Penguatan Kerja Sama Kunci Keluar dari Pandemi dan Pulihkan Ekonomi
Bank Pembangunan Asia memperkirakan perekonomian negara berkembang di Asia tumbuh 7,1 persen pada 2021 dan Asia Tenggara tumbuh 3,1 persen pada 2021.
BOGOR, KOMPAS — Upaya membangun perekonomian melalui peningkatan daya saing konektivitas, perdagangan, pariwisata, dan investasi menghadapi tantangan besar di masa pandemi Covid-19. Penguatan kerja sama antarnegara dinilai menjadi kunci agar keluar dari pandemi dan memulihkan ekonomi.
Konferensi Tingkat Tinggi Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area atau KTT BIMP-EAGA telah menghasilkan kerja sama konkret antarwilayah di bagian timur Asia sejak pembentukannya pada 1994. BIMP-EAGA juga telah berkontribusi dalam membangun perekonomian subkawasan melalui peningkatan daya saing konektivitas serta perdagangan pariwisata dan investasi.
”Namun, upaya kita tersebut selama pandemi menghadapi tantangan yang tidak kecil. Kita kehilangan waktu hampir dua tahun untuk mencapai berbagai target yang tecermin dalam visi BIMP-EAGA 2025," kata Presiden Joko Widodo sebagai ketua pertemuan KTT BIMP-EAGA Ke-14 saat memberikan sambutan secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (28/10/2021).
Visi BIMP-EAGA 2025 dimaksud menciptakan wilayah yang tangguh, inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing dengan prioritas di bidang industri hijau, pertanian, dan pariwisata. Melalui pertemuan ini, para pemimpin negara diharapkan dapat bertukar pandangan untuk mencapai visi BIMP-EAGA 2025. ”Upaya memperkuat kerja sama menjadi kunci agar kita dapat keluar dari pandemi ini dan mulai memulihkan ekonomi,” kata Jokowi.
Upaya memperkuat kerja sama menjadi kunci agar kita dapat keluar dari pandemi ini dan mulai memulihkan ekonomi. (Presiden Joko Widodo)
Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan, perekonomian negara berkembang di Asia tumbuh 7,1 persen pada 2021 dan Asia Tenggara tumbuh 3,1 persen pada 2021. ”Kita perlu pastikan bahwa proyeksi pertumbuhan tersebut akan tercapai,” jelas Presiden Jokowi.
Meski pencapaian target kerja sama terkendala pandemi Covid-19, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang turut mendampingi Presiden Jokowi pada konferensi tersebut menuturkan bahwa kerja sama masih menunjukkan perkembangan yang positif. Saat ini tanda-tanda pemulihan ekonomi negara berkembang di Asia dan Asia Tenggara mulai terlihat.
Dari sisi perkembangan ekonomi makro, menurut Airlangga, kerja sama ekonomi selama dua tahun mengalami kontraksi terutama di sektor perdagangan dan pariwisata. Sektor perdagangan turun dari 107 juta dollar AS menjadi 95 juta dollar AS. Sektor pariwisata turun dari 29 juta dollar AS menjadi 6,2 juta dollar AS. Namun, total investasi domestik masih meningkat 30 persen.
Airlangga menambahkan, kerja sama ekonomi BIMP-EAGA melibatkan beberapa provinsi dari empat negara yang secara geografis berdekatan. Indonesia memasukkan 15 provinsi di Pulau Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Brunei Darussalam memasukkan seluruh wilayah Brunei, Mindanao dan Palawan di Filipina, serta Sabah, Labuan dan Sarawak di Malaysia.
Proyek infrastruktur prioritas
Kerja sama mencakup delapan bidang utama, yaitu pariwisata, perdagangan investasi, transportasi, ketenagalistrikan, teknologi informasi dan komunikasi, pertanian lingkungan, kebudayaan, dan pendidikan. Perkembangan pembangunan proyek infrastruktur prioritas di kawasan BIMP-EAGA telah mengimplementasikan proyek sebesar 21,4 miliar dollar AS yang terdiri dari bandar udara, pelabuhan, jembatan, kereta api dan lain-lain.
Sebanyak 27 proyek infrastruktur prioritas dari 88 proyek sudah diselesaikan dan 10 proyek akan selesai tahun ini. Proyek infrastruktur ini akan mendukung peningkatan keterhubungan perdagangan efisiensi logistik yang ujungnya adalah peningkatan daya saing. Dari sisi Indonesia, beberapa proyek yang dapat diselesaikan, antara lain, pengembangan Pelabuhan Manado dan penyelesaian sejumlah ruas tol interkoneksi listrik dari Serawak ke Kalimantan Barat.
