Guna meredam kemarahan Perancis akibat pembentukan AUKUS, Presiden Amerika Serikat Joe Biden berencana berkomunikasi dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron lewat telepon dalam waktu dekat.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
PARIS, SENIN — Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Perancis Emmanuel Macron dikabarkan akan berkomunikasi lewat telepon pasca-pembentukan AUKUS, aliansi militer yang melibatkan Australia, Inggris, dan Amerika Serikat. Perancis, yang selama ini sekutu Amerika Serikat, marah akibat aliansi tersebut karena kehilangan kontrak penjualan 12 kapal selam diesel ke Australia senilai 66 miliar dollar AS.
Bila terlaksana, komunikasi itu adalah yang pertama sejak krisis diplomatik akibat AUKUS terjadi. Juru bicara Pemerintah Perancis, Gabriel Attal, Minggu (19/9/2021), mengatakan, adalah Biden yang meminta komunikasi lewat telepon itu. Attal mengatakan, pada awalnya Pemerintah Perancis terkejut dan marah atas pembentukan pakta militer itu, tetapi sekarang saatnya mencoba untuk bergerak maju.
Bagi Perancis, AUKUS menjadi bencana dan menyulut krisis diplomatik besar. Perancis merasa dikhianati tidak hanya oleh Pemerintah Australia yang telah meneken kesepakatan pembuatan 12 kapal selam bertenaga diesel, melainkan juga oleh Amerika Serikat pada saat hubungan keduanya mulai membaik setelah Donald Trump tak lagi berkuasa di Gedung Putih. Perancis menegaskan bahwa mereka tidak diberi tahu tentang kesepakatan itu sebelumnya.
Pemerintah Perancis kemudian menarik pulang duta besarnya dari AS dan Australia sebagai sikap protes keras. Hal yang tidak biasa terjadi antara dua negara mitra.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Perancis menyatakan, Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian, Minggu, bertemu dengan kedua dubes yang ditarik itu untuk membahas konsekuensi strategis dari krisis diplomatik yang terjadi saat ini.
Attal, dalam sebuah wawancara kepada stasiun televisi BFMTV, mengatakan, krisis ini terjadi karena masalah strategis kemudian menjadi permasalahan komersial yang melibatkan banyak pihak. ”Pertanyaannya adalah kekuatan yang ada sekarang, keseimbangan di Indo-Pasifik di mana masa depan kita menjadi bagian dari permainan ini dan juga hubungan kita (Perancis) dengan China,” kata Attal.
Attal menyatakan, Perancis adalah bagian dari Indo-Pasifik dengan keberadaan wilayah Kaledonia Baru dan basis militer di Pasifik. Kaledonia Baru adalah wilayah Perancis. ”Perancis adalah negara Indo-Pasifik. Bagi Eropa, Indo-Pasifik juga merupakan masalah,” katanya.
AUKUS dinilai banyak pihak mencerminkan keinginan AS untuk memiliki pengaruh lebih luas di kawasan ini, yang dipandang semakin strategis karena pengaruh China yang kuat. Namun, Perancis merasa kesepakatan itu melangkah di wilayah di mana selama ini Perancis telah memiliki kehadiran kuat sekaligus sedang ditingkatkan. Di samping itu, ada pula kontrak lima tahun soal pengadaan kapal selam dengan Australia.
Menurut Attal, Macron akan meminta penjelasan Biden tentang apa yang membuat AS menghancurkan kepercayaan besar yang diberikan Perancis kepadanya.
Sementara Inggris juga mencoba meredam kemarahan Pemerintah Perancis. Perdana Menteri Boris Johnson dalam sebuah pernyataannya, Minggu (19/9/2021), mengibaratkan hubungan Inggris dan Perancis sebagai ”cinta yang tidak dapat dihapus”.
Berbicara kepada sejumlah wartawan saat penerbangan menuju New York, Johnson mengatakan, Inggris dan Perancis memiliki hubungan yang sangat bersahabat. Dia menyebut Perancis sebagai teman.
Johnson mengatakan, dengan cara apa pun, AUKUS tidak dimaksudkan untuk menjadi sebuah kondisi menang-kalah. ”Itu (AUKUS) bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan siapa pun dan terutama bukan teman-teman Perancis kami,” katanya.
Sebaliknya, Menlu Perancis Le Drian menuding Inggris sebagai oportunis. Oleh karena itu, Perancis membatalkan pertemuan antara Menteri Pertahanan Perancis Florence Parly dan Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace.
Sementara Australia meminta Perancis bisa memahami keputusannya untuk memindahkan kontrak pengadaan kapal selam ke perusahaan AS. Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, Perancis memiliki banyak alasan untuk meminta penjelasan atas keputusan Australia.
Namun, Morrison juga mengatakan, pemerintahannya memiliki ”keprihatinan yang mendalam dan serius” tentang kemampuan kapal selam Perancis yang dinilai tidak dapat memenuhi kepentingan strategis Australia. (AP/AFP)