Pemimpin ASEAN Pastikan Komitmen pada Multilateralisme
KTT ASEAN menegaskan komitmen multilateralisme. ASEAN juga bertekad kuat sekaligus tangguh di tengah aneka tekanan geopolitik di kawasan.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
BANDAR SERI BEGAWAN, KAMIS — Para pemimpin Perhimpunan Negara-Negara di Asia Tenggara atau ASEAN memastikan komitmen mereka terhadap multilateralisme akan berlanjut di tengah dinamika kawasan maupun global. ASEAN juga bertekad untuk senantiasa kuat dan sekaligus tangguh di tengah aneka tekanan geopolitik di kawasan maupun dalam beradaptasi atas perubahan iklim secara global.
Tekad itu disampaikan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah dan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dalam penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-38 dan Ke-39 ASEAN, Kamis (29/10/2021). Penutupan itu secara resmi juga ditandai dengan penyerahan keketuaan ASEAN tahun ini dari Brunei kepada Kamboja yang akan memegang keketuaan ASEAN tahun depan.
”Sangat penting bahwa kita tetap berkomitmen untuk menegakkan multilateralisme dan arsitektur regional yang kuat untuk memungkinkan kemajuan yang berarti bagi generasi mendatang,” kata Sultan Bolkiah.
Sultan Bolkiah menyatakan pandemi Covid-19 menjadi tantangan besar bagi seluruh anggota ASEAN. Namun, di tengah keketuaan Brunei Darussalam yang mengusung tema ”We Care, We Prepare, We Prosper”, lewat upaya bersama ASEAN mampu mencatat sejumlah raihan.
Di antaranya adalah adopsi proses menuju komunitas ASEAN dan koordinasi institusional ASEAN dalam menghadapi bencana. Ada pula upaya penanggulangan pandemi seperti mendorong cakupan vaksinasi Covid-19.
Pernyataan Sultan Bolkiah dan PM Hun Sen adalah penegasan Ketua ASEAN dalam pernyataan resminya pada KTT ASEAN kali ini. Di sana dinyatakan bahwa regionalisme dan multilateralisme itu penting secara prinsip dan merupakan kerangka dalam bekerja sama antarnegara. Dua hal itu dikatakan Sultan Bolkiah sebagai kekuatan dan nilai untuk mendorong sifat terbuka, inklusif, transparan, berdasarkan aturan, saling menguntungkan sekaligus saling menghormati.
ASEAN juga memastikan bahwa Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) tetap harus dipimpin dan digerakkan oleh ASEAN. Untuk itu, ASEAN menggarisbawahi komitmen untuk mempercepat proses ratifikasi Perjanjian RCEP. Harapannya adalah RCEP akan mulai berlaku pada awal Januari 2022.
Terkait dinamika di kawasan Laut China Selatan (LCS), Ketua ASEAN menegaskan kembali pentingnya menjaga dan mempromosikan perdamaian, keamanan, stabilitas, keamanan, dan kebebasan navigasi di LCS. Ketua ASEAN mengakui manfaat memiliki LCS sebagai wiayah perairan yang damai, stabil, dan makmur. ASEAN menggarisbawahi pentingnya pelaksanaan aturan main dari seluruh pihak.
Para pemimpin ASEAN menyadari bahwa pemulihan ekonomi global dan regional belum pasti akibat pandemi Covid-19. Dalam mendukung pemulihan ekonomi kawasan, ASEAN menegaskan kembali dan menggarisbawahi pentingnya menjaga pasar di kawasan tetap terbuka.
Hal itu dilakukan dengan saling menjaga ketahanan rantai pasokan, mendukung para pelaku usaha mikro kecil dan menengah, serta meningkatkan kerja sama perdagangan. Secara khusus ASEAN mencatat kemajuan dalam pelaksanaan ASEAN Plus One Free Trade Agreements (FTAs) dengan Australia dan Selandia Baru, China, Hong Kong, China, India, Jepang, dan Korea Selatan.
Sementara Hun Sen menyatakan, penguatan sentralitas dan kesatuan ASEAN merujuk pada tatanan perilaku ASEAN. Sebagai Ketua ASEAN tahun 2022, ia memastikan ASEAN akan melanjutkan ASEAN Outlook on Indo-Pasific. Dalam bidang politik dan keamanan, Hun Sen juga mendorong agar ASEAN senantiasa kuat dan sekaligus tangguh di tengah aneka tekanan geopolitik di kawasan.
Hun Sen menegaskan tekad ekonomi diselaraskan dengan pilar sosial dan budaya dalam keketuaan Kamboja tahun depan. Menurut dia, liberasi kerja sama perdagangan secara maksimal patut didorong agar perekonomian dapat tumbuh di tengah kondisi normal baru.
Kamboja bersama ASEAN akan memastikan agar Asia Tenggara menjadi kawasan yang menarik sebagai tujuan maupun hub investasi, termasuk dengan upaya meningkatan konektivitas digital, UMKM dan kewirausahaan bagi kaum muda. (BEN)