Korban Topan Rai di Filipina Bertambah, 208 Orang Tewas, 52 Hilang
Korban jiwa akibat bencana alam topan Rai di Filipina bertambah menjadi 208 orang dan diperkirakan akan terus bertambah. Masih banyak warga hilang. Ini bencana terburuk di negara itu dalam beberapa tahun terakhir.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
MANILA, SENIN — Korban jiwa akibat topan Rai yang melanda wilayah Filipina bagian tengah dan selatan terus bertambah. Berdasarkan data Kepolisian Nasional Filipina, Senin (20/12/2021), jumlah korban tewas meningkat menjadi 208 orang, melonjak lebih dari 140 orang dibandingkan data sehari sebelumnya, Minggu (19/12/2021) pagi.
Regu penyelamat yang diterjunkan masih terus mencari 52 warga yang dinyatakan hilang. Sebanyak 239 warga yang terluka telah mendapatkan perawatan pertama dari regu penyelamat dan petugas kesehatan.
Juru bicara Kepolisian Nasiona Filipina, Roderick Alba, mengatakan, kepolisian menurunkan personel untuk membantu kerja pemerintah setempat dan tim SAR di lokasi bencana. Mereka juga ditugaskan menjaga lokasi bencana dari kemungkinan penjarahan.
Jumlah korban tewas yang disampaikan Alba dan Kepolisian Nasional Filipina lebih besar dibandingkan yang dicatat Badan Kebencanaan Nasional Filipina. Perbedaan angka korban jiwa antara kedua lembaga ini, menurut catatan Reuters, sebanyak 58 orang.
Jumlah warga yang menjadi korban dan masuk sebagai laporan polisi berasal dari Filipina tengah, termasuk Provinsi Bohol. Wilayah ini dikenal sebagai kawasan wisata dan merupakan pusat olahraga surfing. Sebelumnya, Gubernur Bohol Arthur Yap, melalui laman Facebook miliknya, menyebut bahwa korban jiwa di wilayahnya mencapai 74 jiwa. Data itu, kata Yap, telah diverifikasi oleh otoritas kesehatan dan pejabat pemerintah terkait.
Otoritas di Provinsi Dinagat, salah satu provinsi paling selatan yang terdampak, melaporkan 10 kematian warganya akibat bencana ini.
Yap juga mengatakan, tim SAR tengah mencari 10 warga yang dilaporkan hilang. Dia menambahkan, saat ini mereka masih mencoba menjalin komunikasi dengan sejumlah wilayah karena baru 33 dari 48 kabupaten/kota yang terhubung sejak topan Rai menerjang.
Yap menyatakan, dirinya telah memerintahkan semua wali kota atau kepala daerah di Bohol untuk mengirimkan bantuan ke wilayah yang terparah terpapar bencana. Yang dibutuhkan oleh sekitar 1,2 juta warga terdampak saat ini adalah bahan makanan dan air minum serta air bersih.
300.000 orang mengungsi
Dari hasil penyisiran awal yang dilakukan militer dan tim SAR ke beberapa wilayah terdampak di Bohol, menurut Yap, topan Rai atau yang dikenal dengan topan Odette di Filipina sangat besar. Sebanyak 300.000 jiwa di provinsi ini harus mengungsi.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte akhir pekan lalu terbang ke wilayah terdampak dan menjanjikan bantuan senilai 2 miliar peso atau sekitar 40 juta dollar AS untuk membangun kembali wilayah-wilayah terdampak. Duterte, yang akan mencalonkan diri sebagai anggota Senat tahun depan, bertemu dengan sejumlah pejabat di kota Maasin, wilayah selatan Provinsi Leyte, kota kelahirannya.
Dia mengatakan, salah satu alasan keluarganya pindah dari kota tersebut adalah ancaman topan. ”Ketika aku dilahirkan, aku berkata kepada ibuku, ’Kita sebaiknya tidak tinggal di sini karena wilayah ini rentan bencana, khususnya angin topan’,” ucap Duterte.
Rai mengamuk, merobek atap, menumbangkan pohon, menumbangkan tiang listrik beton, menghancurkan rumah-rumah kayu berkeping-keping, memusnahkan tanaman, serta menyebabkan banjir di desa dan kota di wilayah tengah dan selatan Filipina.
”Kami sangat putus asa,” kata Ferry Asuncion, pedagang kaki lima di Surigao, sebuah kota tepi laut.
Topan Rai memiliki kekuatan cukup dahsyat. Topan ini menjadi salah satu yang terkuat melanda Filipina, yang terbentang antara Samudra Pasifik dan Laut China Selatan. Topan ini memiliki daya rusak hebat ketika kecepatan puncaknya mencapai 270 kilometer per jam atau sekitar 168 mil per jam.
Listrik padam di 227 kota
Kota Loboc yang terletak di pinggir sungai nyaris tenggelam. Warga setempat menyelamatkan diri dengan naik ke atap rumah-rumah mereka atau naik pohon. Di Provinsi Dinagat, seorang pejabat pemerintah menyatakan, hampir seluruh atap rumah warga dan lokasi penampungan pengungsi rusak tercerabut angin.
Akibat bencana tersebut, listrik di 227 kota padam seluruhnya sejak bencana melanda. Sejauh ini, petugas baru bisa memulihkan listrik di 21 kawasan.
Jumlah korban jiwa dan kerusakan di sejumlah wilayah mengingatkan banyak orang akan peristiwa hampir satu dekade lalu, ketika Filipina mengalami bencana yang sama yang disebabkan topan Haiyan tahun 2013. Haiyan, yang bagi warga Filipina sering disebut Yolanda, memorakporandakan banyak wilayah di Filipina tengah dan mengakibatkan lebih dari 6.300 orang meninggal.
Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik dunia, menyatakan turut berdukacita atas bencana yang terjadi dan menimpa rakyat Filipina.
Setiap tahun, sekitar 20 topan dan badai melanda kawasan yang menjadi bagian cincin api di wilayah Pasifik ini. Situasi ini menjadikan Filipina sebagai wilayah yang paling rentan terhadap bencana alam. (AP/AFP/REUTERS)