Dua koridor ekonomi, yaitu West Borneo Economic Corridor dan Greater Sulu-Sulawesi Corridor, telah dibentuk untuk pembangunan melalui koridor ekonomi ini. Beberapa proyek di West Borneo Economic Corridor, antara lain, keterhubungan Pontianak-Kuching-Brunei Darussalam. Adapun di Greater Sulu-Sulawesi Economic Corridor terdapat beberapa pelabuhan dan bandara yang telah diselesaikan, antara lain, Puerto Princesa Port serta Bandara Zamboanga dan General Santos di Filipina.
Baca juga: ASEAN Perkuat Kerja Sama Regional
KTT BIMP-EAGA juga membahas perkembangan green city yang akan mewujudkan perkotaan layak huni, ramah lingkungan, kompetitif secara ekonomi, dan sejahtera secara sosial. Kota Kendari, misalnya, telah menyelesaikan tahap pertama penyusunan green city action plan. Penguatan ekonomi hijau yang berkelanjutan juga ditekankan sebagai ekonomi masa depan yang harus berjalan beriringan dengan aksi iklim.
Saat berpidato di KTT ke-13 Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT), Presiden Jokowi menyampaikan tiga hal yang harus dilakukan sebagai upaya pemulihan ekonomi. Pertama, Presiden menyatakan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur, baik hard infrastructure maupun soft infrastructure. Dalam hal ini, Indonesia berkomitmen untuk menjamin keterhubungan di wilayah Sumatra.
Kedua, Presiden Jokowi menyatakan pentingnya mendukung ketahanan pangan dan energi melalui identifikasi dan pengembangan produk pertanian bernilai tambah tinggi. Pengembangan pertanian digital dinilai penting untuk meningkatkan produktivitas dan menarik partisipasi generasi muda. ”Untuk energi, teknologi dengan harga terjangkau, dan investasi memegang peranan penting bagi transformasi energi baru dan terbarukan,” kata Jokowi.
Pandemi mengajarkan pentingnya teknologi digital untuk menjalankan perekonomian. Kita harus lahirkan lebih banyak lagi digitalpreneur baru.
Selain itu, Presiden menyatakan pentingnya mempercepat transformasi ekonomi digital termasuk untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Presiden menuturkan bahwa pandemi mengajarkan pentingnya teknologi digital untuk menjalankan perekonomian. ”Kita harus lahirkan lebih banyak lagi digitalpreneur baru. Kita pastikan IMT-GT e-commerce platform yang baru dibentuk agar berfungsi optimal dan user friendly dalam memfasilitasi UMKM di pasar digital,” ucap Jokowi.
Kerja sama bidang halal
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga mengungkapkan rencana Indonesia menggelar ASEAN Creative Economic Business Forum di Bali pada November mendatang. Presiden juga menyatakan dukungan Indonesia terhadap penyusunan cetak biru implementasi IMT-GT 2022-2026. ”Cetak biru ini akan menjadi pedoman fisik kita dan memuat target dan indikator yang jelas bagi upaya memperkuat kerja sama kita dalam lima tahun ke depan,” katanya.
Baca juga: Ekonomi Kreatif di Tengah Pandemi
Tahun ini adalah tahun terakhir pengimplementasian cetak biru IMT-GT periode 2017-2021. GDP IMT-GT telah meningkat 20 persen pada periode 2015-2019. ”Dalam periode tersebut, Indonesia telah mencoba berkontribusi, antara lain, melalui pembangunan konektivitas fisik subkawasan senilai 17,9 miliar dollar AS dan dukungan proyek-proyek, antara lain, Bengkulu Digital and Tourism Village, Aceh Investment Sport, Batam Green City Initiative, dan sejumlah proyek lainnya,” ujar Presiden.
Menurut Airlangga, kerja sama IMT-GT meliputi tujuh bidang, yaitu pariwisata, perdagangan investasi, transportasi, pertanian, lingkungan, sumber daya manusia, dan kerja sama di bidang halal. Memasuki akhir dari implementasi cetak biru 2017-2021, terdapat 14 proyek konektivitas prioritas yang telah selesai. Sebanyak lima proyek ada di Indonesia, tiga proyek di Malaysia, dan enam proyek di Thailand dengan total nilai proyek sekitar 39 miliar dollar AS.
Menurut Airlangga, hasil cetak biru yang pertama 2017-2021 yang berakhir di akhir tahun ini membuktikan bahwa kerja sama IMT-GT telah memacu pembangunan ekonomi dan memperkecil kesenjangan antarwilayah. Untuk itu, cetak biru tahap kedua 2022-2026 ditekankan pada pendekatan proyek atau program yang lebih konkret.
Kerja sama kesehatan
Sementara itu, saat berpidato pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-18 ASEAN-India secara virtual di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat, Presiden Joko Widodo menuturkan arti penting pembangunan kerja sama kesehatan antara ASEAN dan India dalam menghadapi pandemi. Langkah ini penting bukan saja dalam mengatasi pandemi Covid-19, tetapi juga dalam mempersiapkan diri menghadapi pandemi-pandemi yang akan datang.
