Blinken: AS Akan Pastikan Indo-Pasifik Bebas dan Terbuka
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken memaparkan pendekatan kebijakan luar negeri AS di Indo-Pasifik. Salah satu variabel, barangkali yang dominan, dalam pembentukan pendekatan itu adalah China.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
DEPOK, KOMPAS — Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada pidatonya di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (14/12/2021), menyatakan, AS akan memastikan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Washington siap memperkuat aliansi perjanjian dengan sekutunya di kawasan dan jalinan kemitraan, termasuk dengan ASEAN, seraya menjanjikan lebih banyak investasi di kawasan Indo-Pasifik.
Blinken menyampaikan pidato secara tertulis tentang pendekatan Pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap Indo-Pasifik selama 33 menit. Hadir dalam penyampaian pidato itu sejumlah sivitas akademika Universitas Indonesia (UI) dan tamu undangan secara terbatas. Kunjungan Blinken ke Jakarta menjadi bagian dari kunjungannya ke Malaysia, Thailand, dan Hawaii pada 13-17 Desember.
”Kami akan bekerja dengan sekutu dan mitra kami untuk mempertahankan tatanan berbasis aturan yang telah kami bangun bersama selama beberapa dekade guna memastikan kawasan ini (Indo-Pasifik) tetap terbuka dan dapat diakses semua pihak. Biar saya perjelas. Tujuan mempertahankan tatanan berbasis aturan bukanlah untuk menjatuhkan negara mana pun. Sebaliknya, ini untuk melindungi hak semua negara untuk memilih jalan mereka sendiri, bebas dari paksaan dan intimidasi,” kata Blinken.
Dalam pidatonya, Blinken menjabarkan visi AS untuk Indo-Pasifik. Visi itu berpusat pada lima elemen inti yang menurut Departemen Luar Negeri (Deplu) AS dimiliki banyak negara dan masyarakat di kawasan Indo-Pasifik. Pertama, memajukan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Kedua, menjalin hubungan yang lebih kuat di dalam dan di luar kawasan. Ketiga, mendorong kemakmuran yang berbasis luas. Keempat, ikut membantu membangun Indo-Pasifik yang lebih tangguh pascapandemi Covid-19. Terakhir, AS bertekad meningkatkan keamanan Indo-Pasifik.
Blinken menyatakan, AS telah mendengar aneka pengalaman dan juga keluhan-keluhan dari negara-negara di kawasan Indo-Pasifik tentang kondisi di kawasan itu. Disebutkan adanya kekhawatiran, mulai dari Asia Timur Laut hingga Asia Tenggara, dari Sungai Mekong hingga Kepulauan Pasifik. Secara langsung dia menunjuk agresivitas China di kawasan yang cukup meresahkan.
”Mengklaim laut lepas sebagai miliknya. Mendistorsi pasar terbuka melalui subsidi kepada perusahaan milik negara. Menolak ekspor atau mencabut kesepakatan untuk negara-negara yang kebijakannya tidak disetujui. Negara-negara di kawasan ini ingin perilaku ini berubah. Kami juga,” kata Blinken.
Blinken menegaskan, kepastian atas kebebasan pelayaran itu tidak akan diraih Washington melalui konflik, termasuk dengan Beijing.
Blinken juga menyatakan tekad Washington memastikan kebebasan pelayaran di Laut China Selatan (LCS). Dia menyebutkan bahwa sikap dan cara Beijing atas LCS mengancam pergerakan perdagangan senilai lebih dari 3 triliun dollar AS setiap tahun. Blinken menegaskan, kepastian atas kebebasan pelayaran itu tidak akan diraih Washington melalui konflik, termasuk dengan Beijing. ”Hal ini bukan tentang kontes antara wilayah AS-sentris atau wilayah China-sentris. Ini semata tentang wilayah Indo-Pasifik itu sendiri,” katanya.
Menurut Blinken, keterbukaan Indo-Pasifik akan berarti bahwa semua masalah akan ditangani secara terbuka. Adapun aturan akan dicapai secara transparan dan diterapkan secara adil. Arus barang, ide, dan orang akan mengalir dengan bebas melintasi daratan, dunia maya, dan laut lepas. Semua itu terjadi melalui pemerintahan yang transparan dan responsif terhadap rakyat.
Untuk mencapai hal-hal itu, Washington akan menjalin hubungan yang lebih kuat di dalam dan di luar kawasan. AS bakal memperdalam aliansi perjanjian dengan Australia, Jepang, Korea Selatan, Filipina, dan Thailand. Blinken juga menyebutkan ASEAN yang lewat sentralitasnya adalah dasar dari arsitektur regional. Washington siap memperluas kemitraan strategisnya dengan ASEAN karena ASEAN yang kuat dan mandiri sangat penting untuk mengatasi krisis yang mendesak dan tantangan jangka panjang.
Dalam upaya mendorong kemakmuran di Indo-Pasifik, Blinken berjanji AS akan menambah investasinya. AS disebutkan telah berinvestasi lebih dari 1 triliun dollar AS dalam bentuk investasi asing langsung di Indo-Pasifik. Washington juga tengah mengembangkan Kerangka Kerja Ekonomi Indo-Pasifik yang komprehensif. Hal itu diharapkan dapat mencapai sejumlah tujuan bersama, termasuk seputar fasilitas perdagangan, ekonomi dan teknologi digital, rantai pasokan yang tangguh, dekarbonisasi dan energi bersih, infrastruktur, dan standar pekerja.
Sebelumnya, juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyatakan, Washington dan Jakarta memiliki visi sama tentang kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, termasuk komitmen terhadap kebebasan navigasi dan penerbangan. Dikatakan bahwa Indonesia adalah pemimpin di ASEAN dan jangkar tatanan berbasis aturan di Indo-Pasifik.
”AS tetap terlibat secara mendalam di Indo-Pasifik, dan kami serta mitra kami percaya bahwa cara terbaik untuk mencegah konflik adalah dengan memperkuat nilai-nilai kebersamaan kami,” kata Deplu AS seraya menyatakan dukungan atas upaya kuat Indonesia untuk menjaga hak maritim dan melawan agresi China di LCS, termasuk di zona ekonomi eksklusifnya di Natuna.
Pemerintah AS menyatakan, kerja sama keamanan adalah pilar utama kemitraan strategis AS-Indonesia. AS mengaku bangga menjadi mitra pertahanan terbesar Indonesia dalam hal jumlah latihan tahunan dan aneka acara yang melibatkan kedua negara. ”Kerja sama kita dalam kontraterorisme dan dalam melawan ekstremisme kekerasan juga merupakan komponen penting dari upaya bersama kita untuk membangun dunia yang lebih aman,” kata Deplu AS.
Di Malaysia, Blinken dijadwalkan memperkuat kemitraan AS-Malaysia dalam mengatasi sejumlah tantangan, termasuk Covid-19, membangun rantai pasokan yang tangguh, dan juga memastikan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Di Thailand, Blinken akan menegaskan kembali komitmen AS terhadap aliansi perjanjian AS-Thailand serta bekerja menuju pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.