, kontrak, dan masalah-masalah lain,” kata Meisingset.
Majalah pertahanan nasional Norwegia, Forsvarets Forum, menyebutkan bukan kali ini saja militer Norwegia kekurangan stok garmen. Masalah ini sudah terjadi sejak bertahun-tahun lalu. Pada Juni 2020, sepertiga dari pakaian dan perlengkapan tentara dilaporkan tidak tersedia lagi.
Tahun lalu, masalah ini juga sudah ada. Banyak yang seragamnya tidak pas di badan. Sepatu juga begitu. Tidak ada ukuran sepatu terbesar dan terkecil. Ini diduga karena ada kesalahan dalam sistem pemesanan dan pengiriman seragam militer. (AP)
-----
Seri Kilasan Kawat Sedunia: