Berkas Pandora Ungkap Aset Rahasia Milik Kepala Negara, Politisi, dan Orang Kaya
Berkas Pandora mengungkapkan daftar kekayaan 330 politisi dan 130 orang kaya dari sejumlah negara. Kekayaan itu disimpan di negara surga pajak. Modus ini rawan untuk menyembunyikan kekayaan hasil pelanggaran hukum.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·5 menit baca
WASHINGTON, SENIN — Sebanyak 35 pemimpin negara, 330 politisi, dan 130 elite kaya dunia dari 200 negara menyimpan asetnya di negara surga pajak. Dengan modus itu, aset-aset yang terdaftar diduga merupakan hasil praktik pelanggaran hukum, seperti penghindaran pajak, korupsi, dan pencucian uang.
Temuan ini tertuang dalam Berkas Pandora, laporan investigasi Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (International Consortium of Investigative Journalists/ICIJ) yang berbasis di Washington, Amerika Serikat. Kerja investigasi ICIJ melibatkan 600 wartawan di 117 negara.
Berkas Pandora dipublikasikan Minggu (3/10/2021) waktu AS atau Senin waktu Indonesia. Berkas ini mencakup data sebesar 2,94 terabita atau sekitar 11,9 berkas. Isinya berupa daftar kekayaan rahasia sejumlah kepala negara, politisi, dan artis yang disimpan di surga pajak.
Negara-negara surga pajak yang disebut dalam Berkas Pandora, antara lain, Uni Emirat Arab, Singapura, Swiss, Belize, dan Panama. Adapun dua pertiga aset yang disembunyikan orang-orang dalam daftar tersebut disimpan di Kepulauan Virgin Britania Raya.
Berkas Pandora dan serangkaian berkas sebelumnya menunjukkan maraknya modus penggunaan surga pajak untuk menyimpan harta orang-orang kaya. Praktik ini rawan digunakan untuk menyembunyikan aset hasil korupsi, pencucian uang, dan penghindaran pajak. Oleh karena itu, patut dipertanyakan apakah bisnis layanan surga pajak masih etis dilanjutkan.
Dugaannya, aset yang disimpan di surga pajak adalah harta rahasia yang tidak dilaporkan kepada pemerintah negara asal nasabah. Ini memunculkan kecurigaan bahwa harta itu diperoleh dengan cara-cara yang melanggar hukum, seperti penghindaran pajak, pencucian uang, dan korupsi.
”Praktik surga pajak ini sangat menyakiti integritas banyak pemerintahan dan harus dihentikan. Selama masih ada surga pajak, akan mudah sekali bagi politisi ataupun orang kaya menyalahgunakan kemampuan mereka dan melarikan diri dari tanggung jawab,” kata pakar kebijakan untuk Transparency International, Maira Martini.
Sementara itu, Direktur Kebijakan Integritas Keuangan Global (GFI) Lakshmi Kumar menjelaskan, aset rahasia itu berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat. Di dalamnya mencakup dana untuk membangun infrastruktur, meningkatkan akses pendidikan dan kesehatan, serta jaminan ketersediaan hunian layak bagi masyarakat.
Negara surga pajak memberi tarif pajak yang sangat rendah, di bawah 20 persen. Bahkan, penanam modal bisa tidak dikenai pajak pendapatan perusahaan. Di surga pajak, umumnya bank juga tidak menanyakan asal-usul aset sehingga nasabah bisa memasukkan uang sebanyak yang mereka mau tanpa ada pengawasan dari aparat penegak hukum.
Dengan ”insentif” itu, banyak orang kaya menyimpan aset mereka di negara-negara surga pajak. Mereka mengalihkan kekayaan berupa uang ataupun aset ke negara surga pajak sehingga hartanya bisa menumpuk tanpa perlu dipotong berbagai jenis pajak, bea, cukai, ataupun kewajiban keuangan yang lain.
