Vaksinasi ala Jemput Bola bagi Pekerja Migran di India Selatan
Sebanyak 34.000 pekerja buruh migran dari 300.000 pekerja di Negara Bagian Kerala, India selatan, telah menerima dosis pertama vaksin Covid-19. Adapun 1.000 pekerja dari mereka telah menerima dosis lengkap.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
THIRUVANANTHAPURAM, JUMAT — Negara Bagian Kerala di India bagian selatan meningkatkan jumlah penduduk dewasa yang divaksinasi Covid-19 dengan cara jemput bola ke komunitas buruh migran. Sejumlah pihak menilai itu langkah yang patut dicontoh oleh negara-negara bagian lain. Selama ini buruh migran dalam negeri merupakan kelompok yang kerap tidak dilirik dalam program pemerintah.
Gerakan memberi vaksin Covid-19 ini dinamakan Guest Vax atau vaksinasi untuk tamu. Harian The Hindu melaporkan, India memiliki pergerakan penduduk yang tinggi. Ketika pandemi Covid-19 terjadi pada Maret 2020, Pemerintah India menghitung sebanyak 11,4 juta penduduk India pulang ke kampung halaman dari perkotaan karena kehilangan pekerjaan.
Mayoritas buruh migran di India tidak datang dari luar negeri, tetapi dari pelosok-pelosok di negara-negara bagian lain. Di Kerala, misalnya, kebanyakan buruh migran berasal dari Negara Bagian Uttar Pradesh, Bihar, dan Benggala. Mereka umumnya bekerja sebagai buruh bangunan, pembantu rumah tangga, dan pemulung.
Media lokal, The Logical Indian, melaporkan, sejak April 2021, Pemerintah Negara Bagian Kerala telah mulai mengampanyekan pentingnya vaksin kepada buruh migran. Program itu diturunkan ke bawah melalui petugas pemerintahan distrik yang mendatangi titik-titik tempat kerja buruh migran. Di sana mereka memasang spanduk yang ditulis dalam enam bahasa daerah.
Pada pertengahan Juli lalu, pemerintah baru perlahan memulai proses vaksinasi bagi para buruh migran. Distrik Ernakulam misalnya, per pekan pertama Agustus tercatat telah memberi suntikan vaksin Covid-19 dosis pertama untuk 9.000 buruh migran. Mereka membuka 35 posko vaksinasi.
Pusat ekonomi dan teknologi
Secara keseluruhan, di Kerala ada 300.000 buruh migran. Sebanyak 34.000 pekerja telah menerima dosis pertama dan 1.000 pekerja telah menerima dosis lengkap. ”Kerala adalah salah satu pusat ekonomi di selatan India juga pusat teknologi sehingga pembangunan akan terus berlangsung. Kami mensyaratkan agar pekerja harus memiliki bukti sudah divaksinasi Covid-19 atau mengambil tes antigen rutin mandiri,” kata Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kerala S Chitra.
Tes antigen mandiri akan memberatkan pekerja karena biaya untuk satu kali tes rata-rata 10 dollar AS. Padahal, sebagian pekerja pendatang memperoleh pendapatan hariannya di bawah itu. Beberapa perusahaan dan pabrik besar telah melakukan inisiatif memvaksinasi pekerja mereka, baik pegawai tetap maupun honorer.
Salah satu pekerja yang baru disuntik dosis pertama adalah Kartik Biswas (44), seorang mandor di lokasi konstruksi. Biswas, warga asli Calcutta, tidak pulang kampung karena tidak memiliki biaya. Ia hidup dalam kecemasan karena lima dari enam teman sekontrakannya tertular Covid-19.
”Saya mendatangi pusat-pusat kesehatan untuk meminta divaksinasi, tetapi tidak bisa karena saya bukan warga asli Kerala. Untungnya sekarang justru vaksinnya yang datang ke tempat kerja,” tuturnya.
Program Guest Vax ini bekerja sama dengan berbagai lembaga swadaya masyarakat, salah satunya Pusat Migrasi dan Pembangunan Inklusif. Pemimpin lembaga ini, Benoy Peter, mengatakan bahwa setelah pekerja migran di sektor konstruksi dan perhotelan, mereka akan merambah ke pemulung dan pedagang kaki lima.
Di India, dari 940 juta penduduk dewasa, sebanyak 115 juta orang atau setara dengan 12 persen sudah memperoleh vaksinasi Covid-19 lengkap. Sebanyak 40 persen sudah memperoleh dosis pertama.
India menggunakan vaksin AstraZeneca buatan dalam negeri yang diproduksi oleh Serum Institute India. Selain itu, juga ada vaksin asli India buatan Bharat Biotech. Pekan lalu, Pemerintah India mengeluarkan izin pemakaian darurat untuk vaksin Johnson and Johnson, Moderna, dan Sputnik V. (REUTERS)