Kasus Vaksin Moderna Terkontaminasi Ditemukan Lagi
Pemerintah Okinawa menangguhkan program vaksinasinya karena menemukan botol vaksin Moderna yang terkontaminasi.
Oleh
Luki Aulia
·2 menit baca
TOKYO, MINGGU — Program vaksinasi Covid-19 dengan vaksin Moderna di wilayah Perfektur Okinawa, Jepang selatan, untuk sementara ditangguhkan. Kebijakan itu diambil setelah ditemukan lagi botol-botol vaksin yang terkontaminasi bubuk logam, Sabtu lalu. Penangguhan ini terjadi sehari setelah Kementerian Kesehatan Jepang menyelidiki kematian dua laki-laki berusia 30 dan 38 setelah menerima dosis kedua vaksin dari kelompok vaksin Moderna yang terkontaminasi.
”Penggunaan vaksin Moderna ditangguhkan terlebih dahulu karena ada zat asing di dalamnya,” demikian pernyataan tertulis Pemerintah Okinawa, Minggu (29/8/2021).
Pemerintah Jepang sebelumnya juga telah menangguhkan penggunaan 1,63 juta dosis vaksin Moderna yang sudah dikirim ke 863 tempat vaksinasi di berbagai daerah di Jepang. Penangguhan itu karena di dalam botol-botol vaksin yang tertutup itu ditemukan ”zat asing” dan diduga bubuk logam. Meski terkontaminasi, pemerintah sempat menyatakan faktor keamanan dan tingkat efikasi vaksin-vaksin Moderna kelompok lainnya tidak terganggu.
Pemerintah Jepang masih menyelidiki penyebab kematian dua laki-laki itu dan belum diketahui apakah ada hubungan sebab akibat dengan vaksin itu. Kedua laki-laki itu demam setelah mendapatkan vaksin kedua dan kondisi kesehatannya tidak ada masalah.
Perusahaan farmasi Moderna Inc dan distributor Jepang, Takeda, menyatakan sampai saat ini belum ada bukti nyata kematian keduanya disebabkan oleh vaksin Moderna. ”Botol-botol vaksin yang terkontaminasi sudah dikirim ke laboratorium untuk dianalisis dan hasilnya akan keluar pekan depan,” sebut Moderna dan Takeda.
Manajer Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Internasional St Luke di Tokyo Fumie Sakamoto mengingatkan untuk tidak menghubungkan antara vaksin Moderna yang terkontaminasi dan kematian kedua laki-laki itu. ”Banyak hal yang masih belum kita ketahui. Jadi, jangan ambil kesimpulan terlalu cepat,” ujarnya.
Pada 8 Agustus lalu, sebanyak 991 orang di Jepang dilaporkan tewas setelah menerima vaksin Pfizer dan 11 orang tewas setelah menerima vaksin Moderna. Namun, tidak ada hubungan sebab akibat antara vaksin itu dan kematian karena ada banyak faktor lain yang menyebabkan kematian.
Bukan hanya Moderna dan Takeda yang menyelidiki kasus ini, melainkan juga perusahaan farmasi Spanyol, ROVI, yang bertanggung jawab mengemas vaksin Moderna dan mendistribusikan vaksin itu hanya ke Jepang. Untuk sementara, diduga penyebabnya ada di ROVI.
Kasus vaksin yang terkontaminasi ini menghambat program vaksinasi Jepang. Jepang sudah memberikan 124 juta dosis vaksin dan baru sekitar 44 persen dari total jumlah penduduk Jepang yang sudah divaksinasi lengkap dengan dua dosis. Jepang berpacu dengan waktu karena gelombang Covid-19 varian Delta ini menyebar dengan cepat. Sedikitnya 15.800 orang tewas akibat Covid-19 di Jepang dan sebagian besar wilayah sedang menjalani kebijakan pembatasan wilayah. (REUTERS/AFP)