Sepertiga Spesies Pohon di Dunia Terancam Punah, Termasuk di Indonesia
Pohon membantu mendukung ekosistem alami dan dianggap penting untuk memerangi pemanasan global dan perubahan iklim. Kepunahan satu spesies pohon dapat menyebabkan hilangnya banyak spesies lainnya.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
LONDON, RABU — Laporan State of the World’s Trees yang diterbitkan Botanic Gardens Conservation International atau BGCI pada Rabu (1/9/2021) menyebutkan, 17.500 spesies pohon—sekitar 30 persen dari total spesies pohon—secara global berisiko punah. Lembaga yang berbasis di Inggris dan memiliki kantor wilayah di beberapa negara itu menyebutkan, sebanyak 440 spesies pohon saat ini hanya memiliki kurang dari 50 ”individu” yang tersisa di alam liar.
Disebutkan, ribuan varietas pohon di enam negara yang paling banyak memiliki keanekaragaman spesies di dunia berada dalam risiko kepunahan. Jumlah terbesar spesies pohon yang berisiko punah ada di Brasil, yakni sebanyak 1.788 spesies. Lima negara lainnya adalah Indonesia, Malaysia, China, Kolombia, dan Venezuela. Indonesia tercatat memiliki 5.716 spesies pohon, 1.483 spesies di antaranya spesies endemis. Dari jumlah itu, sayangnya sebanyak 1.306 (23 persen) spesies berada di ambang kepunahan.
Secara keseluruhan, jumlah spesies pohon yang terancam keberadaannya itu mencapai dua kali lipat jumlah gabungan mamalia, burung, amfibi, dan reptil yang terancam punah. Di antara pohon yang paling berisiko adalah spesies magnolia dan dipterocarps yang secara umum ditemukan di hutan hujan di Asia Tenggara. Laporan itu juga menyebutkan bahwa pohon ek, maple, dan eboni juga menghadapi ancaman.
Pohon membantu mendukung ekosistem alami dan dianggap penting untuk memerangi pemanasan global dan perubahan iklim. Kepunahan satu spesies pohon dapat menyebabkan hilangnya banyak spesies lainnya. ”Laporan ini adalah peringatan bagi semua orang di seluruh dunia bahwa pohon membutuhkan bantuan,” kata Sekretaris Jenderal BGCI Paul Smith dalam sebuah pernyataan. ”Setiap spesies pohon penting bagi jutaan spesies lain yang bergantung pada pohon, dan bagi orang-orang di seluruh dunia.”
Penelitian itu dilakukan oleh jaringan global yang terdiri dari sedikitnya 60 institusi mitra dan 500 ahli. Laporan ini sekaligus merangkum langkah-langkah konservasi yang sudah ada dan yang sepatutnya dilakukan.
Penelitian tentang keberadaan pohon secara global digelar selama lima tahun terakhir guna menyusun informasi tentang risiko kepunahan atas 58.497 spesies pohon di seluruh dunia. Penelitian itu dilakukan jaringan global yang terdiri dari setidaknya 60 institusi mitra dan 500 ahli. Laporan ini sekaligus merangkum langkah-langkah konservasi yang sudah ada dan yang sepatutnya dilakukan.
Laporan itu menyatakan ada tiga ancaman teratas yang dihadapi spesies pohon. Ancaman utama terhadap spesies pohon adalah pembukaan hutan dan bentuk lainnya, hilangnya habitat, eksploitasi kayu dan produk lainnya, serta penyebaran hama dan penyakit invasif. Di tengah-tengah deraan aktivitas manusia yang menekan jumlah spesies pohon, fenomena perubahan iklim dan cuaca ekstrem merupakan ancaman yang juga muncul.
Setidaknya 180 spesies pohon terancam secara langsung oleh naiknya air laut dan cuaca buruk. Kondisi itu terutama mengancam keberadaan spesies pohon yang hidup di kawasan kepulauan, misalnya magnolia di Kepulauan Karibia. Meskipun negara-negara dengan keanekaragaman hayati mengalami ancaman terbesar kepunahan pohon, spesies pohon kepulauan dinyatakan lebih berisiko punah secara proporsional. ”Ini sangat memprihatinkan karena banyak pulau memiliki spesies pohon yang tidak dapat ditemukan di tempat lain,” tambah laporan itu.
Dalam ringkasan laporan disebutkan bahwa pohon sangat penting secara ekologis, budaya, dan ekonomi. Pohon menentukan distribusi, komposisi, dan struktur hutan, dan dengan demikian menyediakan habitat bagi setengah tanaman terestrial yang dikenal di dunia dan spesies binatang. Pohon juga merupakan komponen yang sangat penting dari keanekaragaman hayati dan penyimpanan karbon di banyak ekosistem lain seperti hutan, padang rumput, serta lingkungan buatan dan perkotaan. Diingatkan bahwa krisis keanekaragaman hayati yang saling terkait dan tantangan perubahan iklim global tidak dapat diatasi tanpa manajemen informasi spesies pohon.
Keanekaragaman spesies pohon tidak merata di seluruh dunia. Jumlah spesies terbesar pohon ada di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, diikuti oleh daerah tropis lainnya di Asia Tenggara dan Afrika. Secara proporsional jumlah spesies terancam punah tertinggi ditemukan di kawasan tropis Afrika. Ini termasuk di Madagaskar yang merupakan salah satu negara dengan tingkat tertinggi spesies pohonnya terancam punah.
Informasi rinci spesies pohon yang digunakan untuk menyusun laporan BGCI saat ini tersedia di portal GlobalTree. Portal itu menjadi alat utama baru untuk mendukung kehutanan, konservasi keanekaragaman hayati, dan kebijakan atas perubahan iklim serta tindakan untuk spesies-spesies pohon. Ditegaskan bahwa sangat penting informasi yang ada digunakan untuk mengelola, melestarikan, serta memulihkan spesies pohon dan keanekaragaman pohon yang terancam. Hal itu diharapkan akan mencegah kepunahan, baik pohon maupun yang terkait tumbuhan, hewan, dan jamur yang bergantung padanya, sekaligus menopang mata pencarian dan memastikan kesehatan ekologis bumi. (REUTERS)