Fosil ”Homo sapiens” di Etiopia Kemungkinan Tertua di Dunia
Manusia modern atau "Homo sapiens" diperkirakan muncul 360.000 tahun lalu. Penemuan fosil Omo I di Etiopia semakin membantu menyusun kepingan teka-teki kemunculan ini.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
Tim arkeolog gabungan Etiopia dengan sejumlah negara Eropa menemukan bahwa fosil tengkorak yang ditemukan di Omo Kibish pada tahun 1967 ternyata fosil Homo sapiens yang kemungkinan tertua di dunia. Penemuan itu menunjukkan bahwa evolusi manusia dan adaptasi terhadap lingkungan yang menjelaskan tahap perkembangan nenek moyang manusia modern.
Fosil yang diberi nama Omo I itu ditemukan oleh arkeolog asal Kenya, Richard Leakey, pada 1967 di Omo Kibish, Etiopia sebelah selatan. Fosil itu terdiri dari tengkorak yang nyaris utuh, rahang bawah, tulang belakang, dan sebagian lengan serta kaki. Leakey dan tim menduga fosil itu berusia setidaknya 130.000 tahun.
Dalam majalah Smithsonian edisi Rabu (12/1/2022), Celine Vidal, vulkanolog asal Universitas Cambridge, Inggris, yang menjadi pemimpin tim peneliti sekarang, menjelaskan bahwa fosil itu ditemukan di bawah lapisan abu setebal 2 meter. Ketika abu itu diteliti, ternyata berasal dari Gunung Shala yang terletak 370 kilometer dari Omo Kibish.
”Gunung ini meletus 233.000 tahun lalu. Berhubung Omo I berada jauh di bawah tumpukan abu, tentu usianya jauh lebih tua dari 233.000 tahun. Kami menduga usianya bisa mencapai 350.000 tahun,” ujar Vidal.
Homo sapiens adalah manusia modern. Para ahli evolusi belum mengetahui pastinya kemunculan spesies ini. Dugaannya, Homo sapiens pertama kali muncul di Benua Afrika pada kisaran 200.000 hingga 360.000 tahun yang lalu.
Perbedaan Homo sapiens dengan manusia purba lain ialah kecakapannya untuk beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini mencakup kemampuan membuat teknologi yang lebih kompleks untuk kehidupan sehari-hari, menciptakan struktur sosial, dan hidup berpindah tempat guna mencari kesempatan yang lebih baik.
Sejauh ini, dugaan fosil tertua Homo sapiens adalah yang ditemukan di situs Jebel Irhoud di Maroko. Fosil ini diperkirakan berusia 300.000 tahun. Leakey dan tim ketika itu memperkirakan usia Omo I dari penemuan kerang yang ada di sekitar fosil sehingga mereka menduga usianya 130.000 tahun.
Vidal dan tim kini melanjutkan penelitian dengan teknologi mutakhir, seperti menggunakan radiologi untuk meneliti unsur-unsur kimia pada fosil ataupun pada abu vulkanik yang menyelimutinya. Apabila penelitian terhadap Omo I rampung, ada kemungkinan fosil ini lebih tua dibandingkan dengan yang ada di Maroko.
”Struktur tengkorak Omo I menunjukkan ciri-ciri manusia modern atau Homosapiens, yaitu tulang dahi yang lebar dan rahang bawah serta dagu yang lebih jelas,” kata paleoantropolog Musee de l’Homme, Perancis, Aurelien Mounier, yang juga anggota tim peneliti.
Teori mengenai Homo sapiens sejauh ini muncul di Benua Afrika setelah berevolusi menggantikan Homo heidelbergensis. Spesies ini kemudian keluar dari Afrika dan menyebar ke seluruh penjuru Bumi. Kemampuan bertahan hidup dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang luar biasa membuat Homo sapiens secara cepat menjadi spesies dominan, menggantikan keberadaan manusia-manusia purba. (Reuters)