India dan Sri Lanka Dilanda Bencana, Puluhan Orang Tewas
Hujan lebat yang menimbulkan banjir dan tanah longsor di India selatan dan Sri Lanka berlangsung sepekan ini. Ilmuwan memperingatkan, hujan lebat selama beberapa hari ke depan masih dapat menyebabkan bencana lanjutan.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·4 menit baca
CHENNAI, KAMIS — Hujan amat lebat yang turun di India selatan dan Sri Lanka memicu banjir dan tanah longsor. Sedikitnya 41 orang tewas akibat dua bencana tersebut di dua negara itu. Para ilmuwan memperingatkan, hujan lebat selama beberapa hari ke depan masih dapat menyebabkan bencana lebih lanjut.
Petugas meteorologi India memperkirakan, hujan lebat akan mereda dalam beberapa hari ke depan di Negara Bagian Tamil Nadu, India selatan. Walau demikian, hujan yang turun sesekali dalam beberapa hari sebelum reda berpotensi memicu banjir bandang dan tanah longsor.
Departemen Meteorologi India, Kamis (11/11/2021), memperkirakan bahwa hujan ringan hingga sedang bakal tetap turun di sebagian besar wilayah yang saat ini sudah terdampak. Banjir juga bisa terjadi di daerah dataran rendah. Saat ini beberapa ruas jalan di Tamil Nadu masih terendam.
”Yang terburuk sudah berakhir, tetapi hujan sesekali masih akan terjadi,” kata Pradeep John, seorang peramal cuaca amatir terkenal di Tamil Nadu, Negara Bagian India yang paling terpukul bencana.
Di pihak lain, sejumlah warga di negara tetangga, Sri Lanka, mengatakan bahwa hujan diperkirakan akan mereda mulai Kamis ini. Hal itu terjadi karena tekanan rendah yang membawa cuaca buruk sudah berangsur-angsur menjauh dari negara pulau di sebelah utara Samudra Hindia tersebut.
Banjir dan tanah lonsor akibat hujan lebat telah menewaskan 25 orang di Sri Lanka. Tanah longsor juga melukai lima orang lainnya. Kepala Pusat Manajemen Bencana Sri Lanka Sudantha Ranasinghe mengatakan, sebagian besar korban tewas karena tenggelam.
Dari India selatan, tepatnya di Tamil Nadu, dilaporkan sedikitnya 16 orang tewas. ”Sebanyak 16 orang tewas di Tamil Nadu,” kata Menteri Penanggulangan Bencana Tamil Nadu KKSSR Ramachandran.
Dengan demikian, total 41 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor di dua negara bertetangga tersebut.
Ribuan warga dievakuasi
Sebagian besar Chennai, ibu kota Tamil Nadu, tergenang banjir. Kota itu merupakan pusat manufaktur mobil India. Pejabat menggunakan pompa air untuk mengeringkan beberapa wilayah yang tergenang banjir. Ketinggian banjir mencapai pinggang orang dewasa. Ribuan orang yang tinggal di dataran rendah telah dievakuasi ke tempat yang aman.
Banyak sekolah dasar hingga menengah dan perguruan tinggi di Tamil Nadu tetap ditutup. Beberapa perjalanan kereta api ditangguhkan. Angin musim hujan di India selatan biasanya berlangsung dari Oktober hingga Desember, membawa hujan lebat.
Pihak berwenang telah mendirikan lebih dari 150 tenda bantuan untuk mendistribusikan logistik, terutama makanan, kepada para korban yang terpaksa mengungsi dari rumah mereka. Sebagian besar jalan utama Chennai terendam banjir dan terhalang pohon tumbang. Lalu lintas terganggu.
Lebih dari 1.300 tempat tinggal telah rusak di seluruh wilayah Tamil Nadu. Warga di Chennai dan daerah sekitarnya menderita tanpa layanan daya listrik. CNN melaporkan, lebih dari 100.000 hektar tanaman di Tamil Nadu rusak parah.
Kota Chennai pernah mencatatkan rekor curah hujan tertinggi pada 2015. Saat itu banjir menewaskan lebih dari 250 orang.
Pada Juli lalu, setidaknya 112 orang tewas dan puluhan orang hilang akibat tanah longsor yang dipicu oleh hujan deras di beberapa negara bagian di India. Otoritas negara itu mengerahkan personel militer untuk bergabung dalam upaya penyelamatan korban.
Separuh Sri Lanka terdampak
Hujan lebat yang menimbulkan banjir dan tanah longsor di India selatan dan Sri Lanka sudah berlangsung sejak satu pekan lalu. Selasa (9/11/2021), hampir separuh dari 25 distrik di Sri Lanka dilanda banjir. Daerah yang terdampak berada di dataran tinggi bagian tengah dan sekitar daerah tersebut.
Pradeep Kodippili dari Badan Penanggulangan Bencana Sri Lanka mengatakan, hujan teramat deras di negara itu turun sejak akhir Oktober 2021. Biro cuaca setempat memperingatkan, kemungkinan banjir bisa saja terjadi dalam beberapa hari mendatang. Curah hujan di pantai utara cukup tinggi di sekitar kota Jaffna.
Para ilmuwan mengatakan, cuaca buruk yang semakin tak terduga dan ekstrem di Asia selatan disebabkan oleh perubahan iklim. Keadaan itu diperburuk oleh deforestasi dan pembangunan yang berlebihan.
Pada Mei 2017, bencana alam yang dipicu oleh hujan lebat menyebabkan 164 orang meninggal di Sri Lanka. Sebanyak 104 orang juga dilaporkan hilang. Banjir saat itu merupakan yang terparah dalam 14 tahun terakhir.
Ribuan orang di Sri Lanka dan India bagian selatan pernah diungsikan pada awal Desember 2017 untuk menghindari banjir bandang yang menewaskan puluhan orang dan selusin warga yang mayoritas bekerja sebagai nelayan dinyatakan hilang. (REUTERS/AFP)