Taliban Rebut Distrik Utama di Kandahar, Puluhan Warga Tinggalkan Rumah
Kelompok Taliban telah merebut ratusan distrik dari pasukan Afghanistan yang melarikan diri. Sebagian tentara pemerintah Afghanistan bahkan telah menyeberangi perbatasan ke Tajikistan.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·4 menit baca
KABUL, MINGGU — Puluhan keluarga warga Distrik Panjwai mengungsi setelah Taliban merebut distrik utama di bekas benteng pertahanan mereka di Kandahar, Afghanistan, itu. Panjwai adalah salah satu dari beberapa distrik yang direbut Taliban dari pasukan pemerintah yang telah melarikan diri.
Kelompok Taliban terus memperluas wilayah mereka di Afghanistan utara, yang berbatasan dengan negara-negara Asia Tengah. Pada Sabtu (3/7/2021) malam, Taliban merebut beberapa distrik dari pasukan Afghanistan yang melarikan diri, sebagian bahkan menyeberangi perbatasan ke Tajikistan.
Menurut Komite Negara untuk Keamanan Nasional Tajikistan, lebih dari 300 personel militer Afghanistan telah menyeberang dari Provinsi Badakhshan, Afghanistan, masuk ke wilayah Tajikistan, Sabtu pukul 18.30 waktu setempat. Para tentara Afghanistan lari karena Taliban mendesak mereka ke perbatasan.
”Dipandu oleh prinsip-prinsip humanisme dan bertetangga yang baik”, pihak berwenang di Tajik mengizinkan pasukan tetangga Afghanistan untuk menyeberang ke Tajikistan, kata pernyataan otoritas Tajikistan.
Pejabat di Kabul, Minggu, mengatakan, Taliban telah merebut Panjwai, distrik kunci di bekas benteng mereka di Provinsi Kandahar, setelah pertempuran sengit pada Sabtu malam dengan pasukan Afghanistan. Akibat pertempuran itu, sejumlah keluarga melarikan diri dari Panjwai.
Taliban telah melanjutkan pertempuran mereka untuk merebut wilayah di seluruh daerah perdesaan Afghanistan sejak awal Mei. Pertempuran digencarkan oleh Taliban bersamaan dengan dimulainya penarikan personel militer AS dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dari negara yang dilanda kekerasan sejak 2001 itu.
Jatuhnya Distrik Panjwai terjadi hanya dua hari setelah pasukan AS dan NATO mengosongkan pangkalan udara utama mereka di Bagram, sekitar 70 kilometer dari Kabul. Bagram menjadi pusat kendali operasi militer AS dan sekutu NATO selama dua dekade melawan Taliban dan jaringan Al Qaeda.
Distrik strategis
Selama bertahun-tahun, pasukan Taliban dan Afghanistan sering terlibat pertempuran di dalam dan sekitar Panjwai. Distrik ini jadi rebutan karena letaknya strategis dan dekat dengan kota Kandahar, ibu kota Provinsi Kandahar. Pemimpin Taliban Hibatullah Akhundzada berasal dari Panjwai.
Provinsi Kandahar adalah tempat kelahiran Taliban, yang kemudian memerintah Afghanistan dengan hukum syariah Islam, sampai akhirnya digulingkan akibat invasi pimpinan AS pada 2001. Pemerintahan Taliban digulingkan karena melindungi para pemimpin Al Qaeda, jaringan teroris yang melakukan serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.
Gubernur Distrik Panjwai Hasti Mohammad mengatakan bahwa pasukan Afghanistan dan Taliban bentrok pada Sabtu malam, yang menyebabkan pasukan pemerintah terdesak. ”Taliban telah merebut markas polisi distrik dan gedung kantor gubernur,” kata Mohammad.
Ketua Dewan Provinsi Kandahar Sayed Jan Khakriwal membenarkan perihal jatuhnya Panjwai, tetapi dia menuduh pasukan pemerintah telah ”secara sengaja menarik diri” dari distrik tersebut.
Puluhan keluarga di Panjwai lari dan meninggalkan rumah mereka setelah Taliban merebut Panjwai. ”Taliban menembaki mobil kami saat saya melarikan diri bersama keluarga saya. Sedikitnya lima peluru mengenai mobil saya,” kata Giran, warga Panjwai, saat dia berlindung di kota Kandahar.
”Taliban berada di puncak gunung dan menembaki setiap kendaraan yang bergerak. Taliban tidak menginginkan perdamaian,” katanya.
Assadullah, komandan polisi perbatasan di daerah itu, mengatakan bahwa hanya pasukan polisi yang berperang melawan Taliban. ”Tentara dan komando yang memiliki peralatan militer lebih baik justru tidak melawan sama sekali,” katanya.
Panjwai adalah distrik kelima di Provinsi Kandahar yang jatuh ke tangan Taliban dalam beberapa pekan terakhir. Pertempuran telah berkecamuk di beberapa provinsi di Afghanistan. Taliban mengklaim telah merebut lebih dari 100 dari 421 distrik di seluruh negara itu.
Tanpa perlawanan
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengonfirmasi kejatuhan distrik-distrik itu. Ia mengungkapkan, sebagian besar dikuasai tanpa perlawanan. Taliban sebelumnya telah menunjukkan video yang menunjukkan tentara Afghanistan mengambil uang ongkos transportasi, tetapi bukannya pergi bertempur di lapangan dan malah kembali ke rumah masing-masing.
Para pejabat Afghanistan membantah klaim tersebut. Namun, Kabul mengakui bahwa pasukan pemerintah telah mundur dari beberapa distrik. Sulit untuk memverifikasi situasi itu secara independen.
Keluarnya pasukan asing dari Pangkalan Udara Bagram telah memicu kekhawatiran warga Afghanistan dan komunitas internasional bahwa Taliban akan meningkatkan serangan mereka untuk merebut wilayah baru. Taliban juga kemungkinan akan menerapkan apa yang mereka sebut dengan ”sistem Islam sejati”.
Pangkalan Udara Bagram memiliki arti penting bagi militer dan makna simbolis yang besar. Penempatan pasukan asing di sana sebelumnya bertujuan memberikan dukungan udara yang penting dalam perang melawan kelompok Taliban.
Para ahli mengatakan, salah satu penyebab utama pasukan pemerintah kehilangan lusinan distrik adalah kurangnya dukungan udara AS dalam beberapa pekan terakhir. Otoritas berwenang Afghanistan, yang telah menguasai Pangkalan Udara Bagram, mengatakan bahwa mereka akan menggunakannya untuk memerangi terorisme dan mengaktifkan kembali sistem radarnya. (AP/AFP)