Melodi ”Bengawan Solo" Menyemangati Persahabatan ASEAN-Korea Selatan
Korsel telah melakukan sejumlah upaya guna merealisasikan Kebijakan Baru ke Arah Selatan. Presiden Moon Jae-in menepati janjinya untuk mengunjungi semua negara anggota ASEAN di masa jabatannya.
Oleh
Benny D Koestanto
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Melodi lagu ”Bengawan Solo” menjadi bagian dari medley lagu-lagu menandai perayaan ASEAN-Korean Day 2021 yang digelar secara virtual pada Selasa (9/11/2021). Acara itu diharapkan menjadi penyemangat persahabatan dan penunjang kerja sama Korea Selatan dengan 10 anggota ASEAN.
Lagu ”Bengawan Solo” dimainkan oleh kelompok musik Sanare dari Korsel. Medley itu menampilkan penggalan lagu-lagu yang berasal dari 10 negara anggota ASEAN. Selain ”Bengawan Solo”, lagu yang dimainkan adalah ”Bismillah” dari Brunei Darussalam, ”Lau Phsang Tien” (Kamboja), ”Hmone Shwe Yee” (Myanmar) dan ”Makinang” (Singapura), ”Makinang” (Singapura), ”Pao Khaen Wong” (Laos), ”Mung Hoi Hoa Bong” (Vietnam), ”Lupang Tinubuan” (Filipina), ”Datun Julud” (Malaysia), dan ”Bat Song” (Thailand). Medley ditutup dengan lagu Korsel berjudul ”Arirang”.
ASEAN-Korean Day adalah salah satu acara yang digagas Pemerintah Korsel. Ini seiring dengan Kebijakan Baru ke Arah Selatan (The New Southern Policy) yang disampaikan Presiden Korsel Moon Jae-in dalam kunjungan kenegaraannya ke Indonesia pada 2017. ”Lewat perayaan ini kita memperingati relasi kuat yang menampilkan nilai-nilai dalam kerja sama ASEAN dan Korsel,” kata Duta Besar Korsel untuk ASEAN Lim Sungnam dalam sambutannya.
Lim menyatakan, ASEAN-Korean Day 2021 digelar secara virtual karena kondisi global yang masih didera pandemi Covid-19. Tahun ini untuk kedua kalinya acara tersebut digelar secara virtual. Ia berharap acara dapat digelar secara langsung tahun depan.
Dalam catatan Kompas, Korsel telah melakukan sejumlah upaya guna merealisasikan Kebijakan Baru ke Arah Selatan. Secara diplomatis, Presiden Moon menepati janjinya untuk mengunjungi semua negara anggota ASEAN selama masa jabatannya. Ia mengunjungi Indonesia dan Filipina pada November 2017; Vietnam pada Maret 2018; Singapura pada Juli 2018; Brunei Darussalam, Malaysia, dan Kamboja pada Maret 2019; serta Thailand, Myanmar, dan Laos pada September 2019.
Secara diplomatis, Presiden Moon telah menepati janjinya untuk mengunjungi semua negara anggota ASEAN selama masa jabatannya.
Secara institusional, Pemerintah Korsel juga membentuk Komite Presidensial untuk Kebijakan Baru ke Arah Selatan (Presidential Committee on New Southern Policy). Komite itu menangani perumusan rekomendasi serta koordinasi kebijakan. Seoul membentuk Biro ASEAN pada Kementerian Luar Negeri Korsel untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Misi Korea untuk ASEAN juga bertambah besar tiga kali lipat. Level diplomatik dari kepala misi juga ditingkatkan. Dana Kerja Sama ASEAN-Korea (The ASEAN-Korea Cooperation Fund) ditingkatkan. Dana itu merupakan salah satu sarana finansial implementasi Kebijakan Baru ke Arah Selatan. Dalam opininya yang dimuat di harian Kompas dua tahun lalu, Lim menegaskan, langkah-langkah itu menunjukkan keseriusan Korsel dalam komitmennya menerapkan Kebijakan Baru ke Arah Selatan.
Sekretaris Jenderal ASEAN Dato Lim Jock Hoi dalam sambutannya mengatakan, pandemi Covid-19 menghadirkan salah satu momentum kerja sama ASEAN-Korsel. Hal itu memperkuat jalinan kerja sama kedua pihak setelah menjalin kemitraan strategis sejak 2010. Terkait penanganan pandemi Covid-19, Korsel berkomitmen membantu dana penanggulangan pandemi melalui ASEAN sebesar 1 juta dollar AS (sekitar Rp 14 miliar) pada tahun 2020 dan meningkat menjadi 5 juta dollar AS tahun ini.
Dalam pernyataan bersama Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-Korsel akhir Oktober lalu, kedua pihak juga sepakat untuk meningkatkan Kemitraan Strategis ASEAN-Korsel menjadi lebih substansial. Kedua pihak ingin hubungan yang dinamis dan saling menguntungkan untuk lebih merespons peluang dan tantangan regional dan global. Kedua pihak ingin berkontribusi terhadap peningkatan kondisi damai, stabil, dan makmur di kawasan.
Bangunan komunitas perdamaian itu diharapkan berorientasi pada warga, didukung prinsip dan prioritas bersama melalui kemajuan kerja sama praktis dan sinergis. Hubungan orang per orang pun ditekankan dan mewujud dalam sejumlah bidang. Misalnya, melanjutkan kerja sama dalam merespons pandemi Covid-19 dan kesehatan masyarakat, lingkungan hidup, konservasi keanekaragaman hayati, serta penanggulangan bencana.