G-20: Vaksinasi Capai 70 Persen Populasi Dunia di Pertengahan 2022
G-20 sepakat menargetkan vaksinasi Covid-19 mencakup minimal 70 persen dari populasi penduduk dunia pada pertengahan 2022. Tantangan utamanya adalah pasokan merata ke semua negara.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
ROMA, JUMAT — Para menteri keuangan dan menteri kesehatan anggota kelompok 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia atau G-20 pada pertemuan di Roma, Italia, Jumat (29/10/2021), sepakat menargetkan vaksinasi Covid-19 sekurang-kurangnya mencakup 70 persen populasi dunia pada pertengahan 2022. Sayangnya, belum ada kesepakatan untuk skema pembiayaan atas target itu sebagaimana diusulkan secara terpisah oleh Pemerintah Republik Indonesia dan Amerika Serikat.
”Guna membantu mencapai target vaksinasi global, setidaknya 40 persen dari populasi di semua negara pada akhir tahun 2021 dan 70 persen pada pertengahan 2022, kami akan mengambil langkah-langkah membantu meningkatkan pasokan vaksin dan produk medis penting serta masukan di negara-negara berkembang. Kami juga akan menghilangkan kendala pasokan maupun pembiayaan,” kata para menteri G-20 itu dalam pernyataan bersamanya.
Tidak adanya skema pembiayaan untuk mencapai target itu cukup disayangkan. Namun, para menteri menyatakan bahwa sebuah gugus tugas dibentuk. Gugus tugas itu akan mengeksplorasi pilihan-pilihan mobilisasi dana untuk meningkatkan kesiapsiagaan, pencegahan, dan respons, atas pandemi.
Menurut para menteri, gugus tugas dibentuk karena kasus pandemi Covid-19 menunjukkan kurangnya kapasitas dunia untuk mengoordinasikan respons atas sebuah kondisi krisis di bidang kesehatan.
”Kami membentuk Gugus Tugas Gabungan Keuangan-Kesehatan G-20 yang bertujuan untuk meningkatkan dialog dan kerja sama global mengenai isu-isu yang berkaitan dengan pencegahan, kesiapsiagaan, dan tanggapan pandemi,” demikian pernyataanpara menteri G-20 itu.
Disebutkan juga bahwa gugus tugas tersebut ditujukan untuk mendorong pertukaran pengalaman dan praktik terbaik, mengembangkan pengaturan koordinasi antara Kementerian Keuangan dan Kesehatan, mempromosikan tindakan kolektif, serta menilai dan menangani keadaan darurat kesehatan berikut dampak lintas batas dan mendorong pengelolaan sumber daya secara efektif.
Para menteri G-20 berjanji untuk mendukung ”semua upaya kolaboratif” terkait target vaksinasi Covid-19. Ini antara lain mencakup penyediaan akses ke vaksin, terapi, diagnosa, serta alat pelindung diri yang aman, terjangkau, berkualitas dan efektif. Agenda ini terutama relevan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Mereka sepakat akan bekerja untuk meningkatkan pasokan vaksin dan produk medis penting dan masukan di negara-negara berkembang, sambil menghilangkan kendala pada pasokan dan pembiayaan.
Global Citizen, sebuah kelompok advokasi internasional, menyambut baik target yang ingin dicapai G-20. Namun, kelompok itu menyatakan, dunia membutuhkan rencana rinci untuk mencapai target itu. Selain pemetaan langkah-langkah, hal yang dibutuhkan masyarakat global adalah transparansi soal jumlah dosis vaksin dan tempat produksi vaksin.
Hal itu diharapkan dapat memetakan kesenjangan-kesenjangan yang ada secara global. ”Ini saatnya bukan lagi untuk pernyataan niat. Sekarang adalah waktunya bagi para pemimpin kita untuk bertindak,” kata Wakil Presiden Global Citizen, Friederike Roder.
Pasokan vaksin
Para menteri G-20 itu juga menyerukan untuk meningkatkan ketahanan rantai pasokan melalui pusat transfer teknologi sukarela. Misalnya adalah hub mRNA yang baru didirikan di Afrika Selatan, Argentina, dan Brasil, dan melalui perjanjian produksi dan pemrosesan bersama.
Seruan soal transfer teknologi mRNA sukarela itu berarti bahwa pembicaraan tentang gagasan pengabaian sementara atas hak kekayaan intelektual pada vaksin dan terapi Covid tetap macet di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Gagasan pengabaian sementara waktu atas hak kekayaan intelektual vaksin itu awalnya diusulkan oleh Afrika Selatan dan India. AS beberapa bulan terakhir juga mendukung usulan ini.
Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz mengatakan, G-20 belum membahas soal paten terkait penanggulangan pandemi Covid-19. ”Kita memiliki banyak vaksin yang tersedia di seluruh dunia, tetapi kenyataannya masih ada daerah di dunia dengan tingkat vaksinasi yang masih sangat rendah,” kata Scholz kepada wartawan di sela-sela KTT.
Faktor kesetaraan akses terhadap teknologi dan vaksinasi Covid-19 juga diserukan para aktivis dalam demonstrasi di Roma kemarin. Aktivis berkumpul di sekitar peti mati dengan spanduk bertuliskan, ”5.000.000 kematian”, melambangkan jumlah korban pandemi Covid-19 di seluruh dunia. ”Apa yang kami tuntut dari G-20 adalah mendistribusikan vaksin yang ada dengan cara yang lebih adil sehingga setiap orang memiliki akses ke vaksin, di mana pun dia tinggal,” kata Koordinator Oxfam untuk G-20, Jorn Kalinsky. (AFP/REUTERS/BEN)