Republik Lempar Solusi Sementara untuk Utang Negara, Kini Bola di Tangan Demokrat
Partai Republik mengusulkan perpanjangan plafon utang pemerintah federal AS hingga Desember 2021 guna menghindari gagal bayar utang. Namun, ini solusi sementara. Bola kini ada di Partai Demokrat.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
WASHINGTON, KAMIS — Persoalan gagal bayar utang oleh Pemerintah Amerika Serikat tinggal menghitung hari. Departemen Keuangan Amerika Serikat memperkirakan stok kas dan instrumen lain yang bisa digunakan untuk membayar utang akan habis per 18 Oktober. Senat melalui pertemuan pada Kamis (7/10/2021) waktu Amerika Serikat atau sekitar Kamis malam hingga Jumat dini hari waktu Indonesia diharapkan mampu mengambil keputusan solutif.
Pada pertemuan Rabu (6/10) waktu setempat, Senat memutuskan menangguhkan mekanisme pemungutan suara untuk mengambil keputusan. Partai Demokrat dalam posisi ingin menaikkan plafon utang negara, sementara Partai Republik tegas menolak dengan alasan pembengkakan utang disebabkan kebijakan Partai Demokrat.
Senator Mitch McConnel, Pemimpin Minoritas Senat Partai Republik, dalam keterangan persnya menawarkan perpanjangan plafon utang pemerintah federal AS hingga Desember mendatang. Langkah ini bisa dilakukan Demokrat secara sepihak dengan sebuah proses yang disebut rekonsiliasi.
Namun, Presiden AS Joe Biden dan Pemimpin Mayoritas Senat Senator Chuck Summers dikabarkan menolak opsi tersebut. Sementara sejumlah senator dari Partai Demokrat memiliki pendapat beragam soal tawaran McConnell. Senator Bernie Sanders, senator senior dari Demokrat yang juga merupakan Ketua Komite Anggaran Senat, memuji tawaran itu dan menyebutnya sebagai berita yang sangat baik.
”Akan ada keruntuhan ekonomi global jika negara terkaya di dunia tidak membayar utangnya. Kita akan membayarnya. Kami akan memiliki waktu dua bulan untuk menyelesaikan (masalah yang menggantung),” kata Sanders, yang juga mantan bakal calon presiden dari Partai Demokrat ini, dikutip dari laman New York Times.
Senator Chris Murphy mengatakan, Demokrat menerima tawaran ini untuk menghindari bencana keuangan yang terjadi apabila gagal bayar terjadi. Namun, dia menilai tawaran itu lebih banyak memperlihatkan permainan politik dibandingkan dengan niat tulus McConnell dan Partai Republik untuk menyelamatkan kehidupan dan mata pencarian jutaan warga AS. Sementara Senator Mazie Hirono menilai tawaran Partai Republik itu adalah sebuah omong kosong.
Jika akhirnya menyetujui opsi itu, Demokrat harus bekerja kembali pada Desember untuk membahas hal serupa. Krisis tidak akan tertangani dan hanya menunda untuk sementara waktu. Ini bisa memperumit upaya Demokrat untuk meloloskan dua peraturan perundangan yang akan membutuhkan pendanaan besar dan menjadi agenda domestik Presiden Biden.
Departemen Keuangan hanya tinggal memiliki waktu sekitar 2 pekan sebelum kas pemerintah kosong. Tanpa kenaikan plafon utang negara, Pemerintah AS tidak akan bisa menambah utang untuk membayar utang.
Pusat Kebijakan Bipartisan mengatakan, pembayaran asuransi bagi para pengangguran, gaji jutaan pegawai federal, dan pembayaran asuransi kesehatan (Medicare) dipastikan akan tertunda tanpa kenaikan plafon utang.
Sejumlah analis mengatakan, kegagalan Pemerintah AS membayar utang bisa menjungkirbalikkan sistem keuangan global dan menyebabkan jutaan warga kehilangan pekerjaan. Bahkan, apabila ada kesepakatan antara kedua partai yang terlalu dekat dengan tenggat pembayaran utang, hal itu tetap akan menimbulkan kerusakan.
Hal seperti ini pernah terjadi pada 2011 ketika Kongres akhirnya mencapai kesepakatan dua hari sebelum batas pinjaman berakhir. Namun, harga saham telah jatuh dan mendorong penurunan peringkat kredit untuk pertama kalinya bagi utang AS.
Moody’s Investors Service, sehari sebelum tawaran Partai Republik disampaikan, mengharapkan agar Senat menaikkan batas utang. Bagaimanapun, menurut lembaga pemeringkat utang itu, indeks saham AS telah mengalami kenaikan pada Rabu karena ada optimisme di kalangan investor bahwa kedua pihak bisa mencapai kesepakatan.
Indikasi sensitivitas pasar terhadap situasi di Senat terlihat jelas pada pasar obligasi atau pasar surat utang AS. Keduanya akan terpengaruh langsung apabila AS gagal membayar utang-utang mereka. Obligasi atau surat utang berjangka 1 bulan turun tajam. Produk keuangan ini menjadi salah satu intrumen yang kemungkinan besar akan langsung terganggu ketika Pemerintah AS gagal membayar bunga atau pokok utang setelah jatuh tempo.
Demokrat kini tengah berupaya mencari cara lain untuk menyelesaikan kebuntuan. Biden, Selasa (5/10), mengatakan, anggota Senat dari Demokrat kemungkinan akan mengubah klausul lama, yang dikenal sebagai filibuster. Namun, keinginan itu tidak mendapat dukungan dari beberapa senator dari kalangan Demokrat sendiri. Salah satunya adalah Senator Joe Manchin.
Filibuster adalah prosedur politik di Senat untuk memperpanjang debat atau menolak proses pengesahan amandemen atau aturan baru. Seorang senator saja sudah cukup untuk menggulirkan prosedur ini. Guna mematahkan filibuster, dibutuhkan dukungan 60 kursi dari 100 kursi senat. Partai Demokrat saat ini memiliki 48 kursi bersama dengan 2 kursi independen yang bergabung bersama, sementara Partai Republik memiliki 50 kursi.
Sementara rekonsiliasi anggaran membutuhkan proses yang panjang dan tak jarang melibatkan perdebatan sepanjang malam. Namun, McConnell mengatakan mereka akan mendukung langkah-langkah untuk mempercepatnya.
Salah satu senator Partai Republik Kevin Cramer mengatakan, koleganya di Senat saat ini lebih mengkhawatirkan terjadi pelemahan aturan di lembaga itu ketimbang mengkhawatirkan ketidakmampuan AS untuk membayar utang yang berujung pada terhentinya layanan pemerintah federal. (REUTERS)