Guna Konservasi, Italia Larang Kapal Pesiar Masuk Kanal Venesia
Per 1 Agustus, Pemerintah Italia melarang kapal pesiar raksasa melintasi kanal utama Venesia, Kanal Giudecca. Tujuannya adalah konservasi situs guna keberlanjutan fungsinya untuk peradaban manusia.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
ROMA, SENIN — Pemerintah Italia melarang kapal pesiar sepanjang lebih dari 161,5 meter dan berbobot lebih dari 25.000 ton memasuki Kanal Giudecca, arteri laut utama kota wisata Venesia. Larangan juga berlaku di perairan dekat St Marks’s Square, jantung bersejarah kota wisata tersebut. Kebijakan ini efektif berlaku mulai Minggu (1/8/2021).
Pemerintah Italia mengeluarkan kebijakan tersebut pada Selasa (13/7/2021). Pertimbangannya, lalu lintas dan operasional kapal-pakal pesiar berukuran besar berisiko merusak bangunan tua dan bersejarah di Venesia. Pampasan air, gelombang, serta tingkat polusi yang ditimbulkan kapal-kapal besar rawan merusak bangunan tua dan bersejarah sekaligus kawasan secara keseluruhan.
Untuk sementara, kapal-kapal pesiar besar diizinkan untuk berhenti atau bersandar di Marghera, kota industri tidak jauh dari Venesia. Selanjutnya pemerintah akan memutuskan dan mengembangkan tempat berlabuh permanen untuk kapal-kapal pesiar besar.
Kebijakan yang dalam jangka pendek kurang menguntungkan industri pariwisata Venesia itu diputuskan setelah UNESCO per Juni 2021 memasukkan Venesia ke dalam Daftar Warisan Dunia dalam Bahaya. Klasifikasi ini merupakan peringatan sebelum situs benar-benar dicoret dari Daftar Warisan Dunia.
Konservasi vital untuk keberlanjutan situs, termasuk kepentingan pariwisata sendiri di dalamnya, selain aspek pendidikan dan kebudayaan yang bisa digali dari situs oleh generasi mendatang.
UNESCO menilai bahwa kegiatan kapal-kapal pesiar besar mengancam kelestarian bangunan-bangunan tua dan bersejarah di kota air tersebut. Tak jarang kapal yang masuk ke kanal utama memiliki bobot mati di atas 40.000 ton. Kapal membawa ribuan penumpang melewati Kanal Giudecca menikmati keindahan bangunan-bangunan tua dari atas kapal.
Namun, pada saat yang sama, pampasan gelombang yang muncul pada kanal yang memiliki lebar 150-200 meter itu membuat kondisi bangunan yang sudah berusia berabad-abad menjadi semakin rentan. Tahun 2019, di tengah kampanye banyak pihak dan terutama didukung oleh masyarakat pemerhati kelestarian bangunan bersejarah di kota tersebut, pariwisata Venesia mencapai puncaknya dengan jumlah kunjungan hingga 25 juta orang.
Setelah munculnya keputusan larangan kapal besar itu, Menteri Kebudayaan Italia Dario Franceschini menyatakan, tugas semua orang bekerja melindungi laguna dan mengidentifikasi upaya pembangunan yang berkelanjutan pada situs sejarah yang unik itu.
Pelarangan itu sendiri diapresiasi asosiasi industri pelayaran dan perdagangan. ”Sebagai industri, kami sangat positif. Kami menyambut baik keputusan pemerintah,” kata Francesco Galietti, Direktur Italia untuk Asosiasi Internasional Cruise Lines. Dia menambahkan, asosiasi mengapresiasi kebijakan pemerintah menetapkan untuk sementara Marghera sebagai pelabuhan alternatif untuk kapal pesiar besar.
Dia mengatakan, kerusakan yang muncul akibat pemberitaan persoalan ini dinilainya lebih besar dibanding memberikan pengalaman tidak terlupakan pada para wisatawan yang menikmati sensasi berlayar di tengah kanal, di antara bangunan-bangunan tua Venesia. Pada saat yang sama, Galetti juga mengatakan, industri pariwisata yang tengah berjuang untuk bangkit kembali akibat pandemi untuk sementara tidak memasukkan Venesia dalam rencana perjalanan mereka.
Keputusan pelarangan yang dikeluarkan Pemerintah Italia dipastikan akan berdampak pada berbagai industri yang menikmati kunjungan wisatawan dunia. Untuk mengurangi dampaknya, Pemerintah Italia mengalokasikan dana kompensasi kepada para pengusaha dan pekerja yang usahanya terdampak larangan itu.
Dana Lingkungan Italia atau FAI termasuk di antara kelompok-kelompok yang telah lama melobi pelarangan tersebut. ”Kami senang untuk Venesia, tetapi kami sama sekali tidak (senang) untuk laguna dalam konteks keseluruhannya,” kata Presiden FAI Andrea Carandini, seorang arkeolog dan akademisi Italia terkemuka, kepada surat kabar Italia, Corriere della Sera.
Dia mengatakan bahwa untuk menangani kapal pesiar besar seperti itu perlu menggali kanal. Itu berarti lebih banyak air akan masuk ke laguna sehingga perubahan sistem kompleks yang jelas merupakan keseluruhan untuk Marghera dan Venesia. (AP)