Beberapa artis yang disebut dalam Dokumen Pandora 2021, antara lain, penyanyi Shakira, model Claudia Schiffer, dan mantan atlet kriket Sachin Tendulkar. Para kuasa hukum dan humas ketiga orang ini mengeluarkan pernyataan memverifikasi bahwa harta yang disimpan di negara-negara surga pajak itu adalah sah karena tercatat di negara asal masing-masing.
Tindakan yang sama dilakukan oleh firma hukum DLA Piper yang mewakili Raja Abdullah dari Jordania. Raja Abdullah dilaporkan memiliki aset properti mewah di Inggris dan AS yang nilainya mencapai 100 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,43 triliun.
”Semua properti itu adalah harta pribadi Raja Abdullah dan keluarga. Tidak ada uang rakyat yang dipakai untuk membeli ataupun merawatnya,” demikian bunyi pernyataan firma hukum dari Inggris itu.
Tidak ada data yang jelas mengenai jumlah total dana yang disimpan di surga pajak. Tahun 2020, Organisasi Kerja Sama dan Pengembangan Ekonomi Dunia (OECD) mengeluarkan laporan yang memperkirakan setidaknya ada 11,3 triliun dollar AS dana yang disimpan di surga pajak.
Dilansir dari media EU Observer, pekan lalu, Uni Eropa (UE) memutakhirkan daftar hitam negara-negara surga pajak yang mereka nilai melanggengkan praktik penggelapan dana. Panama masuk ke daftar tersebut. Meskipun sudah berkali-kali dituduh tidak etis dalam berbisnis dan melindungi koruptor serta pengemplang pajak, Panama bergeming.
Meskipun sudah berkali-kali dituduh tidak etis dalam berbisnis dan melindungi koruptor serta pengemplang pajak, Panama bergeming.
Bagi Panama, praktik surga pajak adalah sumber devisa yang sangat besar. Surga pajak yang masuk daftar hitam UE lainnya adalah Vanuatu, Trinidad dan Tobago, Guam, Fiji, Palau, Samoa, serta Kepulauan Virgin AS.
UE juga mendorong agar Malaysia, Hong Kong, Kosta Rika, Macedonia Utara, Jamaika, Jordania, Qatar, dan Uruguay segera menghentikan praktik yang berisiko disalahgunakan menjadi surga pajak. Bulan lalu, Hong Kong dituding menjadi salah satu negara yang memungkinkan bank-bank Eropa mendapat penghasilan besar dengan pajak yang rendah.
Beberapa kepala negara dan kepala pemerintahan yang terseret Berkas Pandora 2021, antara lain, Perdana Menteri Inggris 1997-2007 Tony Blair. Menurut harian The Independent, Blair dan istrinya, Cherie, membeli sebuah rumah mewah di London atas nama sebuah perusahaan cangkang yang berada di Kepulauan Virgin Britania Raya. Melalui praktik tersebut, pasangan Blair mengemplang pajak bumi dan bangunan sebesar 312.000 pound sterling atau sekitar Rp 6 miliar.
Harian Washington Post menulis, seorang perempuan Rusia bernama Svetlana Krivonogikh membeli apartemen mewah di Monako seharga 4 juta dollar AS pada 2003. Pada tahun itu, Krivonogikh dikabarkan tengah menjalin hubungan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Putin juga dikabarkan adalah ayah dari anak perempuan Krivonogikh. Kremlin belum memberi tanggapan atas tudingan ini.
Adapun Presiden Kenya Uhuru Kenyatta kepada BBC menampik tuduhan penggelapan harta. Ia dan enam anggota keluarganya memiliki 13 rekening di beberapa surga pajak. Terungkap pula bahwa keluarga Kenyatta memiliki saham dan obligasi senilai 30 juta dollar AS.
”Semua orang tahu saya memiliki harta di luar negeri. Data itu sudah diungkap sebelum saya mencalonkan diri sebagai presiden,” kata Kenyatta yang akan segera mengakhiri termin kedua masa jabatannya. (AFP/REUTERS)