Mekanisme Berbagi Vaksin Penting di Tengah Situasi Darurat Pandemi
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan pers saat menerima kedatangan vaksin berbagi dari AS dan Perancis menekankan pentingnya berbagi vaksin Covid-19. Hal ini diperlukan di tengah kesenjangan akses vaksin.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mekanisme berbagi vaksin (dose-sharing) dinilai penting di tengah kondisi kelangkaan pasokan dan kesenjangan akses vaksin Covid-19. Kondisi ini perlu diatasi, antara lain, dengan menukar antrean dosis antara negara dengan vaksinasi tinggi dan rendah, mempercepat berbagi vaksin, dan transfer teknologi untuk memproduksi vaksin.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menuturkan hal tersebut saat menyampaikan keterangan terkait dengan kedatangan vaksin Covid-19 tahap 66 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jumat (17/9/2021). Pada kesempatan itu disampaikan, Indonesia pada Kamis (16/9/2021) dan Jumat menerima vaksin Covid-19 melalui mekanisme dose-sharing dari Pemerintah Amerika Serikat dan Pemerintah Perancis.
Mengawali penyampaian keterangannya, Menlu Retno, mengutip Chief Executive Officer of the Coalition for Epidemic Preparedness Innovations Richard Hatchett, yang pada intinya menyatakan bahwa dose-sharing sangat penting mengatasi situasi darurat pandemi Covid-19 saat ini. Pasokan vaksin global masih langka pada saat kesenjangan akses vaksin juga masih lebar.
Beberapa hari lalu Covax juga menyampaikan tidak dapat memenuhi target pengiriman dua miliar dosis vaksin hingga akhir 2021. Bahkan, Covax menetapkan tenggat terakhir baru untuk target ini, yaitu triwulan I-2022.
”Arti penting dose-sharing juga disampaikan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 5 September 2021), saat bertemu dengan menteri kesehatan negara G-20 yang menyebutkan tiga langkah luar biasa diperlukan saat ini untuk mengatasi kelangkaan dan kesenjangan vaksin,” kata Menlu Retno.
Langkah itu ialah, pertama, pertukaran antrean dosis antara negara dengan tingkat vaksinasi tinggi dan rendah, termasuk melalui Fasilitas Covax. Kedua, mempercepat realisasi dose-sharing. Ketiga, transfer teknologi dan know how untuk mendukung produksi vaksin di kawasan lain.
”Seluruh yang saya sampaikan tadi, sekali lagi, menggarisbawahi pentingnya ketibaan vaksin dose-sharing yang hari ini datang dari Pemerintah AS dan Perancis,” kata Menlu Retno.
Selain mencerminkan kuatnya kemitraan Indonesia dengan AS dan Perancis, menurut Retno, kedatangan vaksin dose-sharing tersebut juga wujud komitmen semua negara untuk terus berkolaborasi menghadapi pandemi ini. Sejak Kamis (16/9/2021) hingga Jumat ini Indonesia telah menerima dukungan dose-sharing vaksin Pfizer dari Pemerintah AS, yaitu sebesar 2.632.500 dosis, melalui jalur Fasilitas Covax.
Vaksin tersebut masing-masing dikirim dalam dua tahap, yaitu pada 16 September 2021 sejumlah 877.500 dosis dan pada 17 September 2021 sebanyak 1.755.000 dosis. Pengiriman ini bagian dari 4.644.900 dosis tambahan melalui dose-sharing mechanism Pemerintah AS. Menurut rencana, tahap ketiga sebesar 1.140.750 dosis akan tiba pada 19 September 2021 dan tahap keempatnya, yakni 871.650 dosis, akan tiba 23 September 2021.
”Kalau ditambahkan semuanya, dengan dukungan sebelumnya dari AS berupa vaksin Moderna yang sudah tiba di Indonesia sebesar 8.000.160 dosis, maka dukungan dose-sharing Pemerintah AS, yang berarti Moderna dan Pfizer seluruhnya akan berjumlah 12.645.060 dosis,” kata Retno.
Indonesia pada Kamis juga menerima 968.360 dosis vaksin AstraZeneca dukungan dari Perancis melalui jalur Covax yang merupakan pengiriman tahap kedua dari total komitmen 3 juta dosis vaksin. Total vaksin dose-sharing yang sudah diterima dari Perancis ialah 1.327.060 dosis.
”Terus berdatangannya vaksin dari jalur dose-sharing ini juga membuktikan bahwa upaya diplomasi vaksin Indonesia untuk menggalang solidaritas global memberikan manfaat yang nyata bagi rakyat. Untuk itu, sekali lagi, atas nama Pemerintah Indonesia dan rakyat Indonesia, saya ingin mengucapkan terima kasih, apresiasi tinggi kepada AS dan Perancis. Terima kasih atas persahabatan dan solidaritasnya,” kata Retno.
Pada kesempatan tersebut Retno juga menuturkan, upaya pemerintah untuk mengamankan kebutuhan vaksin nasional akan terus diperkuat. Hal ini dilakukan untuk memenuhi target dan harapan yang sudah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo.
Berbagai terobosan akan terus dilakukan dan Indonesia siap bekerja sama dengan negara dan pihak mana pun untuk mengamankan pasokan vaksin nasional dalam jangka pendek dan mengembangkan produksi vaksin lokal untuk jangka panjang.
”Saat ini saya berada di AS untuk melakukan kunjungan kerja ke Los Angeles dan Houston, bertemu dengan sejumlah perusahaan pengembang vaksin dan teknologi vaksin multiplatform,” kata Menlu Retno.
AS dan Indonesia siap bekerja sama memperkuat ketahanan kesehatan nasional. Berbagai penjajakan kerja sama bertujuan membangun kemandirian industri kesehatan Indonesia.
Kunjungan ini tindak lanjut kunjungan Menlu Retno pada Agustus 2021 ke Washington DC, di mana AS dan Indonesia siap bekerja sama untuk memperkuat ketahanan kesehatan nasional. Berbagai penjajakan kerja sama ini juga bertujuan membangun kemandirian industri kesehatan Indonesia.
Duta Besar AS untuk Indonesia Sung Y Kim menyampaikan terima kasih kepada Menlu Retno atas komitmen, kepemimpinan, dan kemitraan Pemerintah Indonesia dalam upaya bersama mengatasi pandemi Covid-19. Keadilan akses global terhadap vaksin yang aman dan efektif dinilai merupakan hal esensial untuk mengakhiri pandemi.