AUKUS sudah terbentuk dan semakin menegaskan bahwa sekarang merupakan era Asia Pasifik. Pada saat yang sama, sejumlah negara memandang, supaya Asia Pasifik damai, mereka harus bersiap menghadapi perang.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Ada ungkapan latin terkenal di kalangan militer. Si vis pacem, para bellum, yang lebih kurang berarti: jika ingin perdamaian, bersiaplah untuk perang.
Spirit itulah yang terlihat jelas dalam pembentukan aliansi Australia, Inggris, dan Amerika Serikat pada pekan lalu. Disingkat AUKUS, aliansi ini memiliki tujuan ”sederhana”, yakni membuat Australia memiliki kapal selam bertenaga nuklir.
Kepemilikan kapal selam bertenaga nuklir oleh Australia dipandang penting untuk menghadapi China. Kemampuan militer China dinilai telah maju sehingga mampu mendeteksi dan menghancurkan kapal perang apa pun di permukaan Laut China Selatan. Kemampuan China dibantu pula oleh penguasaannya atas kawasan laut tersebut.
Namun, Australia, Inggris, dan AS yakin, ada keunggulan mereka yang belum dapat ditandingi China, yakni kapal selam bertenaga nuklir. Berbeda dengan kapal selam bermesin diesel, kapal selam bertenaga nuklir mampu lebih lama berada di dalam laut. Kapal selam bertenaga nuklir tidak perlu sering-sering mengambil udara segar seperti yang dilakukan kapal selam bermesin diesel.
Lewat aliansi AUKUS, Australia akan mendapat asistensi dalam membangun kapal selam bertenaga nuklir. AS dan Inggris membantu Australia untuk memiliki teknologi kapal selam bertenaga nuklir paling mutakhir. Saat ini hanya ada segelintir negara di dunia yang memiliki teknologi itu.
Kapal selam bertenaga nuklir terutama dibutuhkan di era Perang Dingin AS-Uni Soviet. Kala itu, kapal selam bertenaga nuklir milik Soviet dan AS berseliweran di berbagai wilayah perairan di dunia. Mereka membawa rudal balistik berhulu ledak nuklir yang dapat diluncurkan setiap saat. Tentu saja jika nanti Australia memiliki kapal selam bertenaga nuklir, kapal itu tidak harus membawa rudal dengan hulu ledak nuklir. Rudal apa pun dapat dibawanya.
AUKUS jelas merupakan aliansi untuk menghadapi perang. Siapa lawan dalam perang itu? China. Skenario apa yang memicu perang? Bisa jadi insiden di Taiwan sebagai pemicunya. AUKUS terlihat sekali bukan kerja sama ekonomi, kesehatan, ataupun pembangunan infrastruktur jalan raya. AUKUS fokus pada pembangunan kapasitas Australia untuk dapat memiliki kapal selam bertenaga nuklir.
Lewat aliansi AUKUS, Australia akan mendapat asistensi dalam membangun kapal selam bertenaga nuklir.
Perancis marah dengan pembentukan AUKUS karena menyebabkan kontrak pembuatan kapal selam diesel antara negara itu dan Australia tidak jelas kelanjutannya. Selain itu, ada perasaan dikhianati karena tidak diberi tahu jauh-jauh hari sebelumnya. Namun, hal itu rasanya tidak mengurangi sinyal kuat bahwa negara mana pun di sekitar Laut China Selatan harus siap dengan kemungkinan terburuk.
AUKUS sudah terbentuk dan semakin menegaskan bahwa sekarang merupakan era Asia Pasifik. Pada saat yang sama, sejumlah negara memandang, supaya Asia Pasifik damai, mereka harus bersiap menghadapi perang.