Hasil penyelidikan membuktikan, wakil pemimpin perusahaan raksasa teknologi, Samsung Electronics Co Ltd, Lee Jae-yong, pada kurun 2015-2020 bersekongkol dengan pengelola klinik untuk penyalahgunaan propofol 41 kali.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·4 menit baca
SEOUL, SELASA — Pemimpin sekaligus wakil komisaris raksasa teknologi Samsung, Lee Jae-yong, mengaku di pengadilan, Selasa (12/10/2021), bahwa dirinya secara tidak sah menggunakan obat bius. Ia dituntut jaksa dengan hukuman denda 70 juta won atau sekitar 58.327 dollar AS plus denda tambahan 17 juta won.
Lee hadir pada persidangan pertama dalam kasus penggunaan obat bius secara tidak sah di Pengadilan Distrik Pusat Seoul di Seoul. Dalam persidangan itu, ia mengaku telah memakai obat propofol tidak sesuai aturan penggunaan. Propofol adalah obat bius yang awalnya digunakan oleh Lee ketika menjalani perawatan kulit di sebuah klinik bedah plastik.
Hasil penyelidikan membuktikan, pada kurun 2015-2020 Lee bersekongkol dengan pengelola klinik untuk penyalahgunaan propofol sebanyak 41 kali. Obat ini mendapat sorotan dunia karena menjadi penyebab kematian raja musik pop Michael Jackson pada 2009. Pengelola klinik yang juga tengah menjalani persidangan menyangkal telah menyalahgunakan obat bius.
”Awalnya, saya memang menjalani perawatan kulit. Setelah itu, saya kembali ke klinik tersebut untuk meminta disuntikkan propofol walaupun tidak ada masalah terkait dengan kulit,” kata Lee dalam pledoi. Menurut dia, ia mulai menyalahgunakan propofol akibat tertekan karena ayahnya sakit keras.
”Masalah ini berawal dari pengobatan, tetapi saya benar-benar menyesal,” kata Lee. ”Saya akan... memastikan bahwa hal ini tidak akan terulang lagi.” Dalam sidang yang dihadiri sekitar 15 orang itu, Lee mengaku tidak menggunakan obat bius itu sejak keluar dari penjara.
Dalam hukum Korea Selatan, penyalahgunaan obat resep memiliki hukuman pidana kurungan selama 5 tahun. Akan tetapi, jaksa menuntut hukuman denda 58.327 dollar AS dan tambahan denda sebesar 14.179 dollar AS. Jaksa mempertimbangkan fakta bahwa Lee belum pernah memiliki catatan kasus serupa sebelumnya dan seringnya Lee menjalani pengobatan.
Sidang pembacaan vonis dijadwalkan, 26 Oktober mendatang.
Sebelumnya, Lee dipenjara sejak awal tahun 2020 akibat tuduhan suap dan penggelapan uang. Skandal ini berujung kepada pemakzulan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye pada 2017. Lee terbukti menyogok Park untuk melancarkan bisnisnya, termasuk memastikan Lee memegang kekuasaan terbesar di Samsung, perusahaan yang didirikan kakeknya.
Saat itu, Lee menghadapi keraguan dari dewan komisaris Samsung setelah kematian ayahnya, Lee Kun-hee. Pasalnya, para petinggi perusahaan sangsi dengan kemampuan Lee muda mengambil alih tampuk kepemimpinan. Demi ambisinya, Lee kemudian menyogok Park dan sejumlah pejabat negara untuk membantunya di belakang.
Pada kasus ini, Lee divonis kurungan 30 bulan. Ia mendapat pembebasan bersyarat pada Agustus 2021. Pada saat yang sama, Lee juga tengah menghadapi gugatan penipuan dan manipulasi saham terkait penggabungan dua anak perusahaan Samsung senilai 8 miliar dollar AS pada 2015. Persidangan sudah berjalan setiap pekan.
Tantangan bagi Samsung
Samsung didirikan Lee Byung-chul pada 1983. Perusahaan ini awalnya meniru peralatan elektronik Jepang dan Barat dengan kualitas seadanya. Akan tetapi, berkat kegigihan dan inovasi, Samsung berhasil berkembang menjadi raksasa teknologi digital. Sekarang, di dalam negeri, perusahaan ini dikritik melakukan monopoli pasar dan menggilas usaha-usaha kecil.
Seperti dilansir harian The Korea Times, Samsung saat ini menghadapi tantangan menjaga persaingan, meningkatkan produksi, dan memastikan pimpinannya taat hukum. Pada 2020, Samsung meminta bantuan Boston Consultan Group dari AS untuk merapikan tata kelola korporasi dan anak-anak perusahaan.
Lee sudah memberi pernyataan bahwa ia tidak akan menyerahkan Samsung kepada anak-anaknya. Oleh sebab itu, perusahaan harus mencari metode kepemilikan dan kepemimpinan yang baru. Samsung juga meminta bantuan Institute Kajian Tata Kelola Pemerintahan Universitas Korea agar melakukan penelitian mengenai risiko perubahan struktur kepemilikan dan kepemimpinan.
Setelah mendapat pembebasan bersyarat, Agustus lalu, Lee berusaha tidak terlalu sering tampil di depan publik. Kantor kepresidenan Korsel meminta publik untuk bisa memahami situasi yang dialami Lee, dengan menyebut harapan bahwa ia akan membantu Korsel memproduksi semikonduktor dan vaksin.
Sesudah Lee bebas, Samsung mengungkapkan akan menginvestasikan 240 triliun won dalam tiga tahun ke depan pada bidang-bidang, seperti cip dan biofarmasi. Muncul ekspektasi bahwa Samsung Electronics Co Ltd dan afiliasinya akan membuat keputusan besar, di antaranya menentukan lokasi pabrik cip senilai 17 miliar dollar AS di Amerika Serikat. (REUTERS/AFP)