Perancis Luncurkan Satelit Komunikasi Militer, Cegah Agresi Darat-Luar Angkasa
Perancis meluncurkan satelit militer Syracuse-4A ke orbitnya. Satelit ini akan menjamin komunikasi militer negara itu tak akan terhadang. Syracuse adalah bagian dari pengembangan program luar angkasa militer Perancis.
Oleh
Mahdi Muhammad
·2 menit baca
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Roket Ariane 5 ECA VA235 yang membawa satelit Telkom 3S meluncur di fasilitas milik Arianespace di Kourou, Guyana-Perancis, Selasa (14/2/2017). Pada Sabtu (23/10/2021) malam, roket Ariane 5 juga digunakan Perancis untuk meluncurkan satelit komunikasi Syracuse 4A.
PARIS, SENIN — Perancis berhasil meluncurkan sebuah satelit komunikasi yang dirancang untuk memungkinkan semua anggota militer negara itu di seluruh dunia bisa berkomunikasi dengan cepat dan aman. Tak hanya melindungi jalur komunikasi antarawak militer negara itu, satelit tersebut juga memiliki kemampuan mengawasi lingkungan sekitarnya dan secara otomatis bermanuver menghindari serangan yang ingin menghancurkan fasilitas komunikasi itu.
Satelit Syracuse 4A diluncurkan ke orbit menggunakan roket Ariane 5 dari Korou, Guyana-Perancis, Sabtu (23/10/2021) malam. Satelit berhasil mencapai orbitnya setelah menempuh perjalanan selama 38 menit 41 detik seusai lepas landas.
”Satelit itu dirancang untuk menahan agresi dari darat dan luar angkasa serta gangguan lainnya,” kata Juru Bicara Angkatan Udara dan Ruang Angkasa Perancis Kolonel Stephane Spet.
Satelit Syracuse 4A adalah kelanjutan dari program otonomi komunikasi militer Perancis. Sebelumnya, Perancis telah meluncurkan Syracuse 3A dan 3B serta Sicral-2, secara berurutan pada 2005, 2006, dan 2015.
Program tersebut merupakan bagian dari komando pasukan luar angkasa yang dibentuk Pemerintah Perancis tahun 2019 di tengah kekhawatiran negara-negara pesaing mulai memperlihatkan investasi masif dalam teknologi luar angkasa. Bidang teknologi ini dipandang sebagai wilayah baru pertahanan militer.
AFP PHOTO / PATRICK BAZ
Petugas operator penerbangan dek meninggalkan tempat saat jet tempur Angkatan Udara Perancis, Rafale, bersiap lepas landas dari landasan kapal induk Charles de Gaulle di Teluk Persia, 23 Februari 2015. Komunikasi antarpersonel militer Perancis kini terbantu oleh satelit Syracuse 4A yang diluncurkan Perancis di Korou, Guyana-Perancis, Sabtu (23/10/2021) malam.
Syracuse 4A, seperti dikutip dari laman ArianeSpace, memiliki teknologi terbaru berupa antena anti-jamming (anti-pemblokiran) dan prosesor transparan digital yang menjamin ketahanan tinggi terhadap metode jamming (pemblokiran) yang ekstrem.
Menurut Marc Finaud, ahli proliferasi senjata di Pusat Kebijakan Keamanan Geneva, para pengembang satelit tersebut mampu memasang teknologi yang bisa melindunginya dari gelombang elektromagnetik ledakan nuklir.
Pada Maret tahun ini, Perancis memulai latihan militer pertama di luar angkasa untuk menguji kemampuannya mempertahankan satelit komunikasi miliknya yang diberi nama AsterX. Seperti dilansir laman DW, militer Amerika Serikat dan Jerman ikut serta dalam latihan tersebut.
AP PHOTO/ R.NICOLAS-NELSON, ECPAD
Foto yang dirilis Kantor Komunikasi Audiovisual Militer Perancis (ECPAD) memperlihatkan tiga pesawat tempur Angkatan Udara dan Ruang Angkasa Perancis, Mirage 2000, terbang menuju wilayah N’Djamena, Chad, Afrika, dari pangkalan udara militer Perancis di Nancy-Ochey, Perancis, 11-12 Januari 2018.
Pengembangan peralatan komunikasi di luar angkasa untuk kepentingan militer adalah bagian dari program pengembangan militer Perancis senilai 5 miliar dollar AS selama enam tahun (2019-2025). Menurut rencana, satelit-satelit yang akan dikembangkan oleh para insinyur dan militer Perancis itu juga akan dilengkapi dengan persenjataan untuk mencegah perusakan atau bahkan juga mencegah spionase oleh negara lain.
Tahun 2017, Pemerintah Perancis pernah menuduh Kremlin melakukan spionase setelah satelit mereka, Olymp-K, yang juga dikenal sebagai Louch, berada di dekat satelit militer milik Perancis-Italia, Athena-Fidus. Tahun lalu AS juga mengklaim bahwa Rusia telah melakukan uji coba senjata antisatelit non-destruktif di luar angkasa. (AFP)