Raja Malaysia berharap penunjukan Ismail Sabri sebagai perdana menteri yang baru mengakhiri krisis politik negeri itu. Anggota parlemen diharapkan segera bekerja untuk rakyat.
Oleh
Fransisca Romana Ninik
·3 menit baca
AP/FL WONG
Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yakoob menyapa media seusai bertemu Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah di Istana Kerajaan Malaysia, Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (19/8/2021).
KUALA LUMPUR, JUMAT — Raja Malaysia menunjuk Ismail Sabri Yakoob (61) sebagai perdana menteri baru, Jumat (20/8/2021), menggantikan Muhyiddin Yassin. Penunjukan Ismail menandai kembalinya partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) ke tampuk kekuasaan Malaysia.
Pengumuman disampaikan setelah pertemuan anggota kerajaan yang memberikan nasihat kepada Raja. Raja Al Sultan Abdullah mengatakan, Ismail memperoleh dukungan 114 anggota parlemen dari total 222 anggota parlemen. Ismail akan dilantik sebagai perdana menteri kesembilan Malaysia, Sabtu besok.
”Raja berharap krisis politik segera berakhir dan anggota parlemen bisa mengesampingkan agenda politik mereka. Rakyat seharusnya tidak dibebani dengan krisis politik tanpa akhir pada saat ini,” sebut pernyataan Kerajaan.
Sebelum bertemu anggota kerajaan, Raja telah memanggil anggota parlemen untuk memastikan dukungan mereka terhadap Ismail.
Ismail merupakan perdana menteri ketiga sejak pemilu tahun 2018. Pendahulunya, Muhyiddin, hanya berkuasa 18 bulan. Dalam pemerintahan Muhyiddin, Ismail ditunjuk sebagai wakil perdana menteri.
AFP/ARIF KARTONO
Seorang pria menonton televisi yang menampilkan pengumuman pengunduran diri Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin di Kuala Lumpur, 16 Agustus 2021.
Malaysia didera kekisruhan politik sejak kekalahan UMNO dalam pemilu 2018 akibat korupsi dan skandal keuangan. Kekalahan itu mengakhiri kekuasaan UMNO sejak Malaysia merdeka, 60 tahun lalu. Sudah dua koalisi kolaps sejak 2018 karena pertikaian di dalam tubuh koalisi.
Dukungan parlemen yang diraih Ismail pun hanya mayoritas tipis, lebih tiga suara saja dari ketentuan, yakni 111 suara. Jumlah 114 suara juga diraih Muhyiddin saat berkuasa sebelum anggota parlemen dari UMNO menarik dukungan.
Rakyat Malaysia yang lelah dengan kisruh politik semakin marah karena pandemi Covid-19 di negara itu tak kunjung terkendali. Momentum ini turut melengserkan Muhyiddin yang dianggap tidak becus menangani pandemi meskipun telah diberlakukan karantina wilayah total dan status darurat nasional.
Kasus infeksi harian Covid-19 pada Jumat mencapai 23.564 kasus, mencatat rekor tertinggi dalam tiga hari berturut-turut. Jumlah total kasus Covid-19 di Malaysia kini sudah mencapai lebih dari 1,5 juta kasus.
”Status quo”
Banyak pengamat yakin, terpilihnya Ismail akan mengembalikan status quo. ”Penunjukan Ismail sudah diperkirakan,” kata James Chin, pakar Asia pada Universitas Tasmania, Australia.
AP/VINCENT THIAN
Foto arsip tanggal 11 Mei 2020 saat Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin (kanan) dan Menteri Pertahanan Ismail Sabri Yaakob menghadiri konferensi pers di kantor perdana menteri di Putrajaya, Malaysia.
Ismail merupakan anggota parlemen sejak tahun 2004. Dia juga anggota kabinet di bawah dua perdana menteri lain sebelum Muhyiddin. Dia membidangi sektor pembangunan perdesaan dan regional, pertanian, serta perdagangan dalam negeri.
Ei Sun Oh, anggota senior Singapore Institute of International Affairs, mengatakan, kabinet yang ditunjuk Ismail kemungkinan bakal menampilkan wajah-wajah yang sama dengan kebijakan yang sama, yang telah gagal membendung dampak pandemi atau mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Analis lain memperingatkan, terpilihnya Ismail akan mencuatkan perebutan politik dalam tubuh UMNO sendiri. Ismail kini menjabat wakil presiden partai, dan bisa jadi nantinya akan memunculkan tantangan terhadap presiden partai.
Selain Ismail, calon lain yang mencuat adalah Anwar Ibrahim, yang memimpin aliansi tiga partai sebagai oposisi. Dia mendapatkan 88 suara. Meskipun semua partai oposisi mendukung Anwar, dia masih tertinggal dengan perolehan 105 suara. (AP/AFP/REUTERS)