Taliban Tembak Mati Pejabat Pemerintah Afghanistan
Taliban menembak mati pejabat Pemerintah Afghanistan dan merebut Zaranj, Provinsi Nimroz. Afghanistan kian terpuruk dalam perang saudara yang kini memasuki fase yang lebih mematikan dan lebih merusak.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·4 menit baca
KABUL, SABTU — Anggota kelompok Taliban menembak mati Kepala Pusat Informasi dan Media Pemerintah (GMIC) Afghanistan Dawa Khan Menapal. Taliban juga merebut kota Zaranj, ibu kota Provinsi Nimroz, salah satu dari 34 provinsi di Afghanistan. Nimroz terletak di Afghanistan barat daya.
Menurut kantor berita AFP, Sabtu (7/8/2021), Menapal dibunuh di kompleks sebuah masjid di Kabul, Jumat (6/8/2021). Insiden terjadi beberapa hari setelah kelompok garis keras itu mengancam akan meningkatkan serangan kepada pejabat tinggi Pemerintah Afghanistan.
Ancaman disampaikan sehari setelah serangan bom Taliban gagal membunuh penjabat Menteri Pertahanan Afghanistan, Bismillah Khan Mohammadi. Serangan yang terjadi Selasa malam lalu itu menewaskan sedikitnya 8 orang dan melukai 20 orang. Taliban mengatakan, serangan terhadap pejabat Afghanistan itu untuk membalas serangan udara pemerintah.
Pembunuhan Menapal terjadi di saat situasi keamanan yang terus memburuk. ”Sayangnya, teroris biadab itu telah melakukan tindakan pengecut dan membunuh seorang patriot Afghanistan,” kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Mirwais Stanikzai, merujuk pada pembunuhan Menapal.
Kelompok Taliban terang-terangan mengaku bertanggung jawab atas kematian Menapal. Juru bicara Zabihullah Mujahid mengirim pesan ke media. ”Dia (Menapal) terbunuh dalam serangan khusus yang dilakukan oleh para mujahidin,” kata Mujahid.
Kuasa usaha AS, Ross Wilson, menyatakan sedih sekaligus muak atas pembunuhan Menapal. Ia menyebut Menapal sebagai pejabat yang memberikan informasi akurat kepada semua warga Afghanistan. ”Pembunuhan ini merupakan penghinaan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan berbicara warga Afghanistan,” cuit Wilson di Twitter.
Gedung Putih mengatakan, tindakan Taliban tidak akan memenangkan legitimasi internasional. ”Mereka tidak harus tetap berada di jalur ini. Mereka dapat memilih untuk mencurahkan energi yang sama untuk proses perdamaian seperti yang mereka lakukan untuk kampanye militer mereka,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki di Washington.
Puluhan aktivis sosial, jurnalis, birokrat, hakim, dan tokoh masyarakat yang berjuang untuk mempertahankan pemerintahan Islam liberal telah dibunuh oleh Taliban. ”Dia (Menapal) adalah seorang pemuda yang berdiri seperti gunung di hadapan propaganda musuh. Dia selalu menjadi pendukung utama rezim (Afghanistan),” kata Stanikzai.
Pertempuran dalam konflik berkepanjangan di Afghanistan telah meningkat sejak Mei 2021 seiring dimulainya penarikan bertahap pasukan AS dan NATO. Setelah merebut wilayah perdesaan, Taliban kini meningkatkan serangan ke ibu kota provinsi-provinsi. Situasinya semakin buruk menjelang penarikan penuh pasukan asing terakhir pada 31 Agustus ini.
Gerilyawan Taliban, Jumat kemarin, dilaporkan telah merebut kota Zaranj, ibu kota Provinsi Nimroz. Menurut juru bicara polisi di Nimroz, ini terjadi karena kurangnya bala bantuan dari pemerintah yang didukung Barat.
Seorang juru bicara Taliban mencuit di Twitter bahwa gerilyawan telah ”membebaskan sepenuhnya” Provinsi Nimroz. Taliban menduduki rumah dinas gubernur, markas polisi, dan gedung-gedung resmi pemerintah provinsi. Sumber lokal mengonfirmasi klaim tersebut, termasuk sebuah tempat di dekat perbatasan Iran.
Tidak ada laporan tentang jatuhya korban jiwa di Nimroz. Namun, dalam laporan sebelumnya, Taliban dilaporkan membantai puluhan polisi, tentara nasional, dan sejumlah tokoh sipil yang propemerintah. Peristiwa ini terjadi ketika mereka menerobos ke kota Spin Boldak di perbatasan Afghanistan dan Pakistan, serta kota Kandahar yang menjadi benteng terakhir Taliban pada 2001.
Jenderal Sami Sadat, Komandan 215 Maiwand Afghan Army Corps, yang memimpin serangan balasan di bagian selatan negara itu, mengatakan, serangan angkatan udara negara itu telah menewaskan pejabat tinggi Taliban di wilayah Nimroz berikut 14 anak buahnya. Sejauh ini, media belum dapat segera memverifikasi klaim Sadat di Twitter tersebut.
Sumber-sumber Taliban mengatakan, mereka merayakan jatuhnya Zaranj. Seorang komandan Taliban yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan, Zaranj memiliki posisi strategis karena terletak di perbatasan dengan Iran.
Zaranj adalah ibu kota provinsi pertama yang jatuh ke tangan Taliban sejak Amerika Serikat mencapai kesepakatan dengan kelompok garis keras tersebut pada 29 Februari 2020 di Doha, Qatar. Kesepakatan damai itu adalah AS harus menarik penuh pasukannya dan seluruh tahanan AS di tangan Taliban dibebaskan dengan diikuti dialog damai intra-Afghanistan yang kini macet.
Militer Afghanistan dan AS telah meningkatkan serangan udara dalam perjuangan mereka melawan gerilyawan di sejumlah kota provinsi. Taliban terus bergerilya untuk menang dan menerapkan kembali rezim Islam yang ketat, 20 tahun setelah pemerintah mereka digulingkan oleh AS.
Taliban telah mengintensifkan kampanye mereka untuk mengalahkan pasukan pemerintahan Presiden Ashraf Ghani. Sejauh ini, Taliban telah menguasai puluhan distrik dan sejumlah pos utama perbatasan, serta terus mengepung ibu kota sejumlah provinsi.
Di New York, Utusan Khusus PBB untuk Afghanistan, Deborah Lyons, mempertanyakan komitmen Taliban untuk solusi politik dalam peta jalan damai Afghanistan. Kepada Dewan Keamanan PBB dia mengatakan, perang telah memasuki fase yang lebih mematikan dan lebih merusak, seperti yang terjadi di Suriah atau Sarajevo.
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan, Afghanistan bakal tergelincir kembali ke dalam perang saudara skala penuh dan berlarut-larut. Diplomat senior AS, Jeffrey DeLaurentis, mendesak Taliban untuk menghentikan serangan mereka dan mengejar penyelesaian politik, serta melindungi infrastruktur dan rakyat Afghanistan. (AFP/REUTERS)