Bertemu Putra Mahkota Abu Dhabi, Presiden Bahas Ibu Kota Negara hingga Presidensi G-20
Setelah hampir dua tahun berselang, Presiden Jokowi kembali bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi, UEA, Sheikh Mohamed. Pembangunan ibu kota negara kembali menjadi perbincangan dalam pertemuan kedua pemimpin itu.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono, Nina Susilo, Mawar Kusuma Wulan
·6 menit baca
Setelah menghadiri KTT G-20 di Roma, Italia, dan Konferensi Para Pihak atau COP 26 di Glasglow, Skotlandia, Presiden Joko Widodo melanjutkan lawatannya ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Selain melakukan pertemuan bilateral dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed al-Nah-yah, dalam kunjungan dua hari itu, Kepala Negara juga bertemu dengan para tokoh dan pebisnis Uni Emirat Arab.
Kepala Negara tiba di Abu Dhabi pada Rabu (3/1/2021) dan langsung menggelar pertemuan bilateral dengan Sheikh Mohamed Istana Al Shatie. Berbagai macam isu dibahas dalam pertemuan bilateral tersebut. Salah satunya pembangunan ibu kota negara yang baru. Perihal pembangunan ibu kota negara yang baru itu sebelumnya juga disampaikan dalam kunjungan Presiden Jokowi ke Abu Dhabi pada pertengahan Januari 2020.
Rencana pembangunan ibu kota negara baru itu pun sempat dipaparkan di hadapan para pemimpin dunia saat Presiden Jokowi menjadi pembicara kunci dalam forum Pekan Keberlanjutan 2020 di Abu Dhabi. Kala itu, RI juga mengundang tiga tokoh dunia untuk menjadi dewan pengarah pembangunan ibu kota negara baru. Mereka adalah Sheikh Mohamed, CEO Softbank Masayoshi Son, dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.
Dalam pertemuan bilateral, Rabu, Presiden Jokowi dan Sheikh Mohamed kembali menyampaikan komitmen untuk memperkuat kerja sama dan kemitraan dalam pembangunan ibu kota baru. Kedua pemimpin sepakat menindaklanjuti secara intensif berupa pertemuan-pertemuan pada tingkat teknis. ”Beliau mengarahkan untuk terus diintensifkan khusus membahas mengenai pembangunan ibu kota baru,” ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi seusai pertemuan bilateral.
KTT G-20 tahun depan akan diselenggarakan di Bali 30-31 Oktober 2022. Saya telah berencana mengundang Yang Mulia sebagai tamu presidensi Indonesia tahun depan. Saya sangat berharap Yang Mulia dapat menerima undangan saya ini.
Presidensi Indonesia di forum G-20 juga dibicarakan dalam pertemuan tertutup yang berlangsung selama lebih kurang 2,5 jam itu. Presiden Jokowi menjelaskan mengenai kepemimpinan atau presidensi G-20 yang dipegang Indonesia tahun 2022. Secara khusus, Kepala Negara akan mengundang Sheikh Mohammed untuk hadir sebagai tamu pada KTT G-20 di Bali tahun 2022.
”KTT G-20 tahun depan akan diselenggarakan di Bali 30-31 Oktober 2022. Saya telah berencana mengundang Yang Mulia sebagai tamu presidensi Indonesia tahun depan. Saya sangat berharap Yang Mulia dapat menerima undangan saya ini,” ujar Presiden.
Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan Pangeran Mohamed bin Zayed tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Duta Besar RI untuk UEA Husin Bagis.
Presiden menerangkan bahwa selama memegang presidensi G-20, Indonesia akan mengusung tema ”Recover Together, Recover Stronger”. Indonesia juga akan memberikan perhatian terhadap sejumlah isu, seperti digitalisasi dan transisi energi untuk memastikan ketersediaan teknologi bersih yang terjangkau bagi semua; keuangan inklusif khususnya bagi UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), perempuan, dan kelompok marginal; serta investasi untuk ekonomi hijau dan berkelanjutan.
Menlu Retno menyampaikan, Sheikh Mohamed menyambut baik undangan Presiden Jokowi. ”UAE akan menjadi salah satu tamu undangan untuk KTT G-20 di bawah presidensi Indonesia,” ujarnya.
Tak berhenti pada ibu kota negara yang baru, sejumlah isu lain juga dibahas dalam pertemuan bilateral. Di antaranya kerja sama di bidang energi baru terbarukan, investasi, dan perdagangan. Isu lain yang dibahas kedua pemimpin adalah mengenai koridor perjalanan atau travel corridor arrangement (TCA).
Indonesia telah memiliki perjanjian TCA dengan UEA sejak 29 Juli 2020. TCA dinilai harus diperkuat dengan adanya vaksin dan platform-platform perlindungan dari Covid-19. ”Oleh karena itu, kedua belah pihak sepakat untuk memperkuat TCA dengan saling pengakuan sertifikat vaksin dan juga integrasi platform perlindungan perjalanan,” kata Menlu Retno.
Tanam mangrove
Seusai pertemuan bilateral, Presiden Jokowi kemudian meninjau Jubail Mangrove Park yang terletak di Pulau Al Jubail, Abu Dhabi. Dalam perjalanan menuju Jubail Mangrove Park tersebut Presiden bersama rombongan melewati Joko Widodo Street dan melintasi Masjid Presiden Joko Widodo serta melihat pembangunan kantor baru Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Abu Dhabi dari kendaraan yang ditumpanginya.
Pemberian nama jalan Joko Widodo Street tersebut merupakan inisiatif langsung dari Sheikh Mohamed. Sebelumnya, nama jalan ini adalah Al Ma’arid Street yang menghubungkan Jalan Rabdan dengan Jalan Tunb al-Kubra.
Jalan Presiden Joko Widodo diresmikan pada 19 Oktober 2020 oleh Chairman Abu Dhabi Executive Office Sheikh Khalid bin Mohammed bin Zayed al-Nahyan. Jalan sepanjang lebih kurang 2,5 kilometer itu terletak di salah satu ruas jalan utama, yang membelah Abu Dhabi National Exhibition Center (ADNEC) dengan area kedutaan. Kawasan itu merupakan area strategis yang ditempati sejumlah kantor perwakilan diplomatik, seperti Kedutaan Besar Amerika Serikat, Turki, dan Arab Saudi.
Pemberian nama jalan tersebut merupakan sebuah pengakuan dan penghargaan tinggi kepada Indonesia. ”Kita harus bangga dan berterima kasih kepada Mohamed bin Zayed karena itu pengakuan, penghargaan yang tinggi kepada Indonesia, sebab tidak banyak nama jalan di sini nama orang asing. Seperti ada Raja Saudi, ada Perancis. Dua-tiga saja, yang lain tidak ada. Jadi kita harus bangga hal itu,” ujar Dubes RI untuk UEA Husin Bagis.
Sebagai bentuk penghargaan, Pemerintah Indonesia kemudian mengganti nama Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek atau Tol Jakarta-Cikampek II Elevated menjadi Jalan Layang MBZ Sheikh Mohamed bin Zayed. Penggantian nama tersebut diresmikan oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno pada Senin, 12 April 2021.
Tiba di Jubail Mangrove Park sekitar pukul 17.15 waktu setempat, Presiden Jokowi disambut Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail al-Mazrouei dan Direktur Utama Jubail Island Investment Company Mounir Haidar. Setelah mendengar penjelasan tentang kawasan tersebut, Presiden Jokowi berjalan kaki melintasi jembatan kayu atau broadwalk sejauh 300 meter untuk melihat tanaman mangrove.
Daya tarik utama Jubail Mangrove Park adalah boardwalk tersebut, yang terdiri dari tiga rute berbeda. Jalur terpanjang adalah 2 kilometer (km), jarak menengah 1,6 km, dan rute terpendek 1 km. Jubail Mangrove Park merupakan taman hutan bakau pertama di Abu Dhabi dengan luas 120.000 meter persegi yang mulai dibuka pada 30 Januari 2020.
Dilansir dari situs resminya, atraksi ini dibuat untuk meningkatkan kesadaran, apresiasi, dan pemahaman tentang fungsi ekologis yang penting dari habitat bakau yang mencakup perlindungan garis pantai Abu Dhabi dan mendukung keanekaragaman hayati. Sebelum meninggalkan Jubail Mangrove Park, Presiden Jokowi menanam pohon di dekat lokasi penanaman pohon oleh Putra Mahkota Abu Dhabi.
Menlu Retno menjelaskan, isu mangrove merupakan salah satu pembahasan kedua pemimpin dalam pertemuan bilateral di Istana Al Shatie. Kedua pemimpin sepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang mangrove, termasuk di bidang riset.
Mangrove memiliki arti yang penting dalam isu perubahan iklim dan Indonesia memiliki mangrove terbesar di dunia. ”Crown Prince sangat mengapresiasi upaya Indonesia untuk melakukan reservasi dan rehabilitasi mangrove. Ke depan, kedua pemimpin sepakat untuk melakukan kerja sama yang lebih strategis di bidang mangrove,” ujar Menlu Retno.