Setelah Jalalabad jatuh ke tangan Taliban, kini Kabul berada di ujung tanduk. Pasukan Taliban sudah berada di pinggiran ibu kota Afghanistan itu.
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·3 menit baca
KABUL, MINGGU — Kelompok Taliban dikabarkan mulai mendekati dan memasuki pinggiran Kabul, ibu kota Afghanistan. Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Minggu (15/8/2021), mengatakan, pasukan Taliban mendekati ibu kota dari semua arah. Namun, seorang juru bicara Taliban mengatakan, pasukan Taliban diperintahkan untuk menunggu di pinggiran Kabul dan tidak memasuki kota itu.
Mereka juga diminta untuk memberi ruang agar siapa saja, termasuk perempuan, bisa pergi dengan aman. Sebelumnya, Taliban berhasil menduduki salah satu kota besar di Afghanistan, yaitu Jalalabad. Beberapa jam sebelumnya, mereka juga menduduki Mazar-i-Sharif ”benteng” pertahanan Afghanistan dalam menghadapi serangan Taliban.
Taliban berujar, mereka tidak memiliki rencana untuk mengambil alih Kabul ”dengan paksa”. Sejumlah pejabat mengatakan, saat ini Taliban telah berada di Distrik Kalakan, Qarabagh, dan Paghman yang berada di pinggiran Kabul.
Para pekerja yang panik disebutkan melarikan diri dari kantor-kantor pemerintah. Sebuah helikopter angkut Boeing CH-47 Chinook tampak mendekati Kedutaan Amerika Serikat di Kabul. Sebuah UH-60 Black Hawk juga mendarat di dekat kedutaan.
Setelah itu kendaraan-kendaraan SUV berlapis baja tampak melaju meninggalkan kedutaan. Pemerintah Ceko dikabarkan juga telah menyetujui rencana menarik staf mereka termasuk staf yang berasal dari Afghanistan.
Sepeninggal pasukan Amerika Serikat dan koalisi, hanya dalam waktu 10 hari terakhir, Taliban berhasil merebut sebagian besar wilayah Afghanistan. Pasukan pemerintah tampak tidak berdaya menghadapi mereka. Bahkan, sejumlah kota dikabarkan direbut Taliban tanpa ada perlawanan sama sekali.
Meskipun Kepala Staf Kepresidenan Afghanistan Matin Bek lewat Twitter menyerukan agar warga jangan panik, situasi Kabul tidak bisa diprediksi. Jatuhnya Mazar-i-Sharif dan Jalalabad merupakan pukulan besar berturut-turut bagi Presiden Ashraf Ghani dan pemerintahannya.
Kemenangan Taliban di dua kota itu menjadi kartu ”mematikan” bagi Pemerintah Afghanistan. Mereka seolah berada di atas angin, dan Kabul kapan saja bisa jatuh dengan atau tanpa perlawanan.
Video yang diunggah di akun media sosial pro-Taliban menunjukkan sejumlah anggota Taliban dengan membawa senjata lengkap tampak di jalanan kota-kota di Afghanistan. Sebagian besar dari mereka tampak masih belia.
”Mereka berparade dengan kendaraan dan sepeda motor mereka dan menembak ke udara merayakan (kemenangan),” kata Atiqullah Ghayor, warga Mazar-i-Sharif.
Banyak yang sudah pasrah. ”Satu-satunya harapan saya adalah kembalinya mereka akan membawa kedamaian. Hanya itu yang kami inginkan,” kata penjaga toko Kabul, Tariq Nezami.
Sejumlah penduduk dikabarkan menyerbu bank untuk menarik uang mereka. Seorang dokter asal Kunduz yang sebelumnya membawa keluarganya mengungsi ke Kabul memutuskan untuk kembali ke Kunduz. Ia mengkawatirkan akan terjadi perang di Kabul.
Sementara itu, pihak Istana Kepresidenan mengatakan, pemerintah akan menunjuk satu delegasi untuk menyiapkan negosiasi. Namun, pihak Istana tidak memberikan rincian lebih lanjut.
”Setiap kemungkinan pertempuran di dalam kota Kabul akan memicu bencana kemanusiaan besar,” kata Ibraheem Bahiss, konsultan Crisis Group. Menurut dia, saat ini ada tekanan yang semakin kuat kepada sejumlah pemimpin agar mereka mengundurkan diri. (AP/AFP/Reuters)