Presiden Ghani Salahkan AS soal Penarikan Pasukan dari Afghanistan
Presiden Ghani mengatakan telah memperingatkan Washington tentang konsekuensi dari penarikan pasukan internasional. Kabul mengaku memiliki rencana keamanan untuk mengendalikan situasi dalam waktu enam bulan.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
KABUL, SENIN — Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, Senin (2/8/2021), mengeluarkan pernyataan yang menyalahkan keputusan dan langkah Amerika Serikat untuk menarik pasukan dari Afghanistan. Penarikan pasukan itu ditargetkan selesai seluruhnya pada akhir Agustus ini. Ghani mengaku memiliki rencana khusus untuk mengendalikan keamanan negerinya sepeninggal AS.
”Situasi saat ini disebabkan keputusan penarikan pasukan internasional yang mendadak,” kata Ghani kepada parlemen Afghanistan dalam sebuah pidato. Ghani telah memperingatkan Washington bahwa penarikan itu akan memiliki konsekuensi. ”Kami mengalami situasi yang tidak terduga dalam tiga bulan terakhir,” katanya. Dikatakannya, Pemerintah Afghanistan memiliki rencana keamanan untuk mengendalikan situasi dalam waktu enam bulan dan AS mendukung rencana tersebut.
Ghani menilai Taliban tidak akan bergerak menuju perdamaian kecuali situasi keamanan yang memburuk dapat diatasi. Pembicaraan damai antara Pemerintah Afghanistan dan negosiator Taliban dimulai tahun lalu di ibu kota Qatar, Doha, tetapi belum membuat kemajuan substantif meski sudah berlangsung dalam beberapa putaran. Kedua belah pihak berkomitmen untuk mempercepat pembicaraan dalam putaran negosiasi terbarunya.
Ghani mengatakan, para militan tidak memutuskan hubungan dengan kelompok teroris. Kelompok itu pun, kata Ghani, telah meningkatkan serangan terhadap perempuan dan aktivis masyarakat sipil di Afghanistan. Sudah saatnya Taliban dan Pemerintah Afghanistan saling menerima serta bergerak menuju solusi damai, tambahnya.
Taliban menolak tuduhan Ghani dan balik menuduh pemerintahan Ghani telah berbohong. ”Deklarasi perang, tuduhan, dan kebohongan tidak dapat memperpanjang hidup pemerintahan Ghani. Waktunya telah habis,” kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, melalui media sosial Twitter.
Taliban menolak tuduhan Ghani itu dan balik menuduh pemerintahan Ghani telah berbohong.
Serangan
Dilaporkan, kelompok Taliban menyerang setidaknya tiga ibu kota provinsi dalam semalam. Kota-kota itu adalah Lashkar Gah, Kandahar, dan Herat. Serangan terjadi setelah pertempuran sengit pada akhir pekan di antara kedua pihak yang membuat ribuan warga sipil melarikan diri. Awal pekan ini pasukan Afghanistan terus berupaya menghentikan perebutan kota-kota itu.
Pertempuran berkecamuk hanya beberapa jam setelah pemerintah mengumumkan pengerahan ratusan personel pasukan komando ke daerah-daerah itu. Bentrokan telah meningkat sejak awal Mei dengan pemberontak memanfaatkan tahap akhir penarikan pasukan asing pimpinan AS setelah hampir 20 tahun. ”Pasukan Afghanistan di darat dan di udara memukul mundur serangan itu,” kata militer Afghanistan tentang serangan di Lashkar Gah.
Jatuhnya Lashkar Gah ke tangan Taliban akan menjadi pukulan strategis dan psikologis besar-besaran bagi Pemerintah Afghanistan. Sebab, Kabul telah berjanji untuk mempertahankan ibu kota provinsi-provinsi dengan segala cara. Janji itu diucapkan setelah pemerintah telah kehilangan sebagian besar perdesaan ke tangan Taliban selama musim panas lalu.
Kondisi yang tidak stabil juga dilaporkan terjadi di Helmand. Salah satu ibu kota provinsi itu selama bertahun-tahun menjadi pusat dari kampanye militer AS dan Inggris di Afghanistan. Ladang opium yang luas di provinsi tersebut menyediakan sebagian besar opium untuk perdagangan heroin internasional. Kondisi tersebut menjadikannya sebagai sumber pajak dan uang tunai yang menguntungkan bagi Taliban.
Pertempuran juga meningkat di beberapa distrik di Provinsi Kandahar, bekas benteng pemberontak dan di pinggiran ibu kotanya. Bandara Kandahar diserang pada Minggu (1/8/2021) malam. Taliban menembakkan roket yang merusak landasan pacu dan mengakibatkan penangguhan penerbangan dari dan ke bandara itu selama beberapa jam. Padahal, bandara Kandahar merupakan fasilitas yang sangat penting untuk mempertahankan logistik dan dukungan udara yang diperlukan agar Taliban tidak menguasai kota itu. Bandara Kandahar juga memberikan dukungan udara di wilayah Afghanistan selatan, termasuk Lashkar Gah di dekatnya.
Presiden Ghani mengatakan, pihak berwenang telah menyusun rencana untuk menggagalkan langkah-langkah agresif Taliban. Namun, ia mengakui kelompok Taliban bukan lagi ”gerakan yang tersebar dan tidak berpengalaman”. Serangan apalagi kejatuhan kota besar mana pun oleh Taliban akan membawa serangan mereka ke tingkat yang lebih tinggi dan memicu kekhawatiran tentang kemampuan militer Afghanistan. (AFP/REUTERS)