RI-Inggris Matangkan Peta Jalan Hubungan Bilateral
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss berkunjung ke Jakarta dan bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Inggris ingin merekatkan hubungan bilateral dengan Indonesia.
Oleh
BENNY D KOESTANTO, CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejak dijalin pada 2012, Kemitraan Strategis Indonesia-Inggris terus berkembang berdasarkan nilai-nilai kebersamaan, saling menghormati dan menguntungkan, serta mendukung kedaulatan dan keutuhan wilayah masing-masing. Kedua pemerintah tengah mematangkan peta jalan hubungan bilateral terbaru dengan harapan dapat selesai sebelum akhir tahun ini.
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss berkunjung ke Jakarta dan bertemu Presiden Joko Widodo yang didampingi Menlu Retno LP Marsudi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (11/11/2021). Truss didampingi Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins.
”Indonesia adalah mitra strategis utama bagi Inggris, sebagai kekuatan ekonomi dan demokrasi terbesar ketiga di dunia, dan sekaligus sahabat Inggris,” kata Truss dalam pernyataan pers bersama Retno yang disiarkan secara daring seusai pertemuan itu. ”Kami bertekad memperdalam hubungan kami dengan Indonesia, dan saya akan menindaklanjuti diskusi yang sangat positif hari ini.”
Pematangan peta jalan hubungan bilateral kedua negara menjadi salah satu agenda pembicaraan. Peta jalan hubungan bilateral itu diletakkan dalam kerangka penguatan kemitraan kedua negara. Retno menyebutkan, empat agenda pembicaraan lain terkait kepresidenan RI dalam forum Kelompok 20 (G-20), upaya kerja sama penanganan pandemi Covid-19, pemulihan ekonomi di tengah pandemi, serta sejumlah isu di kawasan dan global.
”Dalam pertemuan itu kami sepakat memperkuat forum kemitraan antara Indonesia dan Inggris,” kata Retno. ”Kami setuju untuk mulai merancang peta jalan hubungan bilateral dan bahkan kami sepakat menyelesaikannya sebelum akhir tahun ini.”
Menurut Truss, tekad untuk menyelesaikan peta jalan sebelum akhir tahun ini agar manfaatnya segera dapat dirasakan warga kedua negara.
Peta jalan itu mencakup sejumlah area, antara lain kerja sama di sektor perdagangan, investasi, ekonomi hijau, infrastruktur, energi, digital, dan teknologi.
Truss menyebutkan, peta jalan mencakup sejumlah area, antara lain kerja sama di sektor perdagangan, investasi, ekonomi hijau, infrastruktur, energi, digital, dan teknologi. Ia memastikan sektor swasta Inggris akan mendukung peta jalan itu.
Presiden Joko Widodo dalam keterangan tertulis menyatakan, perbincangan kedua pemerintah fokus pada kerja sama ekonomi strategis sebagai tindak lanjut pembicaraan dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi tentang Perubahan Iklim (COP 26) di Glasgow, Skotlandia.
”Pertama, kerja sama antara London Stock Exchange (LSE) dan Indonesia Stock Exchange (IDX) dalam pertukaran pasar karbon (carbon market exchange),” ujar Presiden Jokowi.
Kedua, Presiden Jokowi dan Menlu Inggris membahas investasi bersama Indonesia-Inggris dalam pengembangan produksi katoda di Inggris untuk memenuhi kebutuhan baterai litium di Inggris dan Eropa. ”Indonesia akan menyediakan prekursor yang diperlukan dari pabrik di Indonesia yang dibangun atas investasi bersama,” lanjutnya.
Ketiga, kerja sama yang lebih erat terkait vaksin dan bioteknologi. Sejauh ini, Indonesia telah berkomunikasi dengan Oxford University untuk mengirimkan lebih banyak pelajar dan peneliti. Menurut Presiden, pandemi telah memberikan pelajaran pentingnya membangun lebih banyak pusat untuk vaksin, obat-obatan, dan peralatan medis. Presiden juga menegaskan Indonesia siap untuk menjadi pusat bagi kawasan.
”Mohon sampaikan prioritas-prioritas ini kepada PM Johnson. Indonesia akan mengirimkan tim ke Inggris untuk segera menindaklanjuti hal ini. Tentu dukungan Inggris terhadap presidensi Indonesia di G-20 akan sangat kami hargai,” jelasnya.
Retno mengatakan, perdagangan dan investasi Indonesia-Inggris terus berkembang di tengah pandemi Covid-19. Di bidang perdagangan, hingga Agustus 2021, perdagangan bilateral telah meningkat 14,69 persen dari periode yang sama tahun lalu. Di sektor investasi, pada triwulan ketiga tahun 2021, investasi langsung dari Inggris juga telah meningkat signifikan dari sebelumnya 37,3 juta dollar AS.
”Saya sangat senang pertemuan dengan investor Inggris di sela-sela COP 26 menghasilkan komitmen baru sebesar 9,29 miliar dollar AS untuk investasi ekonomi hijau,” kata Retno.