Varian baru Covid-19, Omicron, mulai menyebar dari Afrika Selatan ke sejumlah negara. Sejumlah negara bergegas menutup perbatasan dan memperketat protokol kesehatan. Ini akan kembali menggoyang sektor pariwisata dunia.
Oleh
Luki Aulia
·5 menit baca
Varian baru Covid-19, Omicron, yang mudah dan lebih banyak bermutasi mulai menyebar dari Afrika Selatan ke sejumlah negara. Kini banyak negara kembali menutup pintu perbatasan serta memperketat pembatasan dan protokol kesehatan. Kalangan ilmuwan sejumlah negara, terutama dari Uni Eropa dan Amerika Serikat, berpacu dengan waktu untuk memahami Omicron. Varian ini diduga lebih mudah menular ketimbang varian Delta.
”Kita semua sedang berpacu dengan waktu. Produsen-produsen vaksin paling tidak butuh waktu 2-3 pekan untuk mendapatkan gambaran penuh soal kualitas mutasinya,” kata Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Minggu (28/11/2021).
ejumlah negara yang sudah menutup perbatasannya dari siapa saja yang berasal dari Afrika Selatan, antara lain, Qatar, Amerika Serikat, Inggris, Indonesia, Arab Saudi, Kuwait, dan Belanda. Angola menjadi negara pertama di wilayah selatan Afrika yang menghentikan seluruh penerbangan dari negara-negara tetangganya, seperti Mozambik, Namibia, dan Afrika Selatan.
Presiden Afrika Selatan (Afsel) Cyril Ramaphosa meminta agar negara-negara segera mencabut larangan bepergian ke negaranya karena akan menghancurkan perekonomian Afsel.
Presiden Malawi Lazarus Chakwera menuding negara-negara Barat ketakutan berlebihan pada Afrika sehingga bergegas menutup pintu perbatasannya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Afrika juga mengingatkan negara-negara untuk berpegangan pada sains saja ketimbang menutup perbatasan jika hendak mencegah penularan varian baru Omicron.
”Menerapkan larangan bepergian terhadap Afrika itu sama saja menyerang solidaritas global,” kata Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO Afrika.
Keputusan menutup perbatasan bisa dimaklumi. Belanda menemukan setidaknya 13 kasus Omicron di antara 61 penumpang yang positif Covid-19 dan dikarantina setelah datang dari Afsel. Kepolisian Belanda juga menangkap pasangan yang melarikan diri dari hotel karantina dan sudah berada di atas pesawat di Bandara Schiphol, Amsterdam.
Tolak prokes
Meski ada ancaman baru Omicron, puluhan ribu warga Austria tetap berunjuk rasa memprotes program wajib vaksinasi dari pemerintah. Namun, Kanselir Austria Alexander Schallenberg menyatakan aksi protes itu tak akan mengubah kebijakan vaksinasi wajib itu.
Saat ini Austria termasuk salah satu negara dengan tingkat vaksinasi paling rendah di Eropa. Padahal, negara-negara Eropa lainnya sudah gencar melaksanakan vaksinasi dan kembali memperketat protokol kesehatannya. Ini, misalnya, diterapkan Jerman dan Perancis.
Begitu pula dengan Inggris. Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid menjelaskan aturan-aturan Covid-19 yang baru, seperti kewajiban mengenakan masker saat berada di pertokoan dan transportasi umum akan diberlakukan mulai Selasa (30/11/2021).
Seiring dengan upaya ilmuwan memastikan tingkat ancaman Omicron, seorang dokter di Afsel mengungkapkan, belasan pasiennya diduga terinfeksi Omicron. Mayoritas dari mereka mengalami gejala-gejala ringan, seperti rasa lelah. Kepala Asosiasi Kedokteran Afsel Angelique Coetzee mengatakan bahwa selama 10 hari terakhir ia melihat 30 pasien positif Covid-19 dan sudah sembuh tanpa perlu dirawat di rumah sakit.
