Inggris Menjelang ”Hari Kebebasan”, Akhir Pembatasan Sosial
Rencana penghapusan pembatasan sosial di Inggris Raya dibayangi kenaikan kasus tertinggi. Sebagian warga dan para pakar kesehatan khawatir rencana itu akan membahayakan sistem kesehatan negara tersebut.
Oleh
Fransisca Romana Ninik W
·3 menit baca
LONDON, MINGGU — Inggris Raya akan mengakhiri pembatasan sosial dalam koridor protokol kesehatan pandemi Covid-19 pada Senin, 19 Juli 2021. Namun, rencana ini dibayangi kegelisahan pada pakar kesehatan, kenaikan kasus harian, dan hasil tes positif Covid-19 atas Menteri Kesehatan Sajid Javid.
Javid pada Sabtu (17/7/2021) mengumumkan hasil tes positif dan sedang menjalani isolasi mandiri selama 10 hari sesuai aturan di Inggris. ”Pagi ini saya dites dan positif Covid-19, maka saya akan meneruskan isolasi mandiri dan bekerja dari rumah,” kata Javid dalam cuitan di Twitter.
Javid menekankan, dia telah menerima dua dosis vaksin dan gejala yang dialaminya ”sangat ringan”. ”Jika setiap orang memainkan peran masing-masing, Anda tidak hanya melindungi diri sendiri dan orang yang dicintai, tetapi juga melindungi NHS (Layanan Kesehatan Nasional) dan membantu melestarikan cara hidup kita,” ujar Javid, yang baru tiga pekan menjabat sebagai menteri kesehatan.
Perdana Menteri Boris Johnson mendukung rencana Javid untuk mengakhiri semua pelarangan terkait Covid-19, Senin, meskipun kasus baru naik akibat varian Delta. Aturan jarak sosial, menurut BBC, berakhir, tetapi warga masih dianjurkan memakai masker di tempat tertutup, seperti toko atau transportasi publik.
Untuk pertama kalinya sejak Januari, kasus harian Covid-19 di Inggris melebihi 50.000 kasus. Javid pun telah memperingatkan angka itu bisa berlipat ganda di pekan-pekan mendatang. Namun, pemerintah menekankan, dengan dua pertiga warga dewasa kini telah divaksinasi penuh, risiko bisa dikelola.
Menurut Johnson dan Javid, program vaksinasi bisa memutuskan kaitan antara kasus Covid-19 dan kematian. Meski demikian, Johnson mengatakan, Inggris Raya harus bisa berdamai dengan kemungkinan kematian lebih banyak akibat penyakit ini. Angka kematian akibat Covid-19 di Inggris Raya merupakan tertinggi ketujuh di dunia.
Sejumlah ilmuwan dan pakar kesehatan memperingatkan bahwa rencana pemerintah membuka kembali Inggris Raya dan melonggarkan semua protokol kesehatan sangat berbahaya. Terlebih masih banyak orang yang belum divaksinasi. Vaksin juga belum 100 persen efektif melawan Covid-19.
Analisis Real-world yang dipublikasikan Public Health England menemukan, dua dosis vaksin AstraZeneca 60 persen efektif melawan penyakit bergejala dari varian Delta. Vaksin ini juga 92 persen efektif agar orang tidak perlu dirawat di rumah sakit.
Jeremy Hunt, ketua komite terpilih kesehatan, memperingatkan bahaya Inggris akan kembali ke situasi lockdown pada musim gugur nanti jika angka perawatan di rumah sakit terus meningkat. ”Situasi yang dihadapi NHS sangat serius. Lampu peringatan di papan NHS bukan menyala kuning, melainkan merah,” katanya kepada program BBC Radio 4 Today.
Pakar lain memperingatkan kasus infeksi bisa mencapai 100.000 per hari dalam beberapa pekan. Munira Wilson, juru bicara masalah kesehatan untuk partai oposisi Liberal Demokrat, mengatakan, hasil tes positif Javid menunjukkan tidak ada orang yang aman dari virus mematikan ini. Dia mendesak pemerintah untuk memikirkan ulang rencana pelonggaran pembatasan sosial pada Senin. ”Dengan menghapus semua larangan di tengah kenaikan kasus, mereka coba-coba dengan hidup orang,” katanya. (AFP/REUTERS)