The Fed diperkirakan memberikan sinyal kebijakan ”tapering off” pada September ini. Kebijakan pengurangan atau penghentian pembelian surat-surat utang itu diperkirakan dimulai pada Desember, bukan November.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
SYDNEY, SENIN — Memulai perdagangan awal pekan ini, Senin (6/9/2021), mayoritas indeks saham di kawasan Asia dan Australia bergerak variatif dalam rentang terbatas. Para pelaku pasar tetap menantikan arah utama kebijakan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve atau The Fed. Data ekonomi AS dan negara-negara besar sebagai dasar kebijakan The Fed masih dinamis.
Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang terpantau bergerak mendatar di awal perdagangan pekan ini. Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 1,7 persen, tetapi indeks saham utama Korea Selatan turun 0,1 persen. Di AS, indeks Nasdaq berjangka hampir tidak berubah. Sementara indeks S&P 500 berjangka turun 0,1 persen.
Investor masih menilai dampak apa yang akan terjadi di pasar sebagai respon atas laporan penggajian di AS pada September yang menunjukkan peningkatan pekerjaan yang jauh lebih kecil dari yang diharapkan. Tingkat kenaikan upah juga menjadi perhatian para pelaku pasar. Hal itu sudah cukup untuk mendorong imbal hasil pasar surat utang US Treasury lebih tinggi dan mempertajam kurva imbal hasilnya.
”Ketenagakerjaan melambat tajam pada Agustus, dengan sedikit indikasi kenaikan pasokan tenaga kerja. Ini menempatkan The Fed dalam kebingungan karena menyeimbangkan risiko pelambatan permintaan yang tajam terhadap pasokan dan inflasi yang ketat,” kata ekonom Barclays, Jonathan Millar.
Millar memproyeksikan The Fed bakal memberi sinyal kebijakan tapering off alias pengurangan atau penghentian pembelian surat utang pada September. Efektifnya akan dimulai per Desember dan bukan November. Program kebijakan moneter yang longgar ini diperkirakan berakhir pada pertengahan 2022.
Sementara itu, indeks saham Tokyo dibuka lebih tinggi pada awal pekan ini dengan fokus investor beralih ke politik Jepang. Ini setelah Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan dia tidak akan mencalonkan diri untuk dipilih kembali. Indeks Topix yang lebih luas di pasar saham Tokyo naik 0,93 persen atau 18,82 poin menjadi 2.034,27. ”Saham Jepang kemungkinan akan bergerak ke atas dan mencari batasnya di tengah perkembangan politik Jepang,” kata tim analis Okasan Online Securities.
Suga pada Jumat pekan lalu menyatakan tidak akan mencalonkan diri dalam pemilihan kepemimpinan partai yang berkuasa mendatang. Hal itu pun membuka ”perlombaan” atas posisi perdana menteri berikutnya di negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia itu. Indeks Nikkei 225 menutup perdagangan pekan lalu dengan kenaikan 2 persen.
”Pekan lalu, investor asing kembali membeli saham Jepang, Mereka menilai Partai Demokrat Liberal akan terhindar dari kekalahan dalam pemilihan umum setelah PM Suga mengatakan dia akan mundur. Bahkan sebelum Jumat, saham Jepang telah rebound karena relatif murah,” kata Kepala Strategi Rakuten Securities Masayuki Kubota.
Bank Sentral Eropa (ECB) dijadwalkan mengadakan pertemuan kebijakan pekan ini. Sejumlah kebijakan yang bernada hawkish sebelumnya telah menyerukan langkah mundur dalam program pembelian aset besar mereka. Meskipun demikian Gubernur ECB Christine Lagarde terlihat lebih dovish.
”Kami memperkirakan ECB akan mengumumkan pengurangan kecepatan PEPP (program pembelian darurat pandemi) triwulan IV-2021 pada pertemuan September di tengah kondisi keuangan yang lebih mudah. Semua tuas kebijakan lainnya kemungkinan akan ditahan, dengan perkiraan inflasi direvisi naik tajam tahun ini dan tahun depan. Risiko (salah) komunikasi tinggi dan Lagarde ingin menghindari terdengar terlalu hawkish, alih-alih menekankan ’kegigihan’,” kata tim analis pada lembaga TD Securities.
Semua tuas kebijakan lainnya kemungkinan akan ditahan, dengan perkiraan inflasi direvisi naik tajam tahun ini dan tahun depan. Risiko (salah) komunikasi tinggi dan Lagarde ingin menghindari terdengar terlalu hawkish.
Di pasar komoditas, prospek dimulainya tapering off oleh The Fed diperkirakan memberikan sentimen positif untuk harga emas. Emas diperdagangkan di level 1.826 dollar AS per troi ons, setelah mencapai level tertinggi sejak pertengahan Juni di level 1.833,80 dollar AS per troi ons.
Sementara itu investor minyak lebih khawatir bahwa laju perekrutan tenaga kerja AS yang lambat akan menjadi hambatan pada permintaan dan membuat harga minyak tergelincir. Minyak Brent turun 65 sen menjadi 71,95 dollar AS per barel. Adapun minyak mentah WTI turun 59 sen ke level 68,70 dollar AS. (AFP/REUTERS/BEN)