Kekhawatiran pada Omicron ini muncul karena varian baru ini juga diduga kebal terhadap vaksin Covid-19 yang ada saat ini. Namun, ilmuwan ahli virus yang bekerja pada Pemerintah AS, Anthony Fauci, tetap yakin bahwa vaksin yang ada saat ini masih mempan melindungi orang dari kasus Covid-19 yang parah.
Masih belum yakin dengan pengetatan prokes, Israel tetap menutup pintu perbatasannya untuk semua orang asing. Padahal, Israel baru saja membuka pintu perbatasannya kembali untuk wisatawan empat pekan lalu.
Meski sudah banyak negara menutup pintu perbatasannya, Omicron tetap saja lolos dan kini ditemukan di Belanda, Inggris, Botswana, Hong Kong, dan Australia. Kanada juga baru saja mengumumkan menemukan dua kasus Omicron, Minggu (28/11/2021), dari dua orang yang baru saja kembali dari Nigeria.
Kalangan ilmuwan di Afsel pada pekan lalu mendeteksi ada varian baru Covid-19 yang memiliki sedikitnya 10 mutasi. Sementara varian Beta hanya 3 mutasi, sedangkan varian Delta memiliki 2 mutasi. Rumah Sakit Bambino Gesu di Roma, Italia, berhasil membuat citra Omicron yang pertama dan memang mutasinya lebih banyak ketimbang Delta. Hanya saja, belum tentu Omicron lebih berbahaya.
Pariwisata merugi
Akibat pandemi Covid-19, tahun ini sektor pariwisata di seluruh dunia akan kehilangan pendapatan hingga sedikitnya 2 triliun dollar AS. Kerugian ini tidak bisa dicegah karena proses pemulihan global dari pandemi berjalan lambat dan rapuh.
Menurut perhitungan Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO), kedatangan pelancong asing tahun ini hanya akan tetap di jumlah 70-75 persen atau kurang dari 1,5 miliar kedatangan pada tahun 2019 atau sebelum pandemi Covid-19.
Tingkat vaksinasi yang tidak sama antarnegara dan varian-varian baru Covid-19 akan semakin menghambat pemulihan pariwisata. Belum lagi kebijakan pembatasan yang diberlakukan kembali oleh sejumlah negara selama beberapa pekan terakhir yang menunjukkan betapa situasi tak bisa diprediksi.
”Ini krisis di industri pariwisata yang paling bersejarah. Meski sesulit apa pun, biasanya pariwisata bisa segera pulih dengan cepat. Saya sangat berharap tahun depan akan lebih baik,” kata Kepala UNWTO Zurab Pololikashvili.
Pololikashvili meminta negara-negara untuk menyelaraskan protokol kesehatan dengan kebijakan pembatasannya karena pelancong bingung dan tidak tahu bagaimana cara bepergian. Sebenarnya kedatangan pelancong asing di sejumlah negara, terutama Eropa, membaik karena sebelumnya digalakkan program vaksinasi. Meski demikian, pemulihan perlahan-lahan itu belum sesuai harapan. Pelancong pun masih belum percaya diri dengan situasi dunia.
Jumlah kedatangan di sejumlah negara pulau, seperti di Karibia dan Asia Selatan serta Eropa Selatan, sebenarnya sudah mendekati atau terkadang melampaui tingkat prapandemi. Namun, masih banyak negara yang belum kedatangan pelancong asing sama sekali, terutama di Asia dan Pasifik. Jumlah kedatangan pelancong turun sampai 95 persen dibandingkan dengan tahun 2019.
Sekitar 46 negara tujuan wisata saat ini masih menutup pintu perbatasannya dari pelancong asing. Namun, ada 55 negara yang memberlakukan kebijakan buka tutup. Hanya ada empat negara yang betul-betul mencabut pembatasan terkait Covid-19, yakni Kolombia, Kosta Rika, Republik Dominika, dan Meksiko. (AFP)