Kompetisi pengembangan mobil swakemudi, antara lain, berkutat pada peran manusia dalam aspek keselamatan. Apakah faktor manusia harus benar-benar hilang dari sistem teknologi mobil swakemudi?
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
Teknologi bertujuan memudahkan manusia. Prinsip ini juga berlaku untuk mobil swakemudi. Apalagi berkaitan dengan transportasi, fitur keamanan pada teknologi mobil swakemudi menjadi utama dan vital. Berbagai produsen mobil swakemudi pun berlomba-lomba memformulasikan fitur keamanan yang bisa menjamin keamanan konsumen sekaligus merebut kepercayaan pasar.
Perusahaan rintisan swakemudi, seperti Cruise dan Pony.ai, telah mulai menguji mobil tanpa pengemudi mereka di beberapa wilayah di California pada tahun lalu. Keduanya menampilkan fitur tambahan, yakni operator manusia.
”Meskipun tidak ada pengemudi di belakang kemudi, kursi penumpang dilengkapi operator keselamatan yang memiliki tombol merah yang dapat menghentikan kendaraan untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu,” kata CEO Pony.ai James Peng.
Salah satu investor Pony.ai adalah Toyota Motor Corp. Manajemen Pony.ai mengaku, operator akan dihapus tahun depan ketika perusahaan mengoperasikan kendaraan-kendaraan ride-hailling dengan sistem swakemudi di California. Ride-hailling adalah konsep bisnis transportasi massal berbasis digital dengan cita rasa kendaraan pribadi.
Menurut rencana, kata Peng, keberadaan operator tetap akan ada, tetapi ditempatkan dari jarak jauh. Operator akan memantau kendaraan dan memberikan panduan saat kendaraan mengalami masalah.
Langkah mirip dilakukan perusahaan teknologi pengembang mobil swakemudi lain, Waymo dari Alphabet Inc. Perusahaan ini menempatkan personel yang mengenakan rompi kuning sebagai operator yang siap memberikan bantuan dari pinggir jalan di Phoenix.
Raksasa otomotif Korea Selatan, Hyundai Motor Group, telah berinvestasi dalam perusahaan rintisan operasional jarak jauh Ottopia. Perusahaan ini menciptakan sistem yang akan memberikan bantuan jarak jauh untuk armada taksi robot (robotaxi) yang dikembangkan perusahaan patungan mobil swakemudi Hyundai, Motion.
Adapun Cruise, perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh General Motors Co, mulai mengoperasikan lima kendaraan tanpa pengemudi di San Francisco di malam hari pada Oktober 2020. Seorang manusia duduk di kursi depan sisi kemudi. Ia berkemampuan menghentikan kendaraan di titik mana pun selama di jalan.
”Cruise memandang pengembangan kendaraan self-driving tidak hanya sebagai perlombaan teknologi, tetapi juga perlombaan kepercayaan. Mengingat hal itu, kami menempatkan dan menjaga posisi manusia dalam menguji kendaraan swakemudi tidak hanya sebagai sarana pengembangan yang aman, tetapi juga, di luar itu, untuk membangun kepercayaan dengan publik,” kata juru bicara Cruise.
Kehadiran manusia dalam pengembangan kendaraan swakemudi menjadi tantangan yang dihadapi industri kendaraan otomatis. Perdebatannya terletak pada perlu atau tidaknya peran manusia dalam sebuah kendaraan swakemudi. Alasan keamanan sekaligus meraih kepercayaan konsumen, yang pada akhirnya merupakan sumber pendapatan, menjadi pertimbangan para produsen menerima keterlibatan manusia di dalamnya.
Bahkan, Tesla Inc yang baru-baru ini meluncurkan versi uji baru dari apa yang disebutnya perangkat lunak full self-driving, mengatakan, pengemudi harus bersiap untuk bertindak segera, terutama di tikungan tajam, persimpangan- persimpangan, dan di jalan-jalan yang sempit. Regulator keselamatan Amerika Serikat telah membuka penyelidikan formal terhadap sistem bantuan pengemudi autopilot dari produsen-produsen mobil menyusul serangkaian kecelakaan fatal.
Tak ingin ketinggalan, Waymo juga telah mengembangkan teknologi swakemudi selama lebih dari satu dekade. Perusahaan ini meluncurkan robotaxi komersial pertama di Phoenix pada 2018. Namun, penerus proyek mobil swakemudi Google itu masih melibatkan manusia.
Waymo mengatakan, mereka menjalankan empat tim yang memantau dan membantu armada. Tugas mereka menanggapi pertanyaan pengendara hingga menyediakan mata kedua dalam situasi sulit, seperti penutupan jalan. Salah satu tim memberikan bantuan dari pinggir jalan untuk merespons kejadian-kejadian di jalan, seperti tabrakan dan insiden lain.
Regulator juga membuat manusia terlibat dengan kendaraan otomatis. Faktor keselamatan berkemudi tetap menjadi pertimbangan utama dari kendaraan sebagai sarana mobilitas manusia. Menurut Departemen Kendaraan Bermotor California dalam sebuah pernyataan, undang-undang California mewajibkan tautan komunikasi dua arah yang memungkinkan produsen terus memantau lokasi dan status kendaraan swakemudi. (REUTERS/BEN)