Arti penting kerja sama ini tidak lepas dari kapasitas besar India pada sektor kesehatan, terutama di bidang farmasi. India merupakan produsen vaksin terbesar di dunia dan produk farmasi terbesar ketiga di dunia. Hal tersebut dapat menjadi modal besar untuk memperkuat kerja sama industri farmasi antara ASEAN dan India.
Sejumlah tindakan yang dapat dilakukan, antara lain, diversifikasi lokasi produksi kebutuhan medis, peningkatan produksi obat dan vaksin, kerja sama riset dan pengembangan vaksin dengan teknologi terkini, membangun jaringan, serta menjadi bagian dari pusat distribusi regional industri farmasi. ”Di tingkat global, dukungan TRIPS Waiver di WTO harus dilakukan. Ini penting memfasilitasi akses teknologi terkini obat-obatan maupun vaksin,” kata Presiden Jokowi.
Selain itu, perlu pula dilakukan kerja sama dalam bidang sumber daya manusia (SDM) kesehatan. Terlebih, hingga Juli 2021, India tercatat memiliki perguruan tinggi dengan jurusan kedokteran yang cukup banyak. ”Dengan pengalaman dan keunggulan SDM yang dimiliki, India dapat mendukung peningkatan kapasitas SDM negara ASEAN di bidang kesehatan,” kata Presiden Jokowi.
Jokowi berpandangan, program 1.000 PhD yang dicanangkan India dapat diprioritaskan pada bidang bioscience dan bioteknologi. Presiden meminta agar India dapat membuka lebar program magang dan penelitian di perusahaan bidang kesehatan. ”Fasilitasi magang dan penelitian pada perusahaan bidang kesehatan di India agar dibuka seluas-luasnya bagi negara ASEAN,” ujarnya.
Cegah rivalitas
Sementara itu, saat berpidato pada KTT ke-4 ASEAN-Rusia, Presiden Jokowi mendorong kemitraan ASEAN-Rusia untuk mencegah terjadinya dinamika di kawasan Indo-Pasifik yang mengarah pada perebutan pengaruh dan rivalitas yang semakin tajam. ”(Hal) yang lebih mengkhawatirkan bahkan mengarah pada arms race dan power projection. Jika tren ini dibiarkan, maka peluang terjadinya proxy sangat besar,” ucap Jokowi.
Presiden Jokowi menuturkan, hal tersebut harus dicegah dan dihindari. ”Tidak ada di antara kita yang ingin melihat situasi ini terus berkepanjangan. Saya percaya, kemitraan strategis ASEAN-Rusia dapat mencegah tren ini,” ucap Presiden.
Presiden Jokowi meyakini ASEAN dan Rusia memiliki kesamaan kepentingan dan aspirasi dalam melihat kawasan yang aman dan makmur. Kemitraan ASEAN-Rusia yang telah terjalin lama ini menjadi penyangga stabilitas keamanan dan perdamaian.
ASEAN dan Rusia memiliki kesamaan kepentingan dan aspirasi dalam melihat kawasan yang aman dan makmur. Kemitraan ASEAN-Rusia yang telah terjalin lama ini menjadi penyangga stabilitas keamanan dan perdamaian.
Presiden Jokowi merasa bahwa komitmen dan dukungan Rusia terhadap sentralitas ASEAN dan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific sangat tepat waktu. Oleh karena itu, Presiden mengajak ASEAN-Rusia mengimplementasikan kerja sama praktis dan konkret dalam sektor ekonomi, pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), maritim, dan konektivitas.
Menurut Presiden, Jokowi ASEAN-Rusia harus terus menjadi kekuatan positif dan penyangga stabilitas, dan perdamaian di kawasan. Kerja sama konkret yang dijalankan tersebut akan menumbuhkan kebiasaan kerja sama dan dapat menghilangkan budaya persaingan.
”Kerja sama konkret ini juga akan mempertebal strategic trust dan menghilangkan trust deficit. Ini akan menjadi kontribusi besar Rusia dalam menjaga stabilitas, perdamaian, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik,” ujar Presiden Jokowi yang pada KTT ASEAN-India dan KTT ASEAN-Rusia tersebut didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar.
Saat menyampaikan keterangan pers, Kamis malam, Mahendra Siregar menuturkan KTT ASEAN-Rusia tersebut menandai berakhirnya rangkaian KTT ASEAN yang telah dimulai sejak Selasa (26/10/2021). ”Upacara penutupan juga baru saja dilaksanakan yang ditandai dengan penyerahan keketuaan dari Brunei Darussalam kepada Kamboja sebagai Ketua ASEAN 2022. Tahun berikutnya, Indonesia yang akan meneruskan keketuaan ASEAN dari Kamboja,” katanya.
Mahendra menuturkan, rangkaian pertemuan ini memberikan kesan bahwa segala tantangan yang muncul di kawasan dapat diatasi melalui diplomasi yang kuat dan tangguh serta kerja sama yang konkret.