Pembelotan Dramatis Sprinter Belarus ke Polandia Usai Tampil di Olimpiade Tokyo
Dalam perjalanan ke bandara di Tokyo, sprinter Krystsina Tsimanouskaya ditelepon neneknya di Belarus bahwa keselamatan Tsimanouskaya terancam jika pulang ke negaranya. Sang atlet pun batal pulang dan terbang ke Polandia.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
WARSAWA, JUMAT — Sprinter Belarus, Krystsina Tsimanouskaya (24), dipertemukan kembali dengan suaminya, Arseni Zhdanevich, di Warsawa, Polandia, Kamis (5/8/2021). Pasangan itu mencari kehidupan baru di Polandia dalam pembelotan dramatis sang atlet selama Olimpiade Tokyo 2020.
Seperti diberitakan, publik dikejutkan dengan pengakuan Tsimanouskaya yang mengaku dipaksa pulang ke negaranya setelah mengkritik keputusan pelatihnya. Tsimanouskaya, yang biasa bertanding di nomor 100 meter dan 200 meter, dipaksa tampil di nomor estafet 4 x 400 meter yang belum pernah dilakoninya. Perintah itu disampaikan pelatihnya setelah beberapa anggota tim di nomor estafet kedapatan tidak lolos tes doping.
Tsimanouskaya menolak naik pesawat yang akan membawanya pulang ke Belarus pada Minggu (1/8/2021) malam. Ia kemudian meminta perlindungan polisi di Bandara Narita, Jepang. Ia menolak pulang ke negara asalnya karena khawatir atas keselamatan dirinya jika pulang ke Belarus.
Tsimanouskaya mengaku mendapatkan dukungan moral secara langsung dari keluarganya, terutama neneknya. Dalam perjalanan ke bandar udara di Tokyo, ia menerima telepon dari sang nenek meneleponnya yang memberi tahu bahwa tidak aman bagi Tsimanouskaya untuk kembali ke Belarus.
Setelah melalui banyak tahap yang melelahkan, Tsimanouskaya akhirnya meninggalkan Jepang. Ia terbang menuju Warsawa, Polandia, setelah Polandia memberinya visa kemanusiaan. Ia tiba di Warsawa pada Rabu (4/8/2021) malam waktu setempat setelah sempat transit di Vienna, Austria.
”Saat ini saya merasa jauh lebih baik di sini. Saya merasa aman dan banyak orang mendukung saya di sini. Suami saya sudah dalam perjalanan dengan mobil ke Polandia,” kata Tsimanouskaya dalam jumpa pers setibanya di Warsawa.
”Saya akan menunggunya hari ini di malam hari sehingga dia akan berada di sini, mungkin, bersamaku... Saya hanya menunggunya,” ujarnya.
Suami menyusul
Arseni Zhdanevich, suami Tsimanouskaya, tiba di Warsawa pada Kamis malam waktu setempat. Pavel Latushko, politisi oposisi Belarus yang bermukim di Warsawa, mengungkapkan bahwa Zhdanevich sudah bertemu dengan istrinya.
Diperoleh informasi, Zhdanevich tiba-tiba meninggalkan rumahnya di Belarus pada awal pekan ini. Ia kemudian menempuh perjalanan ke Ukraina setelah istrinya berlindung di Kedutaan Besar Polandia di Tokyo pada hari Senin.
Awal pekan ini, Arseni Zhdanevich, suami Tsimanouskaya, tiba-tiba meninggalkan rumahnya di Belarus dan menempuh perjalanan ke Ukraina setelah mendengar kabar bahwa istrinya berlindung di Kedutaan Besar Polandia di Tokyo.
”Saya pikir dia juga terkejut,” kata Tsimanouskaya dalam wawancara dengan Reuters di Tokyo. ”Saya tidak tahu dia akan meninggalkan Belarus. Nenek atau ibu saya memberi tahu saya. Dia menelepon saya ketika dia sudah dalam perjalanan.”
Tsimanouskaya menambahkan, ”Dia mengatakan bahwa dia dan orangtua kami memutuskan bahwa dia harus pergi juga. Dia dengan cepat mengemas beberapa barangnya dan pergi.”
Berencana tinggal di Polandia
Zhdanevich adalah seorang pelatih dan terapis pijat. Di Belarus, Zhdanevich menjalankan bisnis pusat kebugaran bersama istrinya. ”Saya berharap kami dapat tinggal di sini dan saya akan melanjutkan karier olahraga saya dan suami saya akan dapat menemukan pekerjaan di sini,” kata Tsimanouskaya dalam konferensi pers.
Kisah pembelotan dan pelarian Tsimanouskaya berkelindan dengan kondisi politik dan keamanan Belarus. Kisah sang sprinter pun kemudian menjadi isu politik. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken ikut mengomentari hal itu dengan mengatakan bahwa langkah memulangkan sprinter itu di luar keinginannya adalah ”represi transnasional” yang tidak dapat ditoleransi.
Politik Belarus bergejolak setelah Presiden Belarus Alexander Lukashenko menempuh tindakan keras terhadap oposisi sejak pemilihan umum yang disengketakan tahun lalu. Tokoh-tokoh oposisi terkemuka negara itu ditangkap dan dijebloskan penjara. Sebagian dari mereka tinggal di luar negeri. Lukashenko menepis tuduhan oposisi bahwa ada kecurangan dalam pemilu untuk menguntungkan dirinya.
Berkuasa sejak 1994, Lukashenko memantik kemarahan internasional pada Mei lalu saat otoritas yang dipimpinnya mengirim jet tempur untuk membelokkan pesawat komersial, Ryanair, yang terbang dalam rute Yunani-Lituania, untuk mendarat di Belarus. Otoritas Belarus ingin menangkap seorang pembelot asal Belarus yang menjadi penumpang pesawat tersebut.
Ancaman Lukashenko
Sejak akhir tahun lalu, Belarus bersengketa dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC). IOC melarang Lukashenko dan anaknya, Viktor, untuk hadir pada ajang-ajang Olimpiade terkait langkah-langkahnya yang menarget para atlet berdasarkan pandangan politik. Sebelum Olimpiade Tokyo 2020 bergulir, Lukashenko mengancam para atlet dan ofisial negaranya agar memberikan hasil di Olimpiade.
”Camkan betul hal itu sebelum pergi (tampil di Olimpiade),” kata Lukashenko. ”Jika kalian pulang tanpa membawa (medali) apapun, lebih baik kalian tidak pulang sama sekali.”
Polandia, seperti Ukraina dan Lituania, telah menjadi surga bagi warga Belarus sejak tindakan keras ditempuh Lukashenko. Banyak warga dan pendukung oposisi Belarus mengungsi dan tinggal di Polandia.
Pemerintah Polandia dilaporkan telah melonggarkan prosedur visa untuk warga Belarus. Menurut Kantor Imigrasi Polandia, sekitar 34.000 warga Belarus memiliki izin tinggal di Polandia. Jumlah mereka meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Kementerian Luar Negeri Polandia mengatakan, pada Juni tahun ini hampir 10.000 warga Belarus telah mengajukan permohonan visa kemanusiaan atau suaka sepanjang tahun lalu.
Tsimanouskaya mengaku sejak awal dirinya hanya fokus dengan kehidupannya sebagai atlet, tampil di Olimpiade Tokyo, dan sama sekali tidak berpolitik. Ia semata mengkritik kelalaian pelatih timnya dan menolak untuk tampil di kelas lari yang berada di luar kemampuannya. (AFP/REUTERS)