Awalnya diperkirakan Partai LDP hanya akan menang tipis dalam pemilu majelis rendah di Jepang. Di pemilu kali ini mereka menghadapi oposisi yang satu suara dalam mengkritik kelambatan LDP mengatasi pandemi Covid-19.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·4 menit baca
TOKYO, SENIN — Partai Liberal Demokratik atau LDP memenangi pemilihan umum di Jepang dan otomatis mengukuhkan Fumio Kishida sebagai Perdana Menteri ”Negeri Matahari Terbit”. Sejauh ini, para pengamat politik memantau kemungkinan perubahan yang mendasar dalam strategi politik internasional Jepang karena Kishida mengusung agenda penambahan anggaran pertahanan dan keamanan.
LDP memenangi 261 kursi di Diet atau parlemen Jepang. Koalisi mereka, Partai Komeito, memenangi 32 kursi. Kemenangan LDP ini, tutur Benoit Hardy-Chartrand, pengamat politik untuk Universitas Temple, Jepang, kepada stasiun televisi CGTN, cukup mengejutkan masyarakat. Pasalnya, pada pemilu kali ini partai-partai oposisi LDP cenderung kompak sehingga awalnya diperkirakan LDP hanya akan menang tipis.
Hasil itu membuat LDP dan mitra koalisinya, Partai Komeito tidak dapat mendorong amandemen konstitusi. Memang mereka meraih kemenangan dan meraup mayoritas kursi dari total 465 kursi di parlemen Jepang, namun dibutuhkan minimal 310 kursi untuk dapat mendorong amandemen konstitusi.
Tak hanya itu, meskipun meraih kemenangan, kepercayaan publik pada LDP menurun. Dibandingkan dengan jumlah kursi yang diduduki sebelumnya, dalam pemilu kali ini LDP kehilangan 15 kursi di parlemen.
”LDP memang berkuasa sejak tahun 1950, tetapi mereka di pemilu kali ini menghadapi oposisi yang satu suara dalam mengkritik kelambatan LDP mengatasi pandemi Covid-19. Ternyata, masyarakat masih memercayakan haluan politik mereka kepada LDP,” kata Hardy-Chartrand.
Para pengamat juga terus memantau perkembangan kebijakan LDP. Pasalnya, akhir-akhir ini, LDP cenderung lebih agresif di segi kebijakan politik internasional. Kishida dalam kampanyenya mengatakan, akan meningkatkan anggaran pertahanan dan keamanan demi menghadapi China yang kian unjuk kekuatan di Laut China Selatan dan Selat Taiwan. Sebaliknya, Komeito terkenal dengan pendekatan yang lebih lunak sehingga dinamika hubungan koalisi ini agak sukar ditebak.
Kishida sebelumnya dikenal sebagai politisi yang cukup lunak. Namun, dalam kampanye menjelang pemilihan ketua partai LDP, ia mengejutkan publik dengan persepsi yang keras terhadap China. Dalam pidato pasca-kemenangan, Kishida mengatakan akan menaikkan anggaran pertahanan dan keamanan menjadi 2 persen dari pendapatan domestik bruto Jepang.
”Kalau soal keselamatan penduduk, sebaiknya kita jangan melihat jumlah anggaran, tetapi fokus kepada jaminan keamanan,” ujarnya. Ia kemudian meninggalkan Tokyo dan terbang menuju Glasgow, Skotlandia, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ke-26 tentang Perubahan Iklim (COP 26).
Di samping bidang pertahanan, Kishida berjanji akan mengucurkan stimulus untuk membangkitkan ekonomi pada pertengahan November. Ia juga menekankan sistem ekonomi yang lebih egaliter, sesuatu yang ia sebut sebagai ”kapitalisme baru” demi mengecilkan jurang kesenjangan ekonomi. Ia juga berjanji untuk segera membuka kembali pariwisata domestik agar perekonomian bergulir.
Di sektor emisi, Kishida mengutarakan ingin menjadikan Jepang sebagai nomor satu dan teladan dekarbonisasi di Asia. Jepang tetap berpegang kepada Kontribusi Determinasi Nasional (NDC) yang merupakan turunan Kesepakatan Paris 2015, yaitu dekarbonisasi per tahun 2050.
Oleh sebab itu, Kishida menjanjikan akan menambah investasi di sektor-sektor energi bersih dan terbarukan. Meski begitu, ia sama sekali tidak menyinggung akan menghentikan atau melakukan tindakan signifikan terkait pemakaian pembangkit listrik bertenaga nuklir.
Kemenangan sayap kanan
Kejutan masih terjadi dalam pemilu Jepang. Di Osaka, kelompok sayap kanan Partai Inovasi Jepang (JIP) memenangi peringkat ketiga di majelis rendah. Mereka menguasai 41 kursi dari 465 kursi. Pada pemilu sebelumnya, JIP hanya memenangi 11 kursi. Penguasa kursi terbanyak tetap LDP disusul oposisinya, Partai Demokrasi Konstitusional Jepang (CDJP), yang berhaluan kiri.
Politisi paling terkenal dari JIP adalah Gubernur Osaka Hirofumi Yoshimura. Selain usia yang tergolong muda, yaitu 44 tahun, ia juga kerap muncul di media arus utama dan media sosial. Yoshimura sering blusukan dan melihat langsung penanganan pandemi di wilayah yang ia pimpin.
Menurut pengamat politik dari Universitas Kanagawa, Corey Wallace, para pemilih JIP adalah orang-orang yang tidak menyukai LDP, tetapi tidak meyakini CDJP. JIP memang menginginkan pengurangan pajak dan desentralisasi politik, tetapi yang membuat masyarakat memilih mereka ialah pandangan bela negara yang serupa dengan LDP. JIP juga menginginkan penambahan anggaran untuk pertahanan dan keamanan. (Reuters/RAZ)