Tugas orang Afghanistan untuk menentukan nasib mereka sendiri. Tambahan masa penempatan tentara AS di sana tidak akan mengubah keadaan jika aparat Afghanistan tidak bisa mempertahankan negara mereka.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
KABUL, MINGGU — Presiden Amerika Serikat Joe Biden memerintahkan penambahan pasukan ke Afghanistan. Kini, jumlah pasukan AS di Afghanistan hampir dua kali lipat dibanding kala Biden memerintahkan seluruh pasukan ditarik paling lambat 31 Agustus 2021.
Dalam pernyataan pada Sabtu (14/8/2021) siang waktu Washington atau Minggu dini hari WIB, Biden mengumumkan pengerahan 1.000 prajurit dari divisi lintas udara 82 ke Afghanistan. Mereka akan bergabung dengan 4.000 tentara lintas matra AS yang lebih dulu diterbangkan ke Kabul.
Tambahan pasukan itu berasal dari kesatuan yang sama dengan 4.000 tentara yang disiagakan di Kuwait. Sejak Kamis, pasukan setara empat batalyon itu disiagakan untuk sewaktu-waktu diterbangkan ke Kabul.
Dengan penambahan 5.000 tentara, kini AS punya 5.650 prajurit di Kabul. Padahal, kala Biden mengumumkan penarikan total pasukan AS dari Afghanistan, hanya tersisa tidak sampai 3.000 tentara AS saja di sana.
Biden menyebut penambahan itu tetap dalam kerangka penarikan pasukan AS. Tambahan untuk memastikan penarikan lancar, aman, dan tertib. Pasukan tambahan juga akan membantu evakuasi warga AS dan warga Afghanistan yang masih atau pernah bekerja untuk AS. Sebab, nyawa warga Afghanistan itu dinilai terancam seiring laju serangan Taliban.
Hingga Minggu dini hari, Taliban sudah menduduki ibu kota 19 provinsi dan sejumlah kota lain. Pendudukan terbaru terjadi di Mazar-I-Sharif di utara Kabul. Kini, provinsi besar yang masih dikuasai pasukan pemerintah hanya Kabul dan Jalalabad. Pendudukan Mazar-I-Sharif membuat Taliban menguasai seluruh Afghanistan utara.
Pasukan pemerintah di Mazar-I-Sharif menyerah kepada milisi Taliban. Tindakan itu diikuti milisi pendukung pemerintah. Mantan panglima perang lokal Mazar-I-Sharif, Abdul Rashid Dostum dan Ata Mohammad Noor, tidak diketahui keberadaannya. Dalam 40 tahun terakhir, milisi Dostum selalu berseberangan dengan Taliban. Dostum salah satu sekutu kunci AS kala Washington menyerbu Afghanistan dan menggulingkan Taliban pada 2001.
Perintah Biden soal penambahan pasukan diumumkan beberapa jam setelah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani memerintahkan penataan ulang tentara. Pasukan Afghanistan tercerai berai di sejumlah lokasi. Sebagian menyerahkan diri ke Taliban, sebagian lagi lari. ”Saya memahami Anda khawatir atas masa depan,” kata Ghani
Menteri Dalam Negeri Afghanistan Abdul Satar Mirzakwal mengatakan, logistik menjadi penyebab utama pasukan pemerintah kewalahan. Taliban menguasai sejumlah jalan raya. Pasokan logistik dan persenjataan ke pasukan pemerintah hanya dapat dilakukan dari udara.
Persoalannya, selama ini mayoritas pasokan udara dilakukan oleh AS dan sekutunya. Kala AS dan sekutunya mundur mendadak, pasokan itu terganggu sehingga persenjataan dan amunisi serta logistik terbatas.
Koordinasi
Ghani mengatakan telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk menahan laju serangan lalu memukul balik Taliban. Ia tidak memaparkan siapa saja yang dihubungi.
Sementara Biden mengatakan, para pejabat AS terus berkomunikasi dengan Ghani dan jajarannya. Washington berjanji membantu Kabul menghentikan pertempuran dan mendorong dialog. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga telah berkomunikasi dengan sejumlah tokoh lokal Afghanistan untuk keperluan itu.
Diplomat AS juga berkomunikasi dengan perwakilan Taliban di Doha. Kepada mereka, menurut Biden, Washington menegaskan siap membalas keras jika ada warga dan tentara AS jadi sasaran serangan Taliban dan sekutunya. Biden juga meminta tentara dan jajaran intelijen AS senantiasa siaga menangani ancaman teror dari Afghanistan kepada AS.
Biden juga kembali menekankan, tugas orang Afghanistan untuk menentukan nasib mereka sendiri. Tambahan satu atau lima tahun lagi penempatan tentara AS di sana tidak akan mengubah keadaan jika aparat Afghanistan tidak bisa mempertahankan negara mereka. Biden tidak mau lebih banyak lagi nyawa warga AS harus hilang jika mempertahankan pendudukan di Afghanistan.
Ia kembali mengungkit bahwa pendahulunya, Donald Trump, yang bersepakat dengan Taliban lalu memangkas pasukan AS di Afghanistan menjadi hanya 2.500 orang. Setelah mendengar taklimat intelijen dan militer, Biden memutuskan pendudukan AS di Afghanistan harus diakhiri. (AFP/REUTERS)