IAEA: Korut Operasikan Lagi Fasilitas Nuklir Penghasil Plutonium
Reaktor Yongbyon di Korea Utara menghasilkan plutonium, salah satu dari dua bahan utama yang digunakan untuk membuat senjata nuklir. Reaktor tersebut diindikasikan kembali aktif sejak awal Juli 2021.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
SEOUL, SENIN — Badan Tenaga Atom Internasional mengatakan, Korea Utara telah mengaktifkan kembali reaktor nuklir di fasilitas utamanya di Yongbyon, Provinsi Pyongan Utara. Reaktor itu memproduksi plutonium, salah satu bahan utama pembuatan senjata nuklir selain uranium yang telah diperkaya.
Pusat Riset Ilmiah Nuklir Yongbyon, fasilitas nuklir utama di Korea Utara (Korut), mengoperasikan reaktor nuklir mulai awal Juli setelah terhenti sejak Desember 2018. Yongbyon terletak 100 kilometer dari Pyongyang.
Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menyebutkan, pengaktifan reaktor Yongbyon terjadi setelah Korut secara terbuka mengancam untuk memajukan program nuklirnya. Ancaman tersebut muncul di tengah diplomasi nuklir Korut-Amerika Serikat (AS) yang sudah lama terhenti.
IAEA, seperti dilaporkan kantor berita AFP, Senin (30/8/2021), mengatakan, pengaktifan kembali reaktor 5 megawatt di Yongbyon adalah tanda Pyongyang mungkin terus memperluas program senjata terlarangnya itu. Perkembangannya ”sangat meresahkan”.
”Aktivitas nuklir (Korea Utara) terus menjadi perhatian serius. Selain itu, indikasi baru pengoperasian reaktor 5 megawatt dan laboratorium radiokimia itu sangat meresahkan,” kata IAEA.
Menurut IAEA, ada indikasi pengoperasian laboratorium radiokimia Yongbyon sejak pertengahan Februari hingga awal Juli 2021. Kantor berita Associated Press menambahkan, ”Sejak awal Juli 2021 sudah ada indikasi itu, termasuk keluarnya air pendingin. Hal itu sejalan dengan beroperasinya reaktor.”
IAEA tidak memiliki akses untuk masuk atau memantau langsung ke Korut sejak Pyongyang mengusir inspekturnya pada tahun 2009. Tujuh tahun sebelumnya, Desember 2002, Korut juga pernah mengusir dua inspektur IAEA.
Saat ini, IAEA memantau perkembangan program senjata nuklir Korut dari jarak jauh dan sebagian besar pantauan mereka dilakukan lewat citra satelit. Ada indikasi, untuk jangka tertentu, bahwa fasilitas pengayaan sentrifugal yang dilaporkan tidak beroperasi meskipun pergerakan kendaraan biasa diamati.
Dikatakan, periode pengaktifan kembali reaktor Yongbyon ini konsisten dengan kampanye pemrosesan ulang sebelumnya, yang diumumkan Pyongyang. Di laboratorium Yongbyon, plutonium diekstraksi dengan memproses ulang batang bahan bakar bekas yang dikeluarkan dari reaktor.
Kompleks fasilitas nuklir Yongbyon disebut sebagai ”jantung” program dan penelitian nuklir Korut. Fasilitas ini telah menjadi pusat perhatian internasional selama beberapa dekade. Tidak jelas berapa banyak plutonium tingkat senjata atau uranium yang sangat diperkaya telah diproduksi di Yongbyon.
Pada awal 2019, Pemimpin Korut Kim Jong Un menawarkan untuk membongkar seluruh kompleks jika ia diberikan keringanan sanksi selama pertemuan puncak dengan presiden ke-45 AS, Donald Trump, saat itu. Namun, Washington menolak tawaran Kim karena itu hanya akan menjadi penyerahan sebagian dari kemampuan nuklirnya.
Korut diyakini menjalankan beberapa fasilitas pengayaan uranium lainnya. Menurut perkiraan Korsel pada tahun 2018, Korut mungkin sudah memproduksi 20-60 senjata nuklir.
Dalam beberapa waktu terakhir, Korut telah beberapa kali memperingatkan akan memperluas program nuklirnya, terutama jika AS tidak menarik kebijakan ”bermusuhan” dengan Korut. Ini jelas merujuk pada sanksi yang dipimpin AS dan latihan militer reguler AS-Korsel.
Awal bulan ini, saudara perempuan Kim yang sangat berpengaruh, Kim Yo Jong, mengatakan, Korut akan meningkatkan ”pencegahan mutlak” untuk mengatasi ancaman AS yang semakin intensif.
Lee Jong-joo, juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel, Senin, mengatakan bahwa Korsel memantau dengan cermat kegiatan nuklir dan rudal Korut bersama dengan AS. Namun, dia menolak berkomentar apakah Seoul melihat tanda-tanda bahwa Korut mengaktifkan kembali fasilitas nuklirnya. (AFP/AP/REUTERS)