Jadi Sasaran Taliban, Pilot Afghanistan Mulai Dievakuasi dari Uzbekistan
Para pilot Afghanistan yang melarikan diri dengan pesawat-pesawat Angkatan Udara Afghanistan ke Uzbekistan terus menjadi sasaran Taliban. Untuk menyelamatkan mereka, AS mengevakuasi para pilot itu ke Uni Emirat Arab.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
TASHKENT, SENIN — Amerika Serikat mulai mengevakuasi pilot-pilot Afghanistan dari Uzbekistan ke Uni Emirat Arab. Sementara puluhan pesawat dan helikopter yang dilarikan para pilot itu akan tetap ditempatkan di Uzbekistan sampai beberapa waktu ke depan.
Gelombang pertama evakuasi para pilot Afghanistan itu terbang pada Minggu (12/9/2021) waktu Tashkent. Evakuasi direncanakan berlangsung sampai beberapa waktu ke depan.
Seluruh pilot dan mantan tentara Afghanistan ditampung Uzbekistan di Termez, kota dekat perbatasan Uzbekistan-Afghanistan. Hampir 500 orang Afghanistan ditampung di sana. Sejumlah pejabat dan mantan pejabat AS mengungkapkan, kelompok Taliban yang kini menguasai Afghanistan mendesak Uzbekistan agar menyerahkan ke para pilot itu dan pesawat-pesawat yang mereka larikan ke Kabul.
Menjelang kejatuhan Kabul pada 15 Agustus 2021, sejumlah pilot Afghanistan melarikan 15 pesawat A-29 Super Tucano ke Uzbekistan. Selain itu, ada pula 11 helikopter UH-60 BlackHawk, 12 MD-530, dan 8 Mi-17. Sementara 114 pesawat dan helikopter lain milik aparat Afghanistan terpaksa ditinggalkan dan sebagian besar tidak diketahui nasibnya sampai sekarang.
Dalam perayaan resmi Taliban selepas menduduki lagi hampir seluruh wilayah Afghanistan, ada helikopter yang terbang membawa bendera Taliban. Di berbagai pangkalan udara terlihat milisi Taliban berada di dekat pesawat-pesawat dan helikopter yang sebagian tidak mempunyai suku cadang.
Salah satu alasan bahwa puluhan pesawat dan helikopter dapat dioperasikan adalah sebagian pilot tetap berada pangkalan. Sebenarnya, penggiliran pilot berada di pangkalan itu merupakan bagian dari kesiagaan jika sewaktu-waktu pesawat dan helikopter tersebut harus dioperasikan. Kala Kabul jatuh, sebagian pilot Angkatan Udara Afghanistan memutuskan melarikan puluhan pesawat dan helikopter ke Uzbekistan.
Sebagian pilot Afghanistan di Termez mengaku khawatir, mereka disasar Taliban jika tetap di Afghanistan. Sementara di Termez pun, mereka juga merasa tidak nyaman karena dilarang keluar dari tempat penampungan. Bahkan, para penjaga tempat penampungan bolak-balik menekankan bahwa mereka tidak bisa selamanya di sana.
“Mayoritas anggota angkatan udara, khususnya pilot, dididik AS. Mereka tidak bisa (pergi ke) Afghanistan dan negara yang mungkin mempunyai hubungan baik dengan Taliban,” kata salah seorang pilot di Termez.
Tak percaya Taliban
Mereka tidak mau kembali Afghanistan karena Taliban bolak-balik mengingkari pernyataan. Dalam beberapa kesempatan, Taliban mengajak mantan tentara dan polisi Afghanistan kembali bertugas. Mereka dijanjikan akan tetap aman.
Faktanya, terus beredar informasi bahwa milisi Taliban mengeksekusi aparat yang menyerahkan diri atau ditangkap. Bahkan, milisi Taliban sengaja merekam proses eksekusi dengan video. Kemudian, video itu diedarkan, terutama melalui media sosial. Sebagian besar korban eksekusi diikat, lalu ditembak beramai-ramai.
Dalam laporan Reuters pekan lalu, setidaknya tujuh pilot Afghanistan menjadi sasaran pembunuhan milisi Taliban. Salah satunya adalah Mayor Dastagir Zamaray yang dibunuh di Kabul. Zamaray ditembak di depan anaknya yang berusia 14 tahun. Sejak peristiwa itu, anak Zamaray nyaris tidak berbicara kepada siapa pun.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengakui pembunuhan Zamaray. Ia beralasan, Zamaray salah satu pilot yang terlibat dalam pengeboman terhadap warga sipil. Dalam laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) disebut, sebanyak 229 warga sipil tewas di tangan Taliban dan 41 orang lain dalam pengeboman oleh AU Afghanistan pada Januari-Maret 2021.
Berbagai pihak telah mengingatkan bahwa pilot dan anggota pasukan komando Afghanistan menjadi sasaran utama Taliban. Sebab, gabungan antara serangan udara dan pasukan komando Pemerintah Afghanistan menjadi salah satu penyebab utama kematian banyak milisi Taliban. Pilot juga menjadi tumpuan operasi militer Afghanistan untuk keperluan kemanusiaan maupun pengerahan pasukan dan pengiriman logistik.
Mantan Duta Besar AS di Afghanistan, John Herbst, menyebut bahwa Tashkent mungkin ditekan Taliban untuk menyerahkan para pilot dan unit pendukung di Termez. ”Mereka (Pemerintah Uzbekistan) mau berhubungan baik dengan Taliban. Mereka tidak mau memprovokasi Taliban ataupun kami,” katanya.
Sementara senator Demokrat, Jack Reed, mengaku sangat khawatir atas nasib ratusan pilot dan tentara Afghanistan di Termez. ”Sangat penting bahwa mereka tidak sampai (diserahkan) ke tangan Taliban, baik karena alasan keselamatan maupun pengetahuan mereka,” ujarnya.
Mantan penanggung jawab pelatihan AU Afghanistan, Brigadir Jenderal (Purn) David Hicks, menyebut Departemen Luar Negeri AS gagal bertindak cepat setelah mendapatkan informasi lengkap soal para pilot di Termez. Padahal, informasi itu diberikan dan diverifikasi berbagai pihak, terutama tentara dan anggota parlemen AS. (AFP/REUTERS)