Visi Indonesia 2045 Selaras dengan Target Keketuaan G-20
Kondisi sekarang membuat Indonesia harus memprioritaskan sejumlah agenda untuk mewujudkan Visi 2045. Agenda prioritas itu kebetulan selaras dengan target-target Indonesia selama menjadi Ketua G-20.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyebaran virus SARS-CoV-2 galur Omicron menambah tantangan bagi upaya Indonesia mewujudkan visi 2045. Perwujudan visi itu selaras dengan tema-tema keketuaan Indonesia di G-20 yang dimulai pada Rabu (1/12/2021).
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, ketidakpastian menjadi bagian dari pandemi Covid-19. Penemuan galur Omicron menambah ketidakpastian itu.
”Di tengah ketidakpastian ini, apakah visi Indonesia 2045 akan terdampak?” ujarnya dalam World Indonesianist Congress 2021 yang diselenggarakan secara hibrida, Rabu (1/12/2021). Sebagian peserta hadir di Bandung, Jawa Barat, dan sebagian lagi hadir melalui fasilitas telekonferensi. Kongres itu salah satu wujud diplomasi hibrida Indonesia di era pandemi.
Visi 2045 disusun Badan Perencanaan Pembangunan Nasional mulai 2016. Visi itu berisi gambaran ideal capaian Indonesia pada tahun ke-100 kemerdekaan. Visi itu juga memuat peta jalan untuk mencapai target-targetnya.
Retno menyebut, kondisi sekarang membuat Indonesia harus memprioritaskan sejumlah agenda untuk mewujudkan Visi 2045. Agenda prioritas itu kebetulan selaras dengan target-target Indonesia selama menjadi Ketua G-20.
Agenda pertama untuk mencapai visi adalah meningkatkan keamanan dan ketahanan kesehatan. Sementara agenda pertama keketuaan Indonesia adalah memperkuat arsitektur kesehatan global. ”Keamanan kesehatan amat mendasar. Sekali ketahanan kesehatan ambruk, perekonomian global runtuh. Karena itu, keamanan dan ketahanan kesehatan akan menjadi dasar pemulihan ekonomi dan menjaga kesejahteraan,” ujarnya.
Untuk penguatan keamanan dan ketahanan kesehatan, peningkatan kapasitas industri kesehatan adalah langkah jangka pendek. Sementara langkah jangka panjangnya dengan penguatan arsitektur kesehatan global. Penguatan tidak hanya soal memastikan kecukupan pasokan obat dan vaksin serta peralatan kesehatan. Penguatan juga perlu dilakukan lewat pendanaan dan kemampuan memberikan layanan.
Agenda prioritas
Selama menjadi Ketua G-20, Indonesia berupaya mewujudkan agenda itu. Bersama sejumlah negara, Indonesia berusaha mengusulkan perjanjian baru soal kesehatan global. Lewat keketuaan di G-20, Indonesia ingin mendorong agar ada sistem dukungan internasional bagi negara berkembang dan miskin dalam menghadapi pandemi di masa mendatang. Pada periode keketuaannya, Indonesia bersama sejumlah negara berusaha mendorong perjanjian baru soal kesiapan menghadapi pandemi.
Retno mengatakan, agenda kedua yang harus diprioritaskan terkait Visi 2045 adalah pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pandemi memberi kesempatan untuk mengubah model pembangunan agar lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Masa depan ekonomi Indonesia diharapkan mengikuti model itu. ”Harus pula inkslusif dan mengutamakan masyarakat, mengutamakan kesejahteraan rakyat kebanyakan,” katanya.
Agenda kedua berkaitan dengan agenda ketiga, yakni transisi energi. Isu ini menjadi agenda keketuaan Indonesia di G-20 pula. ”Transisi menuju energi baru dan terbarukan cukup mahal serta membutuhkan keahlian khusus. Karena itu, investasi dan alih teknologi yang ramah lingkungan dan terjangkau amat penting. Negara maju harus mewujudkan komitmennya, meningkatkan kontribusi,” tuturnya.
Adapun agenda prioritas keempat adalah transisi digital. Sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekosistem digital tercepat, Indonesia perlu terus meningkatkan kapasitas infrastruktur digitalnya.
Sejauh ini, Indonesia telah memetik manfaat ekosistem digital. Lebih dari 2.000 usaha rintisan berkembang. Selain itu sedikitnya 8 juta UKM memanfaatkan pelantar digital untuk pengembangan